Pilpres 2019
'Dipanasi' Politisi Demokrat, Tsamara Terima Tantangan Debat dengan AHY
Poltisi muda Partai Solidaritas Indonesia, Tsamara Amany akhirnya mengiyakan tantangan debat
TRIBUNSUMSEL.COM - Poltisi muda Partai Solidaritas Indonesia, Tsamara Amany akhirnya mengiyakan tantangan debat yang diungkapkan oleh elit Demokrat yaitu Andi Arief.
Sebelumnya, Andi Arief, melalui akun twitter miliknya @AndiArief__ mengajak untuk berdebat
Saya juga akan fasilitasi aeluruh milineal yang ada di partai @psi_id untuk bicara dan debat dengan AHY tentang kaum milinel, masa depan dunia dan masa depan Indonesia
Jawaban tantangan Tsamara ini juga setelah sebelumnya, politisi cantik ini mengomentari AHY terkait dinasti politik.
Kemudian, Andi mengultimatum siapa yang mau berdebat dipersilakan
Dilansir dari TribunWow, Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia Tsamara Amany angkat bicara ketika prestasinya dibandingkan dengan Agus Harimurti Yudhyono (AHY).
Hal tersebut ia sampaikan melalui akun Twitter @TsamaraDKI yang diunggah pada Minggu (5/8/2018).
Awalnya, Tsamara Amany menyindir politik dinasti partai politik.
Ia kemudian mengatakan jika dirinya tidak tahu bagaimana seseorang yang diwarisi politik dinasti bisa mengklaim sebagai perwakilan anak muda.
@TsamaraDKI: Saya tak tau bagaimana seseorang yang diwarisi sebuah dinasti politik bisa mengklaim diri sebagai perwakilan anak muda.
Mewakili anak muda bukan sekadar soal usia.
Tapi juga soal kerja keras & kompetensi.
Kita semua para politisi muda harus berupaya membuktikan itu.
Sebelumnya, politisi Demokrat Andi Arief sempat memberikan klarifikasi mengenai politik dinasti yang banyak dilayangkan kepada Demokrat dan AHY.
Menurut Andi Arief, apa yang terjadi di Demokrat bukanlah sebuah politik dinasti, melainkan regenerasi partai.
Menurut Andi Arief, potensi dinasti itu terjadi saat pemimpin politik menunjuk keluarga dan tidak melibatkan kehendak masyarakat.
Sementara, apabila dipersiapkan dengan cara benar dan mendengar kehendak masyarakat, itu menjadi regenerasi.
Andi menegaskan jika pemimpin wajib mempersiapkan regenerasi.
Politisi Partai Demokrat itu mengatakan jika Susilo Bambang Yudhoyono tidak menganut politik dinasti, namun sukses melakukan regenerasi.
"Ada yang masih bingung perbedaan politik dinasti dan regenerasi. Pemimpin politik menunjuk keluarga tak hitung kehendak masyarakat itu potensi dinasti, tapi kalau dipersiapkan dg cara benar dan mendengar kehendak maayarakat itu regenerasi Pemimpin wajib persiapkan regenerasi.
Kalau SBY memilih jalan politik dinasti, maka saat 2014 dengan kekuasaannya akan memaksa Pramoni Edi Wibowo atau Ani Yudhoyono sebagai cawapres ikuti permintaan beberapa kandidat yg bertarung. SBY tidak memilih dinasti yang ekstrem ala monarki itu.
Setelah Pilpres 2014 Partai Demokrat tidak memiliki figur, padahal Partai Politik wajib menyumbang figur untuk negara dan dikehendaki rakyat.
Partai Demokrat sejak 2014 terus memonitor kehendak rakyat terhadap Pak De Karwo, TGB, Rido dari internal Paryai. Dari eksternal ada CT, SMi, Rizal Ramli, Khofifah, YIM, Dede Yusuf dll.
Setelah Pilkada DKI justru AHY yg kalah bertarung justru dikehendaki publik cawapres.AHY bersama figur2 lain disiapkan, fakta kehendak rakyat lewat survey AHY termasuk yg dikehendaki dan partai2 realistis saat ini.
SBY dan Partai Demokrat tidak pernah tawarkan AHY Cawapres pada Jokowi dan Prabowo.
Jokowi justru bicara pada SBY, AHY diterima publik.
Prabowo juga melihat AHY kurang lebih sama dan resmi meminang 2019. AHY tidak aji mumpung, justru meminta Prabowo juga hitung figur lain juga.
Kalau rakyat dan tokoh politik mempertimbangkan juga bahwa AHY selain punya kapasitas dan elektabilitas adalah juga anak SBY, itu bukan politik dinasti. Tapi SBY dan demokrat sukses lakukan regenerasi," tulis Andi Arief 25 Juli 2018 lalu.
