Berita Palembang

Update Perampokan: Kapolda Beri Ultimatum Perampok Bos Toko Emas, Tak Menyerah Bakal Ditembak Mati

Kasus perampokan pemilik toko emas Djulijono dan istrinya Kevy hingga kini masih dalam penyelidikan pihak kepolisian.

Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Prawira Maulana
Tribun Sumsel/ M Ardiansyah
Kapolda Sumsel irjen Pol Zulkarnain Adinegara 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kasus perampokan pemilik toko emas Djulijono dan istrinya Kevy hingga kini masih dalam penyelidikan pihak kepolisian.

Hal ini, diungkapkan Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara, Sabtu (6/4/2019).

Menurut Kapolda, ia sudah menurunkan tim dan dibantu Puslabfor untuk melakukan penyelidikan serta pengumpulan alat bukti terhadap kasus perampokan ini.

"Paling tidak dari beberapa pelaku ada yang kami sikat mati jika tak menyerahkan diri. Memang, saat ini masih dalam penyelidikan untuk dapat mengungkap kasus ini," ujar Kapolda.

Kasus ini, menjadi atensi darinya terhadap anggota dan tim yang telah dibentuknya. Meksi tidak memberikan target kepada anggotanya, namun jenderal bintang dua ini meminta kepada para anggotanya untuk bisa secepat mungkin mengungkap kasus perampokan ini.

"Memang sangat disayangkan, kenapa membawa emas dalam jumlah yang besar seperti itu menggunakan becak. Padahal, bila menggunakan mobil atau meminta pengawalan kepada polisi. Tetapi, mau bagaimana lagi ini sudah terjadi dan kami berusaha untuk secepat mungkin mengungkapnya," jelas Zulkarnain.

Pasangan suami istri (pasutri) Djulijono dan Kevy, korban perampokan emas di pertigaan Jalan Dempo luar Kecamatan Ilir Timur (IT) 1 pada Rabu (3/4/2019) lalu, masih dirawat intensif di Rumah Sakit (Charitas).

Kedua korban mengalami luka bacok di tangan saat mempertahankan barang berharga berupa tas berisi perhiasan logam mulai senilai Rp 1,6 miliar.

Satu dari empat pelaku yang mengendarai dua sepeda motor, membacok kedua pasutri yang sedang naik becak motor itu, sebelum merampas tas kedua korban.

Saat ditemui di kamar 9 Paviliun Clara, RS Charitas, Kamis (5/4/2019), keluarga korban tidak bersedia diwawancarai awak media.

Di dalam kamar, tampak ramai keluarga dan kerabat membesuk pasutri tersebut.

 Kondisi Terakhir Pasutri Pemilik Toko Emas di Palembang yang Dirampok, Ramai Keluarga Membesuk

 5 Fakta Perampokan 2,7 Kg Emas di Palembang, Tarik-tarikan Tas Isi Emas di Tengah Keramaian

"Maaf Mas, kami sudah lelah diganggu dari kemarin," ujar seorang pria yang mengaku putra pasangan Djulijono dan Kevy, Kamis (4/4/2019).

Namun menurut pria tersebut, kedua orang tuanya dalam kondisi baik dan memerlukan perawatan intensif.

"Maaf ya dilarang minta keterangan apapun," kata pria itu.

Polisi pun terus memburu keempat pelaku perampokan yang hampir menewaskan kedua pasutri tersebut.

Katim Opsnal Unit I Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel, Aiptu Herry Kusuma Jaya mengatakan, polisi masih melakukan penyelidikan dan memburu keempat pelaku.

"Kami juga meminta doa kepada masyarakat agar keempat pelaku segera ditangkap agar tidak membuat resah masyarakat. Doakan saja," kata Katim Herry, sapaan akrabnya melalui pesan singkat.

Pelaku Masih Muda

Pelaku perampokan terhadap Djulijono dan istrinya Kevy di Jalan Dempo Luar, usianya masih berkisaran 30 tahunan.

Hal ini, diungkapkan Ridwan, tukang becak motor yang sempat memukul salah seorang pelaku saat akan merampas tas yang dipegang Djulijono.

"Yang mengambil tas itu umurnya kisaran 30 tahunan. Kalau yang menunggu di motor itu berumur kisaran 25 tahunan. Postur badannya sedang, kalau yang 30 tahunan itu," ujarnya ketika ditemui di sekitar tempatnya mangkal kemarin.

Ia mengungkapkan dirinya tidak menyadari bila saat membawa kedua korban ada yang mengikutinya. Karena, saat di perjalanan sama sekali tidak ada yang mengikutinya dari belakang.

 Aswari Rivai dan Muddai Madang Diperiksa Terkait aset yang Hilang dari PT BPI Lahat

 5 Cara Mengolah Daging Kambing Agar Tidak Bau Prengus dan Empuk, Resep dari Sop Jakarta Bang Rio

Sehingga, ia membawa kedua korban secara biasa. Baru, setelah bentor yang dikendarainya dihadang dua pelaku dengan mengendarai satu motor, dia menjadi kaget.

"Aku sama sekali tidak tahu, kalau penumpang itu bawa emas. Ini untuk ketiga kalinya ia naik bentor aku, biasanya tas yang dibawa juga hanya diletakan di bawah dekat kaki," ungkapnya.

Ridwan yang mencoba menolong korban dengan memukul salah seorang pelaku menggunakan balok kayu bentornya, masih mengalami keseleo lantaran ditabrak dua pelaku lain dari belakang.

Namun, untuk memenuhi kebutuhan keluarganya mau tidak mau ia harus tetap menarik bentor.

"Pelaku itu menggunakan helm saat beraksi dan menutup wajah mereka menggunakan kaca helm," urai Ridwan.

Kasus perampokan terhadap pemilik toko Sinar Mas di Jalan Dempo Luar, langsung diambil alih Satreskrim Polresta Palembang.

Hal ini, dibenarkan Kapolsek IT 1 Palembang Kompol Edi Rahmat.

 5 Fakta Kimmy Melissa Clarke Diduga Pacar Baru Stuart Collin, Wajahnya Disebut Kembaran Cinta Laura

 Pria Palembang Mirip Ronaldinho Ini Ikut Seleksi Sriwijaya FC, Bahkan Pakai Jersey Barcelona

Pengambil alihan kasus ini, dilakukan Satreskrim Polresta Palembang sesuai dengan prosedur tetap. Beberapa jam setelah peristiwa tersebut, Satreskrim Polresta Palembang memutuskan untuk mengambil alih kasus ini.

"Iya benar, kasus yang terjadi di Jalan Dempo Luar diambil alih Satreskrim Polresta Palembang," ujar Edi.
Meski diambil alih, Polsek IT 1 Palembang juga tetap ikut melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus ini.

"Kami tetap ikut membantu. Meski diambil alih Polresta, tetapi kami juga punya tanggung jawab untuk mengungkap kasus ini," kata Edi.

Pengemudi Bentor Curiga Mobil Ini

Ridwan (55), sopir becak motor yang ditumpangi korban Akiong, tak tinggal diam ketika melihat penumpangnya dirampok saat melintas di Jalan Dempo Luar Kecamatan IT 1 Palembang.

Ia berupaya menolong Djulijono dan istrinya Kevy, ketika perampok beraksi.

Seperti diberitakan sebelumnya, kawanan perampok berani beraksi di tengah keramaian Jalan Dempo Luar Kecamatan IT 1 Palembang, Rabu (3/4) sekira pukul 09.30.

Korban pemilik toko emas Sinar Mas, pasangan suami istri Djulijono alias Akiong (71) dan Kevy (65), yang membawa logam mulia dan perhiasan emas senilai Rp 1,6 miliar naik becak motor (bentor).

Kawanan rampok empat orang naik dua sepeda motor. Mereka beraksi menggunakan senjata tajam yang melukai tangan kedua korban.

 

"Saat pelaku menarik tas korban, ada mobil CRV yang menghalangi. Ketika itu, aku berupaya untuk menarik gas tetapi terhalang mobil itu. Sampai putus tali gas, karena tidak bisa lewat," ujar Ridwan saat ditemui di Polsek IT 1 Palembang.

Mobil CRV warna hitam, juga mengklakson secara terus menerus saat terjadinya perampokan. Setelah itu, tak lama berselang mobil tersebut pergi meninggalkan lokasi.

Ridwan juga sempat meminta mobil tersebut untuk menabrak pelaku. Akan tetapi, mobil tersebut sama sekali tidak bergerak. Selain tidak bergerak, orang yang ada di dalam mobil terus membunyikan klakson.

"Setelah itu, mobil yang menghalangi langsung pergi," katanya.

Menurutnya, ia memang mangkal di sekitar situ. Kedua korban minta antar menuju toko di Sayangan. Saat di simpang tiga, sempat berhenti karena macet.

Tiba-tiba datang dua pelaku yang langsung merebut tas korban.
Melihat dua pelaku yang berupaya merebut tas milik Djulijono, membuat Ridwan mengambil balok kayu.

Bukan tidak takut, Ridwan sempat ragu saat akan membantu. Namun, karena bertanggung jawab atas penumpangnya, Ridwan akhirnya memilih turun tangan menggunakan balok kayu yang ada di bentor.

"Saya juga takut, tapi karena tidak enak, itu resiko kita. Akhirnya saya ambil kayu balok ukuran semeter. Saya sempat pukulkan kayu tersebut ke salah satu pelaku ke bagian kepalanya."

"Dua pelaku pertama juga sempat mengejar saya mau nujah (menusuk) dengan pisau yang mereka tebaskan ke korban, cuma saya menghindar dulu.

Saat itu ada pelaku yang ngancam akan menembak, sehingga saya sempat mundur," jelasnya.

"Satu pelaku sempat mengancam. Aku tembak kau, makanya aku mundur karena aku takut kena tembak," ceritanya.

Akan tetapi, Ridwan tidak melihat pistol pelaku. Kemungkinan, pelaku menggertaknya saat ia memukul salah seorang pelaku menggunakan balok kayu.

Karena kewalahan dua pelaku yang tengah mengambil tas, dibantu oleh dua pelaku lain dengan menabrakan motornya ke arah Badan Ridwan dari belakang.

Tabrakan secara mendadak tersebut membuat Ridwan terkapar.

"Aku melanting (terpental) dua meter. Saat itu aku tidak sadar, saat dibantu warga, aku bangun lihat koko sama istri sudah terkapar di jalan bedarah," ujarnya.(mad/ard)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved