Cerita Kapolres OKI soal Kasus Melinda Zidemi: Anjing Pelacak Tak Bisa Endus, 2 Pria Mencurigakan

Kasus pembunuhan terhadap calon pendeta Melindawati Zidemi Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara.

Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Prawira Maulana
ISTIMEWA
Kapolres OKI AKBP Donni Eka Syahputra saat di TKP pembunuhan Melinda Zidemi di Sungai Baung, Air Sugihan OKI. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kasus pembunuhan terhadap calon pendeta Melindawati Zidemi Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara.

Hal ini juga, yang menjadi motivasi tersendiri bagi Kapolres OKI AKBP Donni Eka Syahputra bersama jajarannya dibantu Polda Sumsel dan Polsek Air Sugihan untuk bisa mengungkap kasus ini secepat mungkin.

Kapolres OKI AKBP Donni Eka Syahputra turun langsung memimpin jajarannya agar dapat mengungkap kasus yang menjadi perhatian publik ini.

"Kami harus yakin, bisa mengungkap kasus itu. Karena memang sudah menjadi atensi Kapolda agar secepatnya kasus itu terungkap," ujar Donny kepada Tribunsumsel.com, Sabtu (30/3/2019).

Sesaat jenazah korban Melindawati Zidemi ditemukan, Donny memerintahkan Kapolsek Air Sugihan untuk langsung melakukan pengamanan lokasi kejadian.

Di sisi lain, ia dan Kasat Reskrim AKP Agus beserta jajaran langsung bergerak untuk menuju ke lokasi.

Membutuhkan waktu yang cukup lama, menuju ke lokasi kejadian.
Karena memang, lokasi kejadian dari Polres OKI harus menggunakan jalur air.

Di hari pertama penyelidikan, di lokasi kejadian kesulitan harus dihadapi tim sebanyak 40 anggota baik dari Polda Sumsel, Polres OKI dan Polsek Air Sugihan.

Anjing pelacak yang diturunkan, tidak mampu mengendus jejak para pelaku.

Karena memang, lokasi kejadian sudah rusak terkena guyuran hujan. Tim akhirnya, memutar otak agar penyelidikan tidak terhenti.

"Karena lokasi yang rusak akibat guyuran hujan, sehingga kami sepakat untuk melakukan penyelidikan secara manual. Terlebih, sinyal di lokasi juga tidak stabil dan itu juga menjadi penghambat kami melakukan penyelidikan," ceritanya.

Tim sebanyak 40 orang, dikerahkan menyebar. Dengan pembagian tugas, tim mencari saksi-saksi dan barang bukti yang bisa menjadi petunjuk untuk dapat mengungkap kasus pembunuhan Melindawati Zidemi.

Dari keterangan saksi, upaya penyelidikan mulai menemui titik terang.

Penelusuran di lokasi kejadian, rumah korban dan juga keterangan saksi menuju kepada dua orang.

Ciri-ciri yang diperoleh yakni rambut sedikit gondrong dan berbadan kurus, menjadi clu untuk mengungkap.

"Sebenarnya, sehari setelah penemuan jenazah korban, kedua pelaku ini sudah kami amankan. Namun, awalnya kami belum sepenuhnya yakin. Tetapi, kami terus berupaya dengan menginterogasi secara detil terhadap keduanya," kata Donny.

Interogasi berjalan, tim lain juga terus bekerja untuk mencari bukti-bukti tambahan. Bukti ditemukan dan kedua pelaku yakni Nang dan Hendri mengaku, dari situlah dilakukan pengecekan kembali di lokasi kejadian.

Satu demi satu, barang bukti yang disimpan pelaku ditemukan. Barang bukti yang sengaja disimpan di dekat lokasi kejadian maupun di mess kedua pelaku.

Sehingga, dari hasil penyelidikan selama satu hari penuh menyatakan memang tidak salah satu bila Hang dan Hendri memang pelaku pembunuhan terhadap korban Melindawati Zidemi.

Sementara itu, 

Dua tersangka pembunuh calon pendeta Melinda Zidemi yang ditangkap Polda Sumsel, Satreskrim Polres OKI dan Polsek Air Sugihan saat ini masih berada di RS Bhayangkara Palembang, Sabtu (30/3/2019).

Hal ini diungkapkan Kapolres OKI AKBP Donny Eka Syahputra melalui Kasat Reskrim AKP Agus ketika dikonfirmasi.

Nang (20) dan Hendri (18) saat ini masih menjalani pemulihan di RS Bhayangkara Palembang.

"Masih berada di RS Bhayangkara untuk pemulihan kondisi mereka. Kedua tersangka masih di RS Bhayangkara, agar kondisinya bisa pulih," ujarnya.

Setelah pihak RS Bhayangkara Palembang menyatakan kedua kondisi sudah pulih, nanti kedua tersangka baru dibawa ke Polres OKI untuk proses hukum lebih lanjut.

Saat rilis kemarin, kedua kondisi tersangka memang sangat lemah. keduanya mengalami luka tembak di kedua kakinya.

Keduanya juga dihadirkan dengan duduk di kursi roda dengan infus yang masih tertancap di tangan.

 Fakta Baru Pembunuhan Calon Pendeta Melinda Zidemi di OKI, Seminggu Memata-matai Korban

 Video : Pelaku Sempat Berpura-Pura Ikut Mencari Calon Pendeta Melinda

Wawancara Khusus

DENGAN kursi roda, dua tersangka pembunuh pendeta muda Melinda Zidemi, Nang (20) dan hendri (18) dihadirkan saat konferensi pers kasus di Mapolda Sumsel, Jumat (29/3).

Sesekali mereka meringis sambil melamun saat ditanyai. Malam sebelumnya, mereka menangis meraung-raung saat dirawat di RS Bhayangkara usai ditembak di kedua kaki.

Usai gelar konferensi pers, Tribunsumsel.com mewawancarai secara khusus tersangka Nang. Kali ini keterangannya tak plintat-plintut seperti video yang tersebar di media sosial.

TRIBUN : Siapa yang merencanakan pengadangan dan upaya pemerkosaan terhadap korban?

Nang : Saya yang merencanakan. Saya ajak teman saya (Hendri) meng-adang korban.

TRIBUN : Sejak kapan Anda mengenal korban?

Nang : Sejak setengah bulan yang lalu. Kami tetangga di Divisi 4. 
(Divisi 4 merupakan areal perumahan pekerja PT Persada Sawit Mas di Dusun Sungai Baung Desa Bukit Batu Air Sugihan OKI, Sumsel. Sekitar 2 jam perjalanan lewat jalur Sungai Musi)

TRIBUN : Kapan merencanakan pengadangan terhadap korban?

Nang : Seminggu sebelumnya (pengadangan terhadap korban dilakukan pada Senin petang, 25 Maret lalu).

TRIBUN : Mengapa Anda tega membunuh korban?

Nang : Saya senang lihat dia kalau lewat sore-sore naik sepeda motor. Pernah saya temui, dia bilang "kamu (wajahmu) jelek".

TRIBUN : Karena merasa dihina, lantas timbul rencana menghabisi nyawa korban?

Nang : Awalnya saya mau adang dan diajak masuk ke perkebunan sawit. Teman saya (Hendri) ajak saya perkosa saja sekalian.

TRIBUN : Bagaimana cara Anda berdua mengaadang korban?

Nang : Kami pakai kayu dua ditaruh di jalan. Waktu tersangka lewat dan berhenti, langsung kami seret ke dalam (kebun sawit). 
(Dua buah kayu yang digunakan tersangka berukuran sepanjang 3 meter dan diameter 20 sentimeter yang kini diamankan polisi. Saat menghadang korban, kedua tersangka diketahui menggunakan zebo atau penutup kepala dan wajah.)

Korban Melinda diketahui sedang berboncengan motor dengan seorang anak perempuan bernama Nita yang berusia 11 tahun)

TRIBUN : Setelah menyekap korban, apa yang Anda lakukan?

Nang : Teman saya (Hendri) yang menggerayangi korban. Saya cuma colek (maaf) kemaluan korban pakai jari saya.

TRIBUN : Bagaimana dengan teman korban yang masih kecil, Anda cabuli juga?

Nang : Kami banting saja langsung pingsan.

TRIBUN : Bagaimana dengan korban Melinda, apakah sempat melawan?

Nang : Korban melawan. Dia sempat bilang "jangan perkosa, saya lagi menstruasi". Pas saya colek itu memang ada pembalut korban.

(Kapolda Sumsel menegaskan Melinda Zidemi tak diperkosa. Ini berdasarkan otopsi dan pemeriksaan barang bukti lainnya. Kapolda juga meluruskan pernyataan-pernyataan sebelumnya tentang ditemukannya sperma di tubuh korban. Sperma pelaku tak ditemukan)

TRIBUN : Setelah itu Anda berdua langsung mencekik korban?

Nang : Teman saya (Hendri) ini ketahuan mukanya. Waktu korban melawan, tutup muka teman saya terbuka. Makanya langsung kami bunuh saja takut dia (korban) melapor.

TRIBUN : Bagaimana cara Anda menghabisi nyawa korban?

Hendri : Saya cekik saja lama-lama.

TRIBUN : Setelah menghabisi nyawa korban, ke mana Anda buang mayatnya?

Nang : Masuk hutan lagi. Jauh dari tempat pertama.

(Berdasarkan keterangan dan penelusuran Tribun di TKP lokasi penemuan mayat berjarak 400 meter dari jalan tempat korban diadang.

TRIBUN : Setelah membuang mayat korban, ke mana Anda berdua selanjutnya?

Nang : Pulang ke rumah

(Rumah kedua tersangka berada tidak jauh dari mess tenpat tinggal korban di Divisi 4 Dusun Sungai Baung).

TRIBUN : Anda tahu saat warga heboh karena korban tidak pulang hingga larut malam?

Nang : Kami tahu. Kami bantu cari korban juga sampai malam.

TRIBUN : Setelah menghabisi nyawa korban, dan saat ini Anda telah ditangkap, apa Anda berdua menyesali perbuatan Anda?

Nang : Iya, saya menyesal sekali.

Hendri : Saya juga menyesal.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved