Kronologi Pembunuhan di Prabumulih: Sukir Minta Ampun Jangan Dibunuh Namun Dipukul Sampai Mati
Jajaran Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Prabumulih, berhasil meringkus lima dari enam pembunuhan terhadap Sukirman
Penulis: Edison | Editor: Prawira Maulana
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Edison Bastari
TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Jajaran Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Prabumulih, berhasil meringkus lima dari enam pembunuhan terhadap Sukirman alias Sukir yang ditemukan tewas di semak-semak kawasan Kelurahan Payuputat Kecamatan Prabumulih Barat Kota Prabumulih beberapa waktu lalu.
Lima pelaku antara lain Romsadi bin Cik Maden, Panja bin Liamat (39), Ongki Gustiam Randa bin Adnan (29), Topan bin Sapri (32) dan Mayen bin Rahmat (22), para pelaku merupakan warga Kelurahan Gunung Kemala dan Kelurahan Payuputat Kecamatan Prabumulih Barat.
Sementara satu pelaku yang diperkirakan menghabisi nyawa korban Sukirman yang berinisial PO masih menjadi buronan petugas kepolisian Polres Prabumulih.
Dari tangan lima pelaku berhasil diamankan barang bukti berupa 1 unit sepeda motor Viar hitam merah dengan plat nomor BG 4226 CQ milik korban, 1 unit Vario play BG 5120 CM milik pelaku Panja, 1 stel pakaian korban, 1 buah karung plastik dan balok kayu untuk membunuh korban.
Kapolres Prabumulih AKBP Tito Hutauruk SH SIk MH didampingi Kasat Reskrim AKP Abdul Rahman SH saat gelar konferensi pers di Mapolres Prabumulih mengatakan, terungkapnya kasus itu setelah pihaknya meringkus tersangka Panja di kediaman pelaku.
"Begitu adanya penemuan mayat kita langsung bergerak cepat melakukan penyelidikan dan meringkus tersangka Panja, lalu empat pelaku lain Romsadi, Topan, Ongki dan Mayen menyerahkan diri diantar pihak keluarga," ungkap Kapolres dalam rilis, pada Rabu (12/6/2019).
• Cara Menghapus Riwayat/History Pencarian di Instagram Agar Tak Diketahui Pacar
• Dinikahi eks Suami Diana Pungky, Gwen Priscilla Eks Mahadewi Dapat Ucapan Selamat dari Mulan Jameela
• Cerita Pria yang Tinggal di Gua Ini, Bikin Bule Cantik Klepek-klepek Meski tak Ada Duit dan Harta
• Sampah Masih Banyak Tak Terangkut, Begini Solusi dari Wawako Palembang
Tito menjelaskan, motif pembunuhan disebabkan karena pelaku Topan kehilangan motor jenis Yamaha NMax yang diduga telah dicuri oleh korban dan untuk membuktikan itu Topan memerintahkan Rosmadi dan Panja menjemput korban.
"Lalu ketiganya menuju Jalan Tani Kelurahan Payuputat (persimpangan Jalan Garen-red), Rosmiadi bawa motor sendiri dan Panja berboncengan dengan korban membawa motor korban. Kemudian di persimpangan itu bertemu Topan dan Mayen," ujarnya.
Setelah tiba di persimpangan itu, Topan langsung menghampiri Sukir dan menanyakan perihal sepeda motor miliknya dengan mengulurkan parang ke leher korban.
Sukir yang merasa tidak mencuri lalu membantah, Topan yang kesal lalu menebas bagian leher korban dan mengalami luka.
"Setelah leher luka dan berontak, lalu Rosmiadi memegang tangan korban dan menyeretnya ke semak-semak. Tiba di semak karena belum mati lalu tersangka buron inisial PO memukul menggunakan kayu beberapa kali hingga tewas," beber Tito.
Kapolres menuturkan, setelah korban tewas lalu pelaku lain mengambil karung dan kemudian tubuh korban dimasukkan untuk dibuang dengan dibawa menggunakan motor Rosmiadi.
"Dalam perjalanan mayat tiga kali jatuh dari motor dan karena takut ketahuan lalu dibuang ke semak-semak tempat kejadian perkara ditemukan pada Minggu lalu," tuturnya.
Atas perbuatan para pelaku, kata Kapolres akan dijerat dengan pasal berlapis 340 subsider 338 pembunuhuan subsider 170 ayat 2 jo 556 dengan ancaman hukuman mati karena melakukan pembunuhan berencana.
"Kenapa berencana karena mereka membawa karung, senjata dan janjian ketemu di lokasi untuk mengeksekusi korban. Selain itu telah direncanakan untuk dibuang ke sungai, namun tidak jadi karena jenazah beberapa kali jatuh dari motor," beber Kapolres seraya meminta pelaku inisial PO menyerah sebelum ditindak tegas.
Rosmiadi dan Topan serta pelaku lainnya mengaku tidak merencanakan serta menyesali perbuatan menghilangkan nyawa korban yang merupakan teman mereka sendiri.
"Kami tu disuruh Topan jemput korban untuk nanyo masalah motor ilang tapi Topan beset lehernyo, dio luka terus aku bawak ke semak. Dio lah mintak ampun, dak taunyo PO mukuli dio dan diseretnyo ke semak, masih belum mati waktu itu jadi dipukuli PO sampai mati," ungkap Rosmiadi ketika dibincangi di sela-sela rilis.
Rosmiadi mengaku rencana pihaknya jenazah akan dibuang ke sungai Lematang, namun ketika dibawa pakai motor di jalan yang licin membuat jenazah beberapa kali terjatuh.
"Badannya ditekuk terus dimasukkan ke karung, dibawak pakai motor Vario untuk rencana dibuang ke sungai Lematang. Tapi dalam perjalanan kareno licin, jenazah nyampak terus jadi dibuang di semak," katanya usai membunuh mereka berpencar dan tahu jenazah ditemukan dari media sosial.
Sedangkan Topan mengaku, ia menebas leher korban karena kesal motor miliknya hilang dan ada yang melihat jika motor diambil oleh korban. "Aku kilaf samo kesal tibo-tibo beset lehernyo, sudah itu sudah dak tau lagi," ungkapnya seraya menundukkan kepala enggan berkomentar banyak.
Pantauan Tribunsumsel.com, Polres Prabumulih selain melakukan realise juga langsung melakukan pra rekonstruksi terhadap perkara pembunuhan tersebut.(eds)