Berita Selebriti
5 Fakta Terbaru Kasus Endorse Komestik Ilegal yang Jerat 7 Artis Indonesia, Ternyata Dibayar Segini
Kabar mengejutkan dari dari Polda Jatim yang berhasil membongkar perdagangan kosmetik ilegal.Mirisnya ada 7 nama artis yang diduga
Penulis: Mochamad Krisnariansyah | Editor: Kharisma Tri Saputra
Dua di antaranya artis yang berprofesi sebagai penyanyi VV dan NR.
Artis endrose lainnya adalah, OR, MP, NK, DK dan arti B yang merupakan Disjoki (DJ) ternama.
Kasubdit Tipiter Ditreskrimsus Polda Jatim, AKBP Rofik Ripto Himawan menjelaskan tersangka memakai jasa artis setiap satu minggu untuk memasarkan produk kecantikan ilegal oplosan tidak dilengkapi dokumen izin Dinas Kesehatan dan BPOM.
"Tarif endrose mulai Rp 7 Juta hingga 15 juta," ungkapnya di Mapolda Jatim, Rabu (5/12/2018).
Rofik memaparkan sejumlah artis itu melakukan endrose yaitu berfoto dengan produk kosmetik kecantikkan palsu.
"Kisaran Salary (Gaji) endrose masing-masing artis berbeda sekitar Rp 15 juta," bebernya.
2. Dibuat di Luar Negeri
Kasubdit Tipiter Ditreskrimsus Polda Jatim, AKBP Rofik Ripto Himawan menyatakan penyidik akan fokus melakukan penyidikan terkait kasus peredaran produk kosmetik oplosan.
"Ada dua prioritas penyidikan antara lain pembuatan atau produksi kosmetik oplosan dan praktik jasa kecantikan yang juga ilegal," ujar Rofik di Mapolda Jatim, Rabu (5/11/2108).
Rofik menjelaskan pelaku KIL memproduksi berbagai kosmetik perawatan kecantikan mulai dari sabun muka, cream siang dan malam, serum dan lainnya. Menurutnya, kosmetik oplosan itu berpotensi berbahaya apabila digunakan karena tidak ada izin dari Dinas Kesehatan dan BPOM.
"Produksi kosmetik ilegal ini komposisi takarannya asal-asalan tidak bisa dipertanggungjawabkan," ungkapnya.
Masih kata Rofik, penggunaan kosmetik ilegal hingga serum pemutih kulit sangat berbahaya jika tidak dilakukan oleh dokter yang berkompeten di bidangnya.
"Efek samping bisa menyebabkan kanker," jelasnya.
Ditambahkannya, hasil penyidikan sementara pihaknya menduga pelaku membeli bahan pembuat kosmetik ini dari luar negeri. Sebab, sejumlah bahan baku itu tidak di produksi di dalam negeri.
"Belum dipastikan tetapi penyidikan mengarah kesana" pungkasnya.