Pemilu 2019

Caleg Datangi Tempat-tempat Keramat, Gunung Ibul Petilasan Patih Gajah Mada Juga Ramai Dikunjungi

Petilasan Gunung Ibul, salah satu tempat di Kecamatan Prabumulih Timur, menjadi tempat favorit para calon legislatif (caleg)

Tribun Sumsel/ Weny Ramdiastuti
Suparman, seorang penunggu tempat keramat Petilasan Gunung Ibul di Prabumulih. Tempat ini ramai dikunjungi calon legislatif (caleg) 

Kisah yang diungkapkan Suparman mengawali pertemuan dengan TribunSumsel.com pada suasana sore yang agak mendung itu. Saat itu ada beberapa pemuda datang.

Seorang pemuda tampak membawa nasi kuning dan panggang ayam. Ia duduk di teras makam Ratu Paseh.

Tribun Sumsel sempat "menguping" maksud kedatangan anak muda itu.

Baca: Kahiyang Ayu Unggah Potret Suami Gendong sang Putri dengan Caption Begini, Ini Harapannya

Baca: Chord Kunci Gitar dan Lirik Lagu Krisdayanti Ost.Hanum & Rangga

Ia sengaja datang ke situ untuk berdoa agar usahanya lancar. Perihal nasi kuning dan ayam panggang itu rupanya sebagai nazar.

Kisah Suparman, petilasan Gunung Ibul yang menurut sejarah menjadi tempat persinggahan Patih Gajah Mada, Ratu Pasha dan Raden Kuning, ramai dikunjungi masyarakat.

Tamu yang datang bahkan dari luar negeri. Ia pernah kedatangan tamu dari negara Kuwait.

Tamunya itu mengaku ingin napak tilas. Khususnya napak tilas Kerajaan Majapahit.

Menurut Wikipedia, petilasan adalah istilah yang diambil dari bahasa Jawa (kata dasar "tilas" atau bekas) yang menunjuk pada suatu tempat yang pernah disinggahi atau didiami oleh seseorang (yang penting).

Tempat yang layak disebut petilasan biasanya adalah tempat tinggal, tempat beristirahat (dalam pengembaraan) yang relatif lama, tempat pertapaan, tempat terjadinya peristiwa penting, atau—terkait dengan legenda—tempat moksa.

Dalam bahasa Arab, petilasan disebut maqam (berarti "kedudukan" atau "tempat").

Istilah 'makam' dalam bahasa Indonesia dengan demikian tidak berarti sama dengan 'maqam'.

Jalan menuju Gunung Ibul saat ini sudah bagus. Hanya 15 menit bisa diakses dari jalan raya. Situasi ini jauh berbeda dibanding tahun 1990-an.

Baca: Jadi Ayah Ahok, Denny Sumargo Rela Tinggal di Belitung Selama Sebulan Untuk Dalami Peran

Baca: APLSI Protes Larangan Angkutan Truk Batubara Lewat Jalan Umum, Sumsel Bisa Rugi Rp 18,3 Triliun

Menurut Zainal, salah satu pengunjung yang pernah ke Gunung Ibul pada tahun 1974, perlu waktu lama seharian dari Palembang untuk bisa sampai.

Jalan yang berlumpur memerlukan mobil double gardan untuk melalui jalan berlumpur tersebut.

Namun kondisi jalan mulai dapat perhatian saat kepemimpinan Walikota Prabumulih Rahman Djalili.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved