Pembunuhan Mahasiswi di Muara Enim

Fatmi Diduga Korban Pemerkosaan, WCC Desak Pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual

Direktur Eksekutif Women Crisis Center (WCC) Palembang, Yeni Rosalini merasa sangat miris, karena banyak kasus-kasus yang korbannya perempuan

Penulis: Linda Trisnawati |
Tribun Sumsel/ Euis Ratna Sari
Direktur Eksekutif Woman Crisis Center (WCC) Palembang, Yeni Roslaini 

Kemudian dia melakukan penganiayaan dan pemerkosaan. Kalau kesel sama-sama perempuan bisa juga perempuan tersebut menyuruh orang lain untuk melakukan kekerasan.

Ia pun berpesan, cara melindungi anak-anak pertama bisa dengan komunikasi yang intens dengan anak.

Lalu pendidikan seksual harus diberikan sejak dini mulai dari rumah. Karena ini penting misal diberi bekal tentang reporoduksi, tentang fungsi-fungsi alat reproduksi dan juga seksualitas.

Kemudian kasih tahu juga keanak bagian serta anatomi tubuh perempuan yang boleh dipegang orang lain dan yang tidak boleh dipegang orang lain.

Bahkan dokterpun harus ada kesepakatan saat ingin memegang pasien.

Foto Terbarunya Kembali Jadi Bahan Hinaan Warganet, Inul Daratista Berang Balik Komentar Begini

Melihat Kontrakan dan Keseharian Fatmi Rohanayanti di Palembang, Mahasiswi Korban Pembunuhan

Kasih tahu bagian-bagian mana yang hukumnya haram atau tidak boleh dipegang oleh orang lain termasuk orang tua seperti Ayah, karena ada juga bapak memerkosa anak.

Dengan diberi bekal bahwa ini ngak boleh dipegang ketika ada orang yang mulai macam-macam maka harus tegas.

Dan didik anak harus berani mengatakan tidak, serta melawan ketika instingnya berbahaya.

Ketika melihat bahwa sepertinya orang itu terlihat jahat jadi itu juga harus didik untuk kebaranian akan sesuatu yang membahayakan dan tidak benar.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved