Cerita Kapolres OKI soal Kasus Melinda Zidemi: Anjing Pelacak Tak Bisa Endus, 2 Pria Mencurigakan
Kasus pembunuhan terhadap calon pendeta Melindawati Zidemi Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara.
Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Prawira Maulana
Nang : Teman saya (Hendri) yang menggerayangi korban. Saya cuma colek (maaf) kemaluan korban pakai jari saya.
TRIBUN : Bagaimana dengan teman korban yang masih kecil, Anda cabuli juga?
Nang : Kami banting saja langsung pingsan.
TRIBUN : Bagaimana dengan korban Melinda, apakah sempat melawan?
Nang : Korban melawan. Dia sempat bilang "jangan perkosa, saya lagi menstruasi". Pas saya colek itu memang ada pembalut korban.
(Kapolda Sumsel menegaskan Melinda Zidemi tak diperkosa. Ini berdasarkan otopsi dan pemeriksaan barang bukti lainnya. Kapolda juga meluruskan pernyataan-pernyataan sebelumnya tentang ditemukannya sperma di tubuh korban. Sperma pelaku tak ditemukan)
TRIBUN : Setelah itu Anda berdua langsung mencekik korban?
Nang : Teman saya (Hendri) ini ketahuan mukanya. Waktu korban melawan, tutup muka teman saya terbuka. Makanya langsung kami bunuh saja takut dia (korban) melapor.
TRIBUN : Bagaimana cara Anda menghabisi nyawa korban?
Hendri : Saya cekik saja lama-lama.
TRIBUN : Setelah menghabisi nyawa korban, ke mana Anda buang mayatnya?
Nang : Masuk hutan lagi. Jauh dari tempat pertama.
(Berdasarkan keterangan dan penelusuran Tribun di TKP lokasi penemuan mayat berjarak 400 meter dari jalan tempat korban diadang.
TRIBUN : Setelah membuang mayat korban, ke mana Anda berdua selanjutnya?
Nang : Pulang ke rumah
(Rumah kedua tersangka berada tidak jauh dari mess tenpat tinggal korban di Divisi 4 Dusun Sungai Baung).
TRIBUN : Anda tahu saat warga heboh karena korban tidak pulang hingga larut malam?
Nang : Kami tahu. Kami bantu cari korban juga sampai malam.
TRIBUN : Setelah menghabisi nyawa korban, dan saat ini Anda telah ditangkap, apa Anda berdua menyesali perbuatan Anda?
Nang : Iya, saya menyesal sekali.
Hendri : Saya juga menyesal.