Penipuan Arisan Online Palembang
Uang SPP Untuk S2 Dibawa Kabur Bandar Arisan Online, Banyak SPP Mahasiswi Dibawa Kabur Siti Nurliza
Niat hati ingin melanjutkan pendidikan ke tingkat strata 2 (S2), H (21) justru harus mengalami kerugian karena uangnya dibawa kabur
Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Prawira Maulana
Uang SPP Untuk S2 Dibawa Kabur Bandar Arisan Online, Banyak SPP Mahasiwi Dibawa Kabur Siti Nurliza
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Niat hati ingin melanjutkan pendidikan ke tingkat strata 2 (S2), H (21) justru harus mengalami kerugian karena uangnya dibawa kabur oleh owner arisan online Liza Shop Palembang.
Siti Nurliza alias liza (21) owner arisan membawa kabur uang H sebesar Rp 16 juta yang merupakan uang tabungannya untuk mendaftar kuliah.
Dia tidak sendiri, bersama ratusan korban lain, H mendatangi rumah Liza yang terletak di Jalan Ariodillah IV Rt 001 untuk mencari keberadaan sang owner arisan online yang saat ini tengah menghilang entah kemana, Senin (25/3/2019).
"Saya nggak nyangka dia (Liza) bisa setega itu. Padahal kita ini teman satu SMP. Sudah lama saling kenal, tapi kok dia bisa jahat sekali sama saya," ucap H.
H mengaku sudah 3,5 tahun menjadi anggota arisan online yang diketuai Liza. Selama itu, semua transaksi uang yang didapatnya berjalan lancar tanpa ada masalah.
• Ini Modus Arisan Online yang Dijalankan Siti Nurliza Mahasiswi Palembang, Pakai Tiga Nama Palsu
• Banyak Mahasiswi Palembang Jadi Korban Siti Nurliza, Mahasiswi Bandar Arisan Online Bawa Rp 800 Juta
• Melihat Rumah Mahasiswa Bandar Arisan yang Bawa Kabur Uang Rp 800 Juta, Orangtua Juga Kabur
• BREAKING NEWS: Korban Arisan Online Palembang Geruduk Rumah Siti Nurliza, Ada yang Mau Dobrak Pintu
"Baru sekitar sebulan ini yang bermasalah. Sebelumnya lancar-lancar saja,"ujarnya.
Kini H sedang merasa bingung, sebab orang tuanya tidak tahu uangnya untuk mendaftar kuliah sudah dibawa kabur oleh owner arisan online Liza Shop Palembang.
"Bingung, takut campur aduk jadi satu. Gimana nanti kalau orang tua saya tahu. Bisa marah sekali mereka,"ujarnya.
Sementara itu, para korban mengaku belum akan melaporkan kerugian yang mereka alami. Sebab, mereka masih ingin mengumpulkan bukti untuk penguatan laporannya.
"Kami ingin menyatukan suara dan bukti-bukti dulu. Dugaan kita ada 163 orang korban dari arisannya Liza"ucap H.
Sebelumnya, Siti Nurliza mahasiswi perguruan tinggi negeri di Palembang tiba-tiba jadi perbincangan viral di media sosial.
Siti Nurliza kini dicari oleh rekan-rekannya, karena diduga membawa lari uang arisan online dengan jumlah sekitar Rp 800 juta.
Tribunsumsel mendatangi rumah Siti Nurliza, owner arisan di Jalan Ariodilah Palembang.
Tribunsumsel.com menemukan rumah sesuai alamat KTP nya.
Berdasarkan keterangan warga sekitar, rumah tersebut adalah milik Suni ibu dari Siti Nurliza.
Rumah itu tampak terlihat sepi hanya ada gantungan pakaian bulat terdapat di depan rumahnya.
Rumah tersebut tanpa pagar, dengan ukuran yang tidak begitu luas, di depanya terdapat teras yang sering dijadikan tempat Suni berjualan cilok dan sosis.

Ada seperti jendela bagian samping di mana tempat Suni menerima pesanan jahitan dan pelanggan.
Tribunsumsel.com mengetok rumah itu, tetapi tidak ada yang menyahut.
"Suni biasanya menerima upahan menjahit dan jual makanan cilok dan menyedikan kopi," ungkap PN (inisial) tetangga Suni. Minggu (24/3/19) malam.
PN menjelaskan bahwa rumah tersebut sepi sejak Jumat lalu, dan banyak yang mencari Siti Nurliza.
"Terakhir saya lihat rumahnya ramai itu pada Kamis malam kirain ada apa, memang rumahnya sering ramai kan jualan tapi malam itu tidak seperti biasanya," jelasnnya.
"Nah besoknya sudah sepi sampai sekarang, yang mencari banyak tapi tetangga tidak ada yang tahu, kemana perginya," tambahnya.
Keluarga Suni dikenal sangat ramah dan terbuka, dan memang dikenal sebagai tempat arisan.
Di rumah tersebut Suni hidup bersama ke 4 anaknya dan tiga cucu.
Sedangkan Suaminya sudah meninggal 10 tahun yang lalu.
"Mereka semua ramah termasuk Siti, kita sering bertegur sapa, dia pernah tawarin arisan cumanya saya tidak mau saat ini," jelasnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Siti Nurliza memang sedang terlilit utang, karena harus menutupi bayaran orang yang dapat uang arisan.
"Dia ini memang bandar arisan bahkan sudah besar-besar uangnya, nah masalahnya anggotanya yang sudah narik duluan tidak mau bayar lagi, bahkan saya pernah menemaninya menagih uang tersebut," ungkap warga yang tak ingin disebutkan namanya.
"Sedangkan arisan terus berjalan, jadi dia pinjem sana sini untuk nutupin yang lain dan arisan yang dia pegang ini memang banyak," tutupnya.

Korban Datangi Rumah Siti
Korban-korban arisan online Liza Shop Palembang mendatangi rumah sang owner di Jalan Ariodillah IV Trikora RT 001 Palembang, Senin (25/3/2019).
Tujuan mereka kesekian kalinya ke rumah ini adalah untuk mencari keberadaan Siti Nurliza alias Liza sang owner arisan.
Para korban sempat terlihat geram.
Bahkan sesekali terdengar omongan dari para korban yang ingin mendobrak pintu rumah pelaku dan ingin menjual barang yang ada di dalamnya.
"Sudahlah, gak usah lama disini. Kita dobrak saja pintunya, terus jual barang-barangnya. Percuma lama-lama disini,"ucap salah seorang korban.
Namun, suasana di rumah pelaku masih terlihat kondusif. Meskipun sesekali terdengar ucapan emosi para korban, namun mereka terlihat masih bisa mengontrol emosinya.
D (21) salah seorang korban yang mengalami kerugian Rp.4,5 juta, mengatakan sudah ketiga kalinya dia mendatangi rumah pelaku.
Terakhir kali mereka bisa bertemu dengan Liza di hari Kamis (21/3/2019) lalu.
"Waktu itu dia masih ada. Kami ramai-ramai kesini. Bahkan kami sempat buat surat perjanjian sama dia, lengkap pakai materai dan saksi. Tapi besoknya, di hari Jumat Liza sudah kabur,"ucapnya.
Para korban mengaku geram dengan apa yang telah diperbuat Liza.
Sebab para korban mayoritas adalah mahasiswa dan uang arisan yang mereka setor ke bandar bersumber dari orang tua mereka.
"Kami ini takut ketahuan orang tua. Uang yang ikut arisan itu adalah uang pemberian orang tua"
"Ada yang untuk uang jajan, uang bayar kos-kosan dan pegangan kami selama belajar. Tapi sekarang uangnya hilang dibawa kabur dia (Liza). Kami bingung mau bagaimana sekarang,"ucapnya.
Dikatakan D, sudah ada beberapa korban yang melaporkan penipuan yang dilakukan Liza Ke Mapolda Sumsel.
Namun, masih ada juga yang belum akan melapor.
"Karena kami masih ngumpulin bukti rekening koran yang sudah kami setorkan. Jadi sekalian ramai-ramai kesini untuk kumpulkan bukti dan akan segera kami laporkan,"ungkapnya.
Ketua RT.01 Aryodillah IV mengaku tidak tahu menahu tentang penipuan yang ditujukan pada salah satu warganya.
"Memang sudah banyak yang cari dia, tapi saya nggak tahu sekarang dia dimana,"ucapnya.
Sementara itu, pantauan Tribunsumsel.com di lapangan, rumah Liza tampak terlihat sepi dan terkunci.
Rumah tersebut dalam keadaan kosong tak berpenghuni.
Terlihat para korban berangsur satu persatu datang ke rumah Liza dan mengumpulkan bukti-bukti uang yang telah mereka setor ke sang owner arisan
Pengakuan Mantan Member
Tribunsumsel berusaha mewawancarai beberapa korban arisan online dengan owner Siti Nurliza. Tetapi sampai sekarang beberapa orang yang dihubungi belum mau dipublikasi ke media.
Sore tadi, tribunsumsel.com mewawancarasi mantan anggota arisan online Siti Nurliza tahun lalu yakni Miftahul Jannah (22 tahun) yang juga merupakan teman satu kampus Siti Nurliza.
Mifta menceritakan Siti Nurliza memang dikenal sebagai bandar arisan online di kampus dan tergolong orang yang cukup ramah.
"Tepatnya tahun lalu memang pengen ikut arisan sekalian nabung, jadi cari cari lah d akun instagram mana yang arisan bisa di percaya, terus ketemu sama akun dia, jadi ikut lah, karena memang banyak yang ikut sama dia dan cukup terkenal gitu," ungkapnya. Minggu (24/3/19).
"Mulai ikut arisan yang get 2 juta, kayaknya bagus, terus aku ikut lagi yang get 4 juta, Alhamdulillah lancar lancar aja," tambahnya.
Masih kata Mifta selama ia ikut arisan tidak ada kendala yang serius karena semua hambatan yang bisa diselesaikan.
"Kalo kendala sih nggak ada, karena kan aku juga waktu setor arisan itu kadang nggak bisa tepat waktu jadi waktu aku yang get di transfernya itu +1 hari dan satu lagi +2 hari," jelasnya.
"Dan yang terjadi cuma karena suka bayar telat, jadi waktu get juga di buatnya telat, tapi tetap dibayar," tambahnya.
Selain itu meski tak satu fakultas mahasiswa semester 7 ini mengatakan Siti Nurliza orang yang ramah.
"Cukup tau karena waktu pertama ikut itu kan kita kasih biodata, foto ATM dan lain-lain selama aku ikut arisan, aku liat siti itu orang nya ramah karena sempet beberapa kali sengaja nggak ketemu di kampus," katanya.
Mifta menjelaskan bahwa ia mendnegar kabar tersbut sejak 3 hari lalu yang sudah menyebar di beberapa fakultas dan juga pemberitaan di sosial media.
"Aku baru tau beberapa hari ini kalau dia ada masalah, aku di tag temen di salah satu akun ig. Awal nya sih nggak percaya karena selama aku ikut arisan dan beberapa kali sengaja nggak ketemu itu anak nya ramah banget dan responnya positif waktu aku beberapa kali telat bayar," tutupnya (Tribunsumsel.com/ Shinta Dwi Anggraini)