Berita OKI
Harga Karet Anjlok, Petani Beralih Profesi Jadi Pemburu Harta Karun di eks Lahan Karhutla Cengal OKI
Harga Karet Anjlok, Petani Beralih Profesi Jadi Pencari Harta Karun di eks Lahan Karhutla Cengal OKI
Penulis: Winando Davinchi |
TRIBUNSUMSEL, KAYUAGUNG - Petani karet dan padi, kini beralih profesi menjadi pemburu harta karun di lahan bekas kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Hal itu setelah banyak warga yang 'kaya mendadak' seusai menemukan benda peninggalan sejarah Kerajaan Sriwijaya.
Benda purbakala tersebut, sudah banyak ditemui masyarakat mulai dari cincin emas serta barang bersejarah lainnya.
Beralih profesi juga dipengaruhi dengan anjloknya harga karet saat ini, dan masih dalam musim kemarau membuat warga banyak yang beralih profesi mencari harta karun.
Marsan warga Desa Ulak Gerondong, Kecamatan Cengal, Kabupaten OKI menjelaskan, masyarakat setiap harinya menggantungkan penghasilan dari mencari harta karun peninggalan kerajaan Sriwijaya.
"Setiap harinya puluhan masyarakat bergerombol mencari harta karun di sepanjang area sungai, biasanya warga selalu mendapat barang dengan jenis berbeda," jelasnya, Senin (7/10/02910).
• Tanggapan RSMH Palembang Diduga Hotman Paris Mal Praktik, Ternyata Sudah 2 Kali Diperiksa Polda
"Sesuai besar atau kecilnya benda, kadang mendapatkan berupa serbuk-serbuk, kadang dapet berupa guci, dan juga emas dengan berbagai bentuk dan jenis," ujarnya.

Harga Karet Anjlok, Petani Beralih Profesi Jadi Pemburu Harta Karun di eks Lahan Karhutla Cengal OKI
Lebih lanjut Marsan menyebutkan posisi tempat para warga mencari harta karun yakni terdapat di 2 lokasi, yang pertama di lokasi dusun 4 talang petai, persisnya di kanal 12.
"Dilihat dari lokasi memang ada bekas-bekas perumahan di jaman dahulu, dengan bukti berupa tiang-tiang rumah (garis nibung), kami mencari di sekitar pinggiran bekas rumah tersebut,"
"Sepanjang alur sungai penuh dengan tiang-tiang bekas rumah lama itu, kami mencari di bekas-bekas rumah lama. Warga menemukan benda berupa guci, dayung, " ungkapnya.
Dan satu lagi lokasi pencarian yaitu di daerah sungai serdang yang berupa lahan gambut, bekas warga menanam padi tetapi saat musim kemarau beralih menjadi tempat mencari harta karun.
"2017 kemarin sempat di tanam padi lokasinya, awal mula penemuan tidak sengaja saat ingin menanam padi tidak sengaja warga menemukan emas berupa cincin, setelah itu digali lebih dalam dan menemukan banyak benda-benda lainnya,"
"Memasuki musim penghujan lokasi sawah di tanami padi, namun setelah masuk musim kemarau warga memanfaatkan lahan tersebut untuk mencari harta karun," jelasnya.
Ditambahkan Marsan, bahkan dalam satu tempat bisa sampai 50 orang lebih masyarakat yang berbarengan mencari di lokasi.
"Karena jika ada warga yang menemukan benda berharga yang besar barulah banyak yang menyerbu lokasi itu, tetepi setelah 3-4 hari pendapatan tidak sesuai mulai lah sepi," bebernya.
Setelah menemukan benda berupa emas, warga yang menemukan biasanya langsung menjualnya ke toko-toko emas, dan jika menemukan guci akan di kumpulkan terlebih dahulu.
"Sampai sekarang di dusun 4, ditemukan beberapa guci mulai dari yang kecil hingga berukuran besar. Dan yang masih terkumpul di rumah warga ada sekitar 25 guci dengan keadaan utuh,"
"Sedangkan untuk emas warga memilih langsung menjual ketoko emas yang berada di pasar yang tidak jauh dari desa,"
"Penemuan yang paling bagus dan unik yaitu batu ukir dengan tulisan huruf cina dengan ukuran panjang sekitar 20 cm, dan lebar sekitar 5 cm, batu tersebut sempat di tawar pembeli dengan harga 3,5 juta," katanya lebih lanjut.
Masih kata Marsan, dengan gemparnya penemuan harta karun ini, membuat banyak warga desa dan kecamatan tetangga yang ikut datang untuk mencoba peruntungan.
"Belakangan banyak warga dari Desa Cengal bahkan ada yang dari Kecamatan Tulung Selapan yang datang untuk mencari harta karun di desa kami," tutupnya.

Harga Karet Anjlok, Petani Beralih Profesi Jadi Pemburu Harta Karun di eks Lahan Karhutla Cengal OKI
Ultimatum Pemerintah
Adanya penemuan benda purbakala di wilayah Ogan Komering Ilir membuat rasa penasaran warga yang lain hingga mendorong untuk berburu benda purbakala tersebut.
Terkait banyak warga yang berbondong-bondong mencari benda purbakala tersebut, Bupati OKI ikut bicara perihal warganya yang menemukan beda peninggalan itu.
Bupati Iskandar mengimbau warganya untuk tidak melakukan penggalian massal serta melaporkan setiap penemuan benda di duga cagar budaya terkhususnya di area Kecamatan Cengal, Kabupaten OKI.
"Jika menelisik dan berdasarkan undang-undang, setiap orang wajib melaporkan jika menemukan benda-benda yang bisa dikategorikan sebagai benda cagar budaya. Karena itu, kami meminta supaya dilaporkan kalau ada penemuan," ujarnya (6/10/2019).
Masyarakat bisa melaporkan temuan benda diduga cagar budaya itu kepada pemerintahan desa untuk diteruskan kepada pemerintah daerah atau melaporkannya ke kepolisian.
"Perlindungan benda cagar budaya diatur dalam pasal 23 ayat (1) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya," ungkapnya.
Pasal tersebut menghimbau kepada warga negara yang menemukan benda yang diduga cagar budaya, bangunan yang diduga bangunan cagar budaya
struktur yang diduga struktur cagar budaya, dan/atau lokasi yang diduga situs cagar budaya wajib melaporkannya kepada instansi yang berwenang di bidang kebudayaan,
Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan/atau instansi terkait paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak ditemukannya.
"Maka dari itu pelaporan mengenai penemuan benda kuno yang diduga sebagai benda cagar budaya sangat penting agar benda tersebut bisa diselamatkan dari kerusakan, serta bisa dilestarikan" pungkasnya.
Pencarian benda diduga peninggalan sejarah di Kecamatan Cengal dan sekitarnya akibat kurangnya pemahaman warga terhadap pentingnya menyelamatkan serta melestarikan benda-benda cagar budaya.
Untuk itu, upaya edukasi terus dilakukan Pemkab OKI.
"Kejadian ini sudah ada sejak 2015, kita sudah mengedukasi warga warga untuk melaporkan setiap penemuan benda-benda yang diduga peninggalan sejarah," tandasnya.
Selain edukasi, upaya pendataan juga telah dilakulan Pemkab OKI bersama Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB).
"Kita terus lakukan koordinasi dengan BPCB yang di Jambi maupun Balai Arkeologi Palembang. Sejak sekitar tahun 2017 lalu, Dinas Kebudayaan bersama peneliti BPCB turun ke lokasi," jelasnya.
Selanjutnya, penemuan benda-benda diduga cagar budaya di Kecamatan Cengal, Kabupaten OKI dikhawatirkan akan memicu kerawanan sosial.
Untuk itu, Kapolda Sumsel, melakukan pantauan langsung ke lokasi dan memberikan atensinya kepada Sekda OKI Husin.
"Nah, kerawanan itu yang kita antisipasi dan ini Sudah menjadi atensi langsung pak Polda" ungkap Sekda OKI usai menyambut kunjungan Kapolda di Mapolres OKI, pada Minggu (6/10).
Husin menambahkan jika Kapolda memerintahkan Kapolres dan jajaran untuk terus memantau lokasi penemuan.
"Kapolda memerintahkan Kapolres OKI berserta jajaran untuk memantau lokasi penemuan.
Begitu juga dengan Bupati, meminta kepada camat dan kepala desa untuk menjaga keamanan kawasan serta mengantisipasi orang luar yang berdatangan untuk berburu harta karun," tutupnya
warga Desa Ulak Gerondong, Kecamatan Cengal, Kabupaten Ogan Komering Ilir yang menyatakan jika masyarakat setiap harinya menggantungkan penghasilan dari mencari harta karun peninggalan, di
lokasi dusun 4 talang petai. Posisi tepatnya di kanal 12, Senin (7/10/2019).