Cerita Khas Palembang
Profil dan Sosok Arniza Nilawati, 4 Besar Calon Anggota DPD Sumsel, Dosen dan Mantan Korwil PKH
Berdasarkan rekapitulasi suara sementara, Arniza Nilawati merupakan salah satu Caleg Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI yang masuk empat besar
Penulis: Linda Trisnawati |
Kalau saya hanya terus menjembatani dan tidak bisa bekerjasama dengan pembuat kebijakan ya itu-itu saja, saya hanya menunggu.
Saya inginnya merubah pola pikir masyarakat jangan hanya menerima bantuan. Ada program namanya family development sistem. Jadi masyarakat diberikam edukasi seperti menciptakan embrio usaha dalam keluarga dan lain-lain
Saya pun waktu jadi Korwil di didik menjadi TOT trening on traner selama 17 hari.
(T) Apa yang melatarbelakangi ibu untuk mencalonkan diri menjadi DPD RI
(AN) : Awalnya butuh proses yang panjang untuk memutuskan maju jadi Caleg DPD RI.
Terlebih kalau jadi DPD RI tentu saya akan lebih banyak waktunya di pusat. Tinggal di Jakarta, jujur saya nggak suka hidup di Jakarta untuk saya pribadi.
Cuma akhirnya timbul gejolak dan karena uda sering ketemu dengan orang-orang Dinsos saya sempat konsultasi ke mereka.
Ternyata Dinsos Kabupaten/Kota mensuport saya.
Mereka mengatakan bahwa buk Nila orang yang besar, ayok bantu. Kalau hanya seperti ini saja kita tidak bisa menunjukan keseriusan ke pemerintah pusat untuk mengentaskan kemiskinan.
Saya tetep konservatif dan berfikir untuk apa saya capek-capek. Tapi saya terfikir dengan dukungan mereka.
Lalu saya bercerita pada suami saya, dan dia bilang kalau orang sudah mempercayakan itu kepada kita dan kita selalu menolaknya, maka yang akan muncul kesombongan.
Kenapa tidak bersemangat untuk mengubah itu. Bahkan saya jadi berantem dengan suami saya.
Saya bilang kepada suami saya kalau saya terima itu berarti saya hidup di Jakarta. Apakah kamu mengijinkan, karena yang utama itukan restu suami dulu.
Suami saya bilang ia kenapa tidak merestui, ya silakan saja. Yang pentingkan untuk kepentingan orang banyak.
Jadi yang pertama saya dapatkan restu suami, lalu kedua saya salat istikhara. Setelah saya salat, hati saya merasa terketuk dan berfikir bener juga apa yang disampaikan mereka.