Suka Duka Menjadi Petugas PMI, Datang Jauh-jauh Ternyata Info Palsu
Meski kecele dengan panggilan palsu, namun pria bersahaja ini tidak surut semangatnya memberikan pertolongan saat diminta.
Penulis: Hartati | Editor: Eko Adia Saputra
Suka Duka Menjadi Petugas PMI, Datang Jauh-jauh Ternyata Info Palsu
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Puluhan tahun menjadi petugas Palang Merah Indonesia (PMI) membuat Yoedhi S Fakar banyak merasakan suka duka menjalani pekerjaan menolong orang tersebut.
Salah satunya harus rela mengorbankan waktu istirahat atau berkumpul bersama keluarga.
Sebab jika ada panggilan darurat mau tidak mau harus diutamakan dan dilaksanakan.
Yoedhi bahkan kerap menerima panggilan agar menolong korban kebakaran yang lokasinya jauh dari rumahnya.
Tapi setelah didatangi justru tidak ada korbannya alias informasi palsu.
Di satu sisi, dia senang semua orang selamat tidak ada yang luka apalagi meninggal dunia, tapi di sisi lain dia berharap agar jangan ada telpon iseng atau penyebaran informasi hoax sebab merugikan.
"Belum lama saya diminta menangani korban luka karena kebakaran tapi setelah menempuh macet dan jauh, saat tiba ditanya mana korbannya sudah pulang katanya," ujarnya, Rabu (25/9/2019).
Meski kecele dengan panggilan palsu, namun pria bersahaja ini tidak surut semangatnya memberikan pertolongan saat diminta.
Meski tengah tidur malam hari pun dia tetap selalu mengaktifkan telponnya sehingga jika dimintai bantuan bisa segera menuju lokasi.
"Handphone itu selalu aktif 24 jam, paling off saat diisi batre saja," tambahnya.
Dipercaya menjadi koordinator lapangan PMI Palembang membuat pria ini tidak sungkan meninggalkan keluarga saat berkumpul jika
ada panggilan permintaan tolong. Dia bersyukur keluarganya pengertian. Tidak marah karena harus mengorbankan waktu bersama
keluarga. "Anak dan istri tidak marah kalau saya lebih sibuk dengan pekerjaan, mereka justru mendukung karena menolong itu tidak harus dengan materi tapi juga tenaga," katanya.