Cerita Lois Fernando Ajak Ayah dan Ibunya Masuk Islam, Dia Bahkan Sudah Puasa Sebelum Jadi Mualaf

Pemuda 20 tahun ini mengaku bangga dapat mengajak kedua orang tuanya, Ateng alias Suyono dan Ong Mei Lu memeluk agama Islam.

Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Prawira Maulana
AGUNG DWIPAYANA/TRIBUNSUMSEL.COM
Lois Fernando (kiri) dan Suyono alias Ateng (kanan), usai prosesi pengucapan dua kalimat syahadat. 

"Saya memang sudah lama mau masuk islam karena lingkungan dan kakak kandung saya juga sudah islam, tapi saya masih bingung saya harus seperti apa," ceritanya.

"Seperti belum ada keberanian saat itu, hingga akhirnya anak kedua saya yang telah dulu menjadi seorang muslim ngomong secara pribadi sama saya, 'Ma aku mau ajak mama sama papa ke syurga," ceritanya lagi sambil menahan tangis harunya.

Lanjut Ong Mei Lu akhirnya semakin kuat keinginannya dan memberanikan untuk bertanya dan belajar apa itu islam.

"Sejak saat itu saya bertanya sama anak awalnya bagaimana, sama kakak saya dan diberi saran dan baca buku bahkan saya nonton ceramah," lanjutnya.

"Dan alhamdullilah saya dan keluarga bisa menjadi seorang muslim hari ini, masih harus banyak belajar lagi seperti puasa sholat dan mengaji," tambahnya.

Saat ditanya mengenai prosesi pengucapan lafafz dua kalimat syahadat Ong Mei Lu mengaku gugup namun lega.

"Gugup sekali berbulan-bulan saya belajar pengucapan dua kalimat syahadat, dan alhamdulluilah selesai dan saya sangat lega rasa seperti melepas beban," tutupnya.

Pengusaha Kaya Palembang Juga Masuk Islam 

Pengusaha terkenal di Palembang Hermanto Wijaya resmi memeluk agama Islam setelah mengucapkan dua kalimat syahadat di Masjid Raya Citra Grand City, Jumat (3/5) siang. Namanya jadi Muhammad Hermanto Wijaya.

Proses sakral tersebut dihadiri Gubernur Sumsel Herman Deru, Gubernur periode 2003-2008 Syahrial Oesman, tokoh masyarakat Kemas H Halim, Ketua MUI Sumsel Aflatun Muchtar, Ustad Sodikun dan lainnya.

"Saya tidak akan banyak bicara, hidayahlah yang memangil saya untuk masuk Islam dan ini sudah pangilan hati. Perasaan hati sejuk dan lebih tenang," ujar Hermanto, pemilik toko Jaya Raya elektronik di kawasan 16 Ilir.

Pria kelahiran Palembang 7 February 1956 ini menceritakan, sewaktu kecil rumahnya dekat dengan masjid, dan sekarang rumahnya berada di seberang masjid. Kesehariannya juga banyak berinteraksi dengan umat Muslim. Hal tersebut juga memengaruhi jiwanya untuk masuk Islam.

"Prosesnya butuh dua tahun untuk memutuskan memeluk agama Islam. Terlebih saya sudah mengalami tiga fase yaitu yang pertam hidup enak, lalu tahun 1998 krisis moneter, dan ketiga yang kebakaran toko," katanya.

Menurutnya, saat insiden kebakaran toko ia banyak dibantu oleh temen-temen muslim. Perjalanan hidup ini memang semuanya butuh proses, untuk itu ia pun menjelaskan terhadap keluarga dan terhadap etnisnya atas keputusan yang diambil.

"Keluaraga semua terima, cuma kalau mau keluarga semua Islam butuh proses dan waktu," jelasnya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved