Gempa dan Tsunami Palu
Warga Palembang Selamat dari Bencana Gempa dan Tsunami Palu, Umi Tak Mau Kembali Lagi
Gadis dengan nama lengkap Umiyilamri ini merupakan salah satu korban selamat gempa bumi di Palu yang telah menelan banyak korban.
Penulis: Weni Wahyuny | Editor: M. Syah Beni
"Jadi selama satu malam itu saya cuma pakai selimut, untungnya saya sudah pakai dalaman dan kita mengungsi di tengah lapangan. Jalan sudah retak semua, dinding sudah runtuh sama ada tetangga kosan saya kakinya sudah hancur dan dibopong ke lokasi pengungsian dengan kondisi dataran tinggi," terangnya.
Sepanjang jalan dengan gempa yang terus dirasakan membuat Umi dan para temannya selalu mengingat Tuhan, sepanjang jalan hanya air mata yang keluar dengan pikiran selalu ke keluarga. Di dalam benaknya ia selalu berpikir "tidak ada siapa-siapa disini" dan mau-tak mau Umi bertekad harus keluar dari daerah tersebut.
"Capek, padahal sehari itu saya belum sempat makan nasi. Jadi kalau mau dibilang badan loyo, loyo. Tapi alhamdulillah nggak berasa gara-gara paniknya itu dan alhamdulillah sampai ke atas (tempat pengungsian) malam itu," bebernya.
"Sebenarnya sudah pasrah tapi masih ada kekuatan mau keluar (dari kosan). Pas di pengungsian semalaman itu masih terus guncangan nggak berhenti," timpalnya.
Meski tak membawa handphone, Umi berusaha untuk menghubungi keluarga meskipun dengan handphone temannya.
Baru saat berada di pengungsian barulah ia dan temannya menghubungi keluarga secara bergantian.
"Saya pertama hubungi ayah karena ibu pasti masih cemas. Disitu saya nangis-nangis, itulah kalau saya Telpon ke mama takutnya kepikiran. Kebetulan ayah juga lagi di Sulawesi kemarin dan dia berasa juga gempa ya. Jadi ayah yang hubungi ke mama biar mama tenang," jelas Umi.
Guncangan gempa terus dirasakan oleh Umi.
Terlebih saat di pengungsian yang sangat dirasakannya.
Suara gemuruh dari bawah tanah sangat terdengar.
Sesekali ia memejamkan mata namun tetap terbangun saat gempa datang.
"Jadi kami cuma duduk saja, nggak berani untuk tidur. Tapi untuk jaga fisik dan kondisi tetap baik jadi seperti tidur ayam itu," ungkap putri dari pasangan Amriadi dan Rusmianah ini.
Semalaman dengan kondisi tak berpakaian dan hanya mengenakan selimut, Sabtu pagi Umi dan temannya memberanikan diri untuk kembali ke kosan dan mencari-cari apa yang bisa diambil dan bermanfaat untuk sementara seperti dompet, berkas-berkas seadanya.
"Pas itu saya langsung berpakaian dan keluar ambil selimut, bantal, karpet dibawa ke atas (pengungsian) dan berpindah ke tempat evakuasi di lapangan RRI Palu yang lebih aman dan listrik juga ada dan juga informasi yang lengkap,"
"Pada saat kita tenang dan duduk disitu mau istirahat, ada dari bawah segerombolan motor langsung naik ke atas dan bilang bahwa ada air naik ke atas, jadi kita langsung pergi lagi ke atas," imbuhnya.