Polisi Bongkar Praktik Prostitusi Online Pelajar, Pelanggannya Pejabat dan Politikus di Tasikmalaya
Berawal dari laporan manajemen hotel, polisi berhasil membongkar praktik prostitusi online pelajar di Kota Tasikmalaya, Rabu (30/10/2019)
TRIBUNSUMSEL.COM, TASIKMALAYA-Berawal dari laporan manajemen hotel, polisi berhasil membongkar praktik prostitusi online pelajar di Kota Tasikmalaya, Rabu (30/10/2019).
Manajemen hotel mencurigai dengan gerak-gerik sejumlah perempuan yang kerap memasukkan lelaki secara bergantian ke kamar.
Satuan Sabhara Polres Tasikmalaya Kota, berhasil membongkar bisnis praktik prostitusi melalui media sosial ini.
Lima perempuan muda diamankan bersama tiga orang lelaki yang beperan sebagai mucikarinya.
Mereka diamankan saat hendak bertransaksi dengan pelanggannya di salah satu hotel.
• Merasa Diperlakukan Tidak Menyenangkan, Ini Kalimat Lucinta Luna Yang Buat Pesbukers Ditegur KPI
Kelima perempuan tersebut dijajakan oleh mucikari via chat di media sosial kepada konsumennya.
Lima perempuan itu berinisial Wi (22 tahun), warga Karangnunggal, Ay (17 tahun), warga Cihideung, Fi (18 tahun), warga Garut, Fe (16 tahun), warga Cihideung dan Ri (17 tahun), warga Indihiang.
Sementara itu, mucikarinya yang ikut diciduk polisi di antaranya Az (29), warga Pangandaran dan Ar (20), warga Kawalu. Sedangkan Ga (22), warga Cibeureum ikut terciduk karena menjadi rekan Az.
Pelanggan bisnis prostitusi online berusia pelajar di Kota Tasikmalaya diketahui kebanyakan para pejabat dan politikus lokal daerah setempat.
Hal itu diketahui sesuai pengakuan salah satu pekerja seks komersial (PSK) online yang diamankan Satuan Sabhara Polres Tasikmalaya Kota berinisial Wi (22).
• Pemkab Muratara Bakal Terapkan Penerimaan CPNS 2019 Berdasarkan KTP, Tunggu Kebijakan Bupati
Wi yang berusia paling tua, yakni berumur 22 tahun, mengajak empat rekannya, yakni Ay (17), warga Cihideung dan; Fi (18), warga Garut; Fe (16), warga Cihideung dan; Ri (17), warga Indihiang, untuk terlibat dalam bisnis prostitusi.
Rata-rata mereka masih berusia pelajar.
"Dalam sehari paling melayani dua pria, itu pun kalau weekend. Karena kalau hari biasa paling hanya satu pelanggan. Pelanggan para pejabat dan politikus serta pengusaha di Tasikmalaya," ungkap Wi, Kamis (31/10/2019).
Wi mengaku praktik bersama rekan-rekannya baru berjalan selama dua bulan terakhir.
Namun, dirinya mengaku meski baru dua bulan, pelanggannya sudah banyak dan kerap bertransaksi hampir setiap hari.
• Bocah Palembang Ditemukan di Mesuji Lampung, Sering Main Jauh, Pernah ke Pasar 16 Sendirian
