Alex Noerdin Sebut Pak Wibowo Sebagai Panutan Bagi Seluruh ASN

Meninggalny HR. Wibowo Widyasusanto Bin Sewoyo meninggalkan duka yang mendalam bagi Alex Noerdin

Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Prawira Maulana
LINDA/TRIBUNSUMSEL.COM
Mantan Ketua DPRD Sumsel Zamzami Ahmad dan Gubernur Sumsel Periode 2008-2018, Alex Noerdin saat melayat kediamaan HR. Wibowo Widyasusanto, Jalan Proklamasi nomor 25, Kamis (7/2/2019). 

Sosok almarhum dikenal kerabat sangat baik dan pantas jadi panutan.

Sahabat Kadispora Sumsel Akhmad Yusuf, Nasrun Umar spontan meneteskan air mata.

Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Selatan itu berlinang kemudian mulai mengalir di pipinya saat ditanyakan sosok HR Wibowo Widyasusanto Bin Sewoyo.

 Rekrutmen P3K Akan Diumumkan Pekan Ini, Seleksi Tahap I Hanya untuk Beberapa Formasi

 Gubernur Herman Deru Nominator Anugerah Paritrana Award Tahun 2018, Penghargaan dari BPJSTK

Menurut Nasrun, Wibowo bukan hanya sekedar ayah dari sahabatnya, tapi juga ayah bagi dirinya.

“Akhmad Yusuf (putra almarhum) saya panggil dengan nama panggilan sayang, “cucuk” sahabat saya dan papa bukan hanya orang tua Cucuk, tapi juga papa bagi saya. Oleh sebab itu saya panggil beliau papa. Beliau juga sahabat papa saya,” katanya.

Jika boleh ia sebut, Nasrun ingin menyebut almarhum adalah salah satu tokoh pemerintahan karena almarhum duduk di jabatan strategis padahal berasal dari luar Sumsel.

“Mengapa saya berani mengatakan tokoh pemerintahan beliau orang luar daerah bisa duduk di jabatan strategis karena berbarengan dengan orangtua saya (Mohammad Umar) sebagai Sekda Sumsel,” ujarnya.

Wibowo Widyasusanto Ayah Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sumsel Meninggal Dunia
Wibowo Widyasusanto Ayah Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sumsel Meninggal Dunia (Istimewa)

Ditambah lagi, sambung Nasrun almarhum mencapai karier tertingginya di Pemerintahan yakni di tahun 1985-1991.

Wibowo menjabat sebagai Sekretaris Dewan Provinsi Sumsel dan menjadi Pembantu Gubernur Wilayah 1 di tahun 1991-1995.

Tak hanya itu menjelang masa akhir PNS nya, Wibowo menjadi Widyaiswara Utama tahun 1995 - 1998.

“Saya melihat integritasnya memberikan pelajaran sebagai pengajar dan guru. Kebetulan waktu itu beliau mengajar mata kuliah, ia sangat bersemangat, ada integritas, ada motivator. Ini berkesan di saya karena tidak semua PNS punya kredibilitas,” ujarnya.

Nasrun melanjutkan banyak orangtua sahabatnya yang juga ia panggil “papa” namun tidak sedalam Wibowo. Almarhum merupakan guru baginya.

“Bagi saya beliau juga bagian dari pada diri saya. Makanya saya agak baper. Saya banyak orangtua sahabat saya panggil papa tapi yang ini berbeda,” ungkap Nasrun yang matanya memerah.

Nasrun pada prosesi pemakaman sebagai inspektur upacara karena seperti diketahui upacara pemakaman digelar secara kedinasan.

Permohonan maaf disampaikan langsung oleh pihak keluarga yang diwakili oleh Kepala Dispora Sumsel H Akhmad Yusuf Wibowo dan didampingi keluarga.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved