Sepanjang Pemakaman Zaza Selalu Memanggil Mamanya, Kesedihan Anak Ibu Guru Ely
Ely Heriana (50 tahun) guru SMPN 2 Lubuklinggau diduga korban jambret di Jl Lapter Kelurahan Air Kuti, Kecamatan Lubuklinggau Timur 1 dimakamkan.
Penulis: Eko Hepronis | Editor: Prawira Maulana
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Eko Hepronis
TRIBUNSUMSEL. COM, LUBUKLINGGAU - Ely Heriana (50 tahun) guru SMPN 2 Lubuklinggau diduga korban jambret di Jl Lapter Kelurahan Air Kuti, Kecamatan Lubuklinggau Timur 1 dimakamkan.
Ely dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Lestari, Kecamatan Lubuklinggau Timur I, Jumat (4/10/2019) sekira pukul 13.30 WIB.
Ketika jenazah dimasukkan dan suara adzan terdengar membuat para keluarga, kaum kerabat dan pelayat yang datang ke tempat pemakaman umum itu menitikkan air mata.
Suasana diliputi keharuan, Ely meninggalkan empat orang anak yakni Varis Alfareza, Fhyranita Kirana, Salsa Salsabila dan yang bungsu Zaza.
• Polisi Telah Kantongi Saksi Kunci, Kasus Kematian Guru SMPN 2 Lubuklinggau
Sepanjang pemakaman dilakukan Zaza tak henti-hentinya menangis sembari memanggil mamanya, para kerabat dan keluarga langsung menenangkannya.
Bahkan, sampai usai pemakaman bocah kelas IV Sekolah Dasar (SD) itu terus meratapi kepergian ibunya. Meskipun kakak dan kerabatnya memintanya untuk selalu ikhlas.
Sayuti kerabat korban mengaku tidak percaya jika saudaranya itu pergi begitu cepat. Sampai sejauh ini pihak keluarga belum tahu pasti korban meninggal karena apa.
Namun, mereka mendapat informasi korban terjatuh, informasinya yang mereka terima karena tasnya ditarik oleh orang yang mengendarai motor vixion merah.
"Biasanya setiap hari langsung pulang kerumah, namun dia (Ely) acara dulu baru kemudian pulang, sampai lokasi tas selempangnya ditarik oleh pengendara motor vixion merah," ungkapnya.
Lanjutnya, ketika ditarik langsung terjatuh, kepala bagian belakangnya pecah, warga sekitar dan pengendara langsung membawanya Rumah Sakit Siti Aisyah Lubuklinggau.
• Polisi Telah Kantongi Saksi Kunci, Kasus Kematian Guru SMPN 2 Lubuklinggau
"Kepalanya pecah mukanya juga banyak luka, saat kejadian darah banyak keluar, sampai rumah sakit tidak tertolong lagi," katanya.
Kemudian ketika disinggung masalah harapan kedepan, Sayuti menyerahkan semuanya kepada pihak kepolisian.
"Untuk masalah itu biar kepolisian yang menyelesaikan," paparnya.
• Polisi Telah Kantongi Saksi Kunci, Kasus Kematian Guru SMPN 2 Lubuklinggau