Pemilu 2019

Caleg Datangi Tempat-tempat Keramat, Gunung Ibul Petilasan Patih Gajah Mada Juga Ramai Dikunjungi

Petilasan Gunung Ibul, salah satu tempat di Kecamatan Prabumulih Timur, menjadi tempat favorit para calon legislatif (caleg)

Tribun Sumsel/ Weny Ramdiastuti
Suparman, seorang penunggu tempat keramat Petilasan Gunung Ibul di Prabumulih. Tempat ini ramai dikunjungi calon legislatif (caleg) 

Jalan berlumpur mulai diaspal. Hal itu diakui Suparman.

Sementara pada masa Walikota Ridho Yahya kawasan petilasan tidak lagi sunyi karena perumahan di sekitar dibangun.

Bahkan berdiri rumah sakit megah yang posisinya di belakang Gunung Ibul.

Dari berbagai referensi yang didapat Tribun Sumsel, khususnya dari blog Hendra Djailani, di Gunung Ibul terdapat komplek makam tua yang dikeramatkan dan dikenal dengan nama Keramat Puyang Gunung Ibul.

Sebenarnya tidak ada gunung di kota Prabumulih. Sebutan gunung bagi gunung Ibul itu kemungkinan karena komplek makam keramat itu memang berada di lokasi yang lebih tinggi dibandingkan wilayah sekitarnya.

Memang saat Tribun Sumsel.com ke situ jalannya menanjak.

Petilasan berada di kawasan hutan rimbun yang menurut Suparman seluas 10 hektare. Kawasan Gunung Ibul kemudian ditetapkan sebagai taman cagar budaya.

Di komplek petilasan terdapat tiga bangunan makam. Makam Ratu Paseh, makam Raden Kuning yang berada di belakang makam Ratu Paseh.

Dan pada bagian lain ada satu bangunan dengan tulisan Keramat Tuan Patih Gajah Mada.

Ada satu bangunan lagi yang berada persis di tengah petilasan. Bangunan itu berbeda dari tiga bangunan lain. Fisiknya seperti bangunan masa kolonialisme.

Menurut Suparman, bangunan itu sudah ada sejak jaman Belanda. Dikunci rapat. "Tidak boleh dimasuki. Rumah orang Belanda yang ada di sini dulu,"kata Suparman singkat.

Lalu siapakah yang dimaksud Ratu Paseh? Benarkah dia perempuan?  Ada yang menghubungkan Ratu Paseh itu adalah Fatahilah.

Alias Falatehan. Atau Fadilah Khan alias Ratu Bagus Pasai.

Siapa pula Raden Kuning? Tokoh satu ini sama halnya dengan Ratu Paseh yang legenda dan hikayatnya bertebaran dengan berbagai versi.

Dari beragam referensi yang didapat, ditarik garis merah yang sama.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved