Amiruddin Berbohong Alasan Jalan Kaki dari Sumut ke Banyuwangi, Relawan Terlanjur Beri Sumbangan
Amiruddin ternyata berbohong jalan kaki dari Sumatera Utara (Sumut) ke Banyuwangi untuk menemui ibu kandungnya
TRIBUNSUMSEL.COM, BANYUWANGI-Amiruddin ternyata berbohong jalan kaki dari Sumatera Utara (Sumut) ke Banyuwangi untuk menemui ibu kandungnya.
Padahal relawan sudah terlanjut memberikan sumbangan jutaan rupiah.
Pria 43 tahun ini, meminta maaf kerena melakukan kebohongan.
Amir mengaku tidak memiliki keluarga di Banyuwangi.
Ibu kandungnya yang bernama Nurasiyah masih tinggal di Desa Mangga Dua, Kecamatan Tanjung Beringin, Sergai, Sumatera Utara.
Permintaan maaf tersebut disampaikan lelaki kelahiran Mandailing, 11 November 1975 di Balai Desa Ketapang, Sabtu malam (26/1/2019).
• Kabar Terbaru Ustaz Arifin Ilham, akan Pulang ke Indonesia 4 Hari Lagi, Lihat Aktivitasnya
• Bayar BPJS Kesehatan Dapat Promo Cashback 20 Persen di Blibli, Cek Syarat dan Ketentuannya di Sini
"Sebenarnya saya mohon maaf sebesar-besarnya. Saya merasa bersalah kepada relawan se-Indonesia. Sebenarnya tidak ada yang saya tuju di Banyuwangi. Saya hanya berjalan kaki dari Sumatera hingga ke Banyuwangi selama dua bulan lebih untuk nazar jika sembuh dari sakit," katanya.
Selain itu, dia juga menjelaskan, selama melakukan jalan kaki, ia mendapatkan bantuan sekitar Rp 25 juta dan Rp 49 juta yang dia simpan ke rekening pribadinya.
Rencananya, uang tersebut digunakan untuk usaha setelah pulang ke kampung halamannya.
Sesuai dengan KTP yang dipegang, Pak Amir tercatat tinggal di Dusun III KP Mandailing, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatra Utara, dengan pekerjaan wiraswasta dan status perkawinan belum kawin.
• Bandara Gatot Subroto Way Kanan Segera Dikomersilkan, Bandara Militer Ini Diubah Jadi Bandara Sipil
• Tarif 80 Juta, Vanessa Angel Justru Tetap Hidup Tak Seperti Sosialita, Mantan Muncikari Blak-Blakan
"Tapi selama jalan kaki saya tidak meminta bantuan, termasuk tidak meminta untuk dikawal oleh para relawan. Saya minta maaf kepada masyarakat Indonesia. Sekarang saya hanya ingin pulang ke kampung saya," jelasnya.
Amir mengaku niat awal jalan dari Sumatera hanya untuk menjalankan nazar selepas sakit, namun dia tidak menyangka banyak orang yang bersimpati kepadanya dengan memberikan bantuan.
Ia menyebutkan, Desa Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, sebagai tujuan perjalanan karena dia pernah memiliki teman kerja yang berasal dari Banyuwangi.
Temannya itu tinggal di belakang masjid di dekat Pelabuhan Ketapang.
Sementara itu, Kepala Desa Ketapang Slamet Kasihono saat dihubungi Kompas.com, Minggu (27/1/2019), menjelaskan bahwa Pak Amir sampai ke Banyuwangi dibawa oleh relawan yang mengikutinya mulai dari Madiun menggunakan mobil.
Pak Amir dijemput saat sampai di wilayah Besuki, Kabupaten Situbondo, dan langsung dibawa ke Balai Desa Ketapang, Banyuwangi.
• Penuhi Keinginan Anak Naik Kuda, Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie Sampai Sewa Delman Keliling Kompleks
• Menentang Keras Hubungan Anaknya, Ayah Cut Meyriska Buka Jalan untuk Roger Danuarta?
"Saat tiba di Banyuwangi, saya bonceng Pak Amir ke rumah yang katanya rumah temannya. Kebetulan, rumah saya di pas di belakang masjid nomor 4. Katanya rumahnya di nomer 6, tapi tidak ada alamat yang dimaksud oleh dia," tuturnya.
Slamet kemudian berinisiatif untuk mengajak Pak Amir untuk datang ke pertemuan relawan yang digelar di Balai Desa Ketapang, Sabtu malam (26/1/2019).
Pertemuan itu rencananya membicarakan penyambutan Pak Amir yang dijadwalkan tiba pada awal pekan depan
"Saya sengaja tidak bilang ke para relawan jika Pak Amir sudah di Banyuwangi. Jadi tadi malam Pak Amir langsung konfirmasi bagaimana cerita yang sebenarnya karena berita tentang Pak Amir ini sudah viral ke mana-mana," ujar Slamet.
Walapun Pak Amir melakukan kebohongan dengan menyebutkan ibunya tinggal di Desa Ketapang Banyuwangi, Slamet mengaku tidak mempermasalahkannya.
Bahkan pihak desa selama ini telah memfasilitasi para relawan yang akan menyambut Pak Amir jika tiba di Banyuwangi.
Selain itu, selama pemberitaan Pak Amir yang jalan kaki ke Banyuwangi dari Sumatra Utara untuk menemui ibu kandungnya viral di media sosial, perangkat desa berusaha mencari keberadaan ibu Pak Amir jika benar tinggal di Ketapang.
Akhirnya pemerintah desa mendapatkan informasi melalui media sosial tentang keberadaan ibu kandung Pak Amir di Sumatera Utara pada Jumat, 25 Januari 2019. Slamet mencari data tersebut ke Dinas Kependudukan.
• Raffi Ahmad Ikutan Baim Wong Nyamar Jadi Orang Gila, Lihat Ekpresi Rafathar saat Digendong sang Ayah
• Profil Lengkap Pevita Pearce, Artis Cantik Pemain Film Sebelum Iblis Menjemput, Karier Hingga Asmara
"Sekarang semuanya saya serahkan ke pihak yang berwajib. Dan, saya meminta agar semua relawan legowo dengan kebenaran ini. Bahkan ada yang sudah jauh-jauh datang dari luar kota Banyuwangi untuk datang ke Ketapang. Semoga terus terjalin silaturahmi," katanya.
Sementara itu, Kapolsek Kalipuro AKP Jaenur Rofik saat dihubungi Kompas.com mengatakan, pihak kepolisian hanya meminta keterangan Pak Amir dan belum ada temuan yang mengarah ke tindak pidana.
Karena selama ini pemberian bantuan ke Pak Amir bersifat sosial.
"Kalau ada yang merasa dirugikan ya silakan melapor. Tapi sementara ya hanya dimintai keterangan. Tadi malam juga nginap di Ketapang di rumah salah satu warga, jadi tidak kami tahan," katanya.
Aksi jalan kaki Amiruddin sempat viral di media sosial dan beberapa relawan di setiap kota yang berbeda ikut mengawal pak Amir sejak masuk wilayah Jawa Timur.
Bahkan Pak Amir sempat diundang oleh Habib Hadi Zainal Abidin, pengasuh Pondok Pesantren Royadlus Sholihin di Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kedemangan, Kota Probolinggo, yang juga merupakan Wali Kota Probolinggo terpilih, pada Kamis, 24 Januari 2019 lalu.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Amir Minta Maaf Berbohong, Jalan Kaki dari Medan-Banyuwangi Bukan untuk Temui Ibu", https://regional.kompas.com/read/2019/01/27/15092411/amir-minta-maaf-berbohong-jalan-kaki-dari-medan-banyuwangi-bukan-untuk-temui.