Bocah 2,5 Tahun Tewas Tergantung di Jendela, Ibu Terpaksa Tinggal Anak di Rumah Karena Bekerja
Nuraini (30), ibu kandung Putri Rahayu, bocah 2,5 tahun yang ditemukan tewas tergantung di jendela rumahnya, hanya bisa pasrah
Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Prawira Maulana
TRIBUNSUMSEL.COM,PALEMBANG - Nuraini (30), ibu kandung Putri Rahayu, bocah 2,5 tahun yang ditemukan tewas tergantung di jendela rumahnya, hanya bisa pasrah namun juga merasa sangat menyesalkan kenyataan pahit yang harus dihadapinya.
Ibu empat orang anak ini, merasa begitu berat untuk mengikhlaskan kepergian Putri, anak bungsu yang juga merupakan anak perempuan satu-satunya dengan cara yang mengejutkan seperti itu.
Diketahui, Putri Rahayu, bocah 2,5 tahun ditemukan tewas tergantung di jendela rumahnya di jalan Lunjuk Jaya Gang Poli Indah Kelurahan Lorok Pakjo Kecamatan IB I Palembang, Rabu (9/2/2019) sekitar pukul 15.30.
Sebelum kejadian, tepatnya sekitar pukul 15.00 Nuraini mengaku sempat pamit pada anaknya tersebut untuk pergi bekerja menyapu di kantin Universitas Negeri Politeknik (Poltek) Sriwijaya.
"Saya bilang, nak ibu pergi kerja dulu ya. Baik-baik di rumah jangan nakal. Nanti kalau ibu pulang, dibawakan jajanan. Terus dia jawab, iya bu, jangan lama-lama pulangnya, kata dia begitu," ujar Nuraini dengan mata yang berkaca-kaca, pada Tribunsumsel.com, Sabtu (9/2/2019).
Nuraini mengaku sangat sedih harus pergi meninggalkan anaknya yang masih kecil untuk bekerja.
Namun karena tuntutan ekonomi, terpaksa dia harus bekerja demi membantu sang suami dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
• Video : Bocah 2,5 Tahun Tergantung di Jendela
• Bocah 2,5 Tahun Tergantung di Jendela, Biasa Ditinggal Sendirian di Rumah, Ini Penuturan Saksi
"Suami saya kerjanya serabutan, tidak menentu. Sementara kami ada anak-anak yang harus dikasih makan."
"Jadi saya harus bantu suami cari uang, saya kerjanya nyapu di Poltek sama cari-cari barang bekas untuk dijual," terangnya.
Saat mengetahui kejadian buruk yang menimpa anaknya tersebut, Nuraini begitu panik.
Dia tahu kabar itu dari salah seorang anaknya yang datang ke tempatnya bekerja sembari terus saja menangis mengabarkan kejadian yang menimpa Putri.
"Paniknya luar biasa waktu itu, sampai saya tidak pakai sendal dan langsung pulang ke rumah. Ketika sampai di rumah, saya sudah tidak bisa ngomong apa-apa lagi," ujarnya yang langsung menarik nafas panjang.
Nuraini mengaku begitu terpukul dengan kejadian ini.
Berbagai kenangan bersama anaknya tersebut, masih terus terlintas dalam benaknya.
"Dia (Putri) selalu bilang panggilannya Acu. Padahal maksudnya Aku. Sudah diajari, nak bukan Acu tapi Aku, tapi tetap dia mau bilangnya seperti itu. Jadi, setiap saya mau pergi, dia selalu bilang, jangan lupa ya bu, bawa makanan buat Acu. Lucu kalau ingatnya," ujarnya.
