Siswa SMA 10 Jatuh dari Jembatan Ampera

Momen Penting Sebelum Eni Yulansari Ditemukan Terapung di Sungai Musi, Naik Tangga Ampera

Tribunsumsel.com merangkum moment-moment sebelum jenazah Eni Yulansari, siswi SMA Negeri 10 Palembang ditemukan di Sungai Musi.

Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Prawira Maulana
Facebook
Eni Yulansari Semasa Hidup. Siswi SMA 10 yang ditemukan tewas di Sungai Musi. 

Momen Penting Sebelum Eni Yulansari Ditemukan Terapung di Sungai Musi, Naik Tangga Ampera

TRIBUNSUMSEL.COM - Eni Yulansari, siswi SMA Negeri 10 yang ditemukan mengapung di Sungai Musi pada Kamis (10/1) lalu diduga bunuh diri dengan lompat dari Jembatan Ampera.

Polisi sudah menyimpulkan dugaan bunuh diri, namun ada beberapa perkara yang dianggap masih mengganjal bagi keluarga.

Sampai saat ini polisi juga belum memberikan pertanyaan tentang sebab dan pemicu Eni bunuh diri. POlisi hanya bilang ada dugaan depresi.

Tribunsumsel.com merangkum moment-moment sebelum jenazah Eni Yulansari ditemukan di Sungai Musi.

  • Selasa, 8 Januari 2019

Murung dan Minta Izin Pulang Cepat dari Sekolah

Eni terlihat murung. Murungnya Eni sempat dilihat oleh tiga teman sekolahnya dan guru SMA Negeri 10.

Guru Ekonomi SMAN 10 Palembang, Herman Sudianto yang terakhir berinteraksi dengan almarhumah mengaku pada Senin dan Selasa kemaren korban masuk sekolah seperti biasa.

Barulah pada Rabu (9/1/2019) tidak ada kabar.

"Selasa (8/1/2019) saya sempat masuk kelas dia (korban) dan mengajar selama tiga jam."

"Saya lihat dia murung, makanya saya panggil ke depan," ujarnya.

Karena melihat siswanya kurang semangat dan murung dari hari biasanya, dirinya pun menanyakan ada masalah apa.

Tapi almarhum hanya menjawab biasa saja.

"Saya tawarkan ke guru BP saja. Bahkan pada pukul 8.30 paginya dia mau izin pulang dan tidak saya izinkan. Katanya tidak enak badan," jelasnya.

Keluar dari Kamar Kos

"Sore itu pamannya nanya sama saya, lihat Eni nggak pak, saya jawab tidak. Itu sekitar jam 4 sore. Soalnya, biasanya anak itu suka main ke tempat pamannya yang ada di dekat kontrakan. Tapi sore itu dia (Eni) tidak tahu kemana," jelas Mauladi pemilik kontrakan.

Saat itu, sejumlah teman Eni telah dihubungi. Pihak keluarga lain pun juga sudah ditanya mengenai keberadaannya, tapi semua tidak menemui hasil. Eni masih tidak diketahui keberadaannya.

Nia Ibunda  Eni Yulansari, siswi SMA 10 yang mayatnya ditemukan mengapung Sungai Musi Kamis, (10/1/2019) menangis di RS Bhayangkara Palembang, Kamis (10/1).
Nia Ibunda Eni Yulansari, siswi SMA 10 yang mayatnya ditemukan mengapung Sungai Musi Kamis, (10/1/2019) menangis di RS Bhayangkara Palembang, Kamis (10/1). (SHINTA/TRIBUNSUMSEL.COM)

Diantar Tetangga Kontrakan

Ternyata sebelum pukul 16.00 sore itu, Eni keluar dengan diantar tetangga kontrakannya.

"Baru setelah tetangga kontrakannya pulang, sekitar habis magrib, kami tanya dimana Eni. Dari anak itu, baru kami dapatkan kunci rumah dan surat dari Eni," Kata Mauladi.

Surat tersebut dituliskan dalam bahasa daerah. Mauladi mengaku tidak memahami arti dan makna tulisannya.

"Pokoknya kalau yang saya paham "aku dak tahan lagi" cuma itu yang saya ngerti,"ujarnya. Saat melihat surat itu, kepanikan mulai terjadi.

Warga sekitar takut, Eni berencana untuk melakukan aksi bunuh diri.
"Ya, karena lihat dari suratnya. Pamannya langsung nelepon orang tua Eni sama keluarganya yang lain. Panik lah pokoknya malam itu," jelasnya.

"Tambah lagi ada satu surat yang ditemukan di kotak sampah, jadi ya sudah tambah bingung kita," jelasnya.

Dari Lorong Kolam ke Jembatan Ampera

Tetangga yang sebelumnya mengantarkan Eni, mengaku diminta Eni mengantarkannya ke Lorong Kolam yang tak jauh dari kontrakannya di seputaran Jalan Srijaya Negara Bukit Lama Palembang.

Sesampainya di sana, Eni lantas meminta dipesankan taksi online ke Jembatan Ampera.

Sopir Grab Lihat Eni Naik Tangga Ampera

"Nah, dari situ langsung kami lacak sopirnya. Setelah dapat, sopir itu mengaku Eni minta diturunkan di atas jembatan Ampera. Tapi karena tidak boleh ada kendaraan yang berhenti disana, jadi Eni minta diturunkan di bawah jembatan Ampera,"ungkapnya.

Mauladi mengatakan, sopir taksi online tersebut mengaku sempat melihat Eni menaiki tangga menuju jembatan Ampera.

"Itu terakhir kali Eni terlihat. Habis itu sudah, hilang entah kemana sampai akhirnya kami dengar dia (Eni) tenggelam,"ungkapnya.

Selama bersekolah di Palembang, Eni Yulansari ngontrak di Jalan Srijaya Negara Lorong Hasanas Bukit Lama Ilir Barat 1 Palembang
Selama bersekolah di Palembang, Eni Yulansari ngontrak di Jalan Srijaya Negara Lorong Hasanas Bukit Lama Ilir Barat 1 Palembang (Tribun Sumsel/ Shinta Dwi Anggraini)

Kabar Pelajar Lompat dari Ampera

Selasa malam, Tribunsumsel.com sempat mendapatkan informasi dari broadcast WA di masyrakat bahwa da pelajar yang jatuh dari jembatan Ampera.

Malam itu Tribunsumsel.com menelusuri kebenaran info tersebut namun tidak mendapatkan jawaban pasti dan sumber info juga tak diketahui.

Kamis 10 Januari 2019

Nelayan Temukan Jenazah

Seorang nelayan di Sungai Musi menemukan jenazah yang masih berseragam sekolah mengapung di Sungai Musi.

Jenazah yang masih menggunakan seragam lengkap dengan badge nama dan asal sekolah.

Diidentifikasi sebagai Ani Yulansari, siswi SMA Negeri 10 Palembang asal Desa Bumi Genap OKU Selatan.

Kecurigaan Ayah

Ayah kandung Eni Yulansari, Robinson (36) mengungkapkan sejumlah kejanggalan tentang dugaan anaknya bunuh diri.

Saat itu, Selasa siang Eni menghubungi ibunya yang ada di desa Bumi Genap Muara dua Oku Selatan untuk menanyakan kabar keluarganya.

"Dia (Eni) menelpon kami selasa siang. Seperti biasa, Eni nanya bagaiman kabar saya, Ibunya, adiknya sama yang ada di kampung,"ujar Robinson.

Menurut Robinson, sama sekali tidak ada cerita atau keluh kesah tentang permasalahan yang sedang dihadapi Eni saat ini.

"Biasa saja, tidak ada yang mencurigakan," ucapnya.

Namun, ada satu hal yang cukup mengganjal di hatinya.

Saat terakhir kali menelpon, Eni tidak menggunakan nomor pribadinya.

Namun menggunakan nomor milik driver taksi online yang di pesannya untuk pergi ke jembatan Ampera.

"Karena nomornya beda dari biasanya saya tanya, nak ini nomor baru ya, berarti nanti kalau bapak mau hubungi kamu ke nomor ini ya. Terus Eni bilang, jangan pak ini nomor sopir grab car, aku pinjem soalnya Hp ku ketinggalan di kontrakan. Eni bilangnya begitu," ungkap Robinson.

Tak Ada Riwayat Chat dan SMS

Hal lain yang cukup mengganjal di hati Robinson yakni di telepon genggam milik Eni tidak ada sisa-sisa percakapan yang ditemukan.

Baik di aplikasi WhatsApp maupun SMS, semua isi percakapan sudah dihapus semua.

"Hp Eni kami temukan di rumah kontrakannya. Tapi tidak ada isi chat sama sekali di dalamnya. Itu yang cukup buat saya heran," ujarnya.

Robinson sendiri tahu kabar hilangnya Eni pada Selasa sore.

Kabar tersebut didapatnya dari anggota keluarga yang ada di Palembang.

"Saya sampai Palembang Selasa malam dan terus saja nyari keberadaan Eni. Sampai akhirnya kami dapat kabar kalau dia (Eni) ditemukan tenggelam," ujarnya.

Kini, Robinson beserta keluarga lebih memilih untuk mengikhlaskan kepergian Eni.

Jenazah Eni akan langsung dibawa ke kampung halamannya di desa Bumi Genap Muara dua Oku Selatan untuk dimakamkan.

"Dari hasil visum dokter tidak ditemukan sama sekali tanda-tanda kekerasan."

"Jadi ya sudahlah, saya dan keluarga sangat berusaha mengikhlaskan kepergian Eni," ujarnya.(SHINTA/TRIBUNSUMSEL.COM)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved