Lima Anak Panti Kabur
Cerita Lima Anak Panti, Ini Alasan Mereka Memilih Kabur
Berupaya untuk pulang ke Muba tanpa ada bekal uang, kelima anak panti asuhan yang kabur memilih untuk berjalan kaki.
Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Prawira Maulana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Berupaya untuk pulang ke Muba tanpa ada bekal uang, kelima anak panti asuhan yang kabur memilih untuk berjalan kaki.
Setidaknya, mereka sudah menempuh lebih dari 10 KM untuk menuju ke Muba. Mereka mengaku, mau tidak mau harus berjalan kaki untuk menuju ke Muba.
• Cerita Polisi Penjemput Lima Anak Panti, Sempat Ditolak dan Tetap Ingin Pulang ke Muba
• BREAKING NEWS : 5 Anak Panti Asuhan di Palembang yang Hilang Ditemukan, Begini Kondisinya
Mereka menelusuri pinggir jalan dengan berjalan kaki. Hal ini, karena mereka tidak memiliki uang untuk naik kendaraan umum. Saat dijemput dan mereka akhirnya mau ikut ke Polsek Sukarami Palembang.
Saat di Polsek Sukarami Palembang dan dibincangi Kapolsek Sukarami Palembang Kompol Rivanda, mereka enggan kembali lagi ke panti asuhan.
"Kenapa tidak mau kembali ke panti asuhan," tanya Kapolsek.
"Takut," jawab Pri sambil menangis.

"Takut sama siapa," kembali tanya Kapolsek.
"Dengan pak Iwan," jawabnya.
"Kenapa sampai takut," kembali Kapolsek bertanya.
"Dipukuli," jawabnya sambil menghapus air mata menggunakan jilbab.
"Kenapa dipukuli," tanya Kapolsek kembali.
Namun, mereka sama sekali enggan berbicara langsung. Mereka memilih bungkam dan malah ada yang menangis.
"Mana yang katanya ada bekas dipukuli," tanya Kapolsek.
Spontan, keempat anak tersebut menunjuk seorang anak lelaki. Namun, mereka sama sekali tidak banyak berbicara mengenai mengenai pemukulan yang mereka alami.
Sementara itu, pemilik panti asuhan Yahwaliu yang sudah mendatangi kantor polisi Sukarami saat mendapat kabar kelima anak panti ini ditemukan.