Wisata dan Kuliner Palembang
Inilah Tempat Wisata Baru di Palembang yang Instagramable Usai Direnovasi
Pada masa Kesultanan Palembang misalnya, sungai ini dijadikan sarana transportasi ke wilayah pedalaman Palembang.
Tulisan itu mampu memikat pengunjung.
Banyak pengunjung ber-swafoto di titik itu kemudian mengunggahnya di media sosial.
Usai itu, pengunjung akan menyeberangi jembatan untuk sampai pada "Pulau" dimana keindahan taman disajikan.
Beberapa bangku disediakan di beberapa sudut tempat tersebut. Beberapa tempat duduk memanjakan mata pengunjung.
Baca: 14 Pensiunan TNI Jadi Jagonya PDIP Siap Menangkan Jokowi
"Karakter huruf tulisannya saja sudah membawa pikiran kita pada zaman dulu kala. Hurufnya agak ke Pallawa-Pallawaan. Bagus banget," kata Tia, pengunjung yang ber-swafoto di tempat tersebut.

Marta Astra, pelukis Palembang menilai upaya untuk memperindah dan merawat tempat-tempat "tua" yang bersejarah di Palembang patut diapresiasi.
Gambar mural di sungai Sekanak misalnya dengan menghadirkan lukisan itu akan membuat sungai tua lebih cantik, menarik dan menjadi tempat destinasi wisata "baru".
Pewarnaan yang berkonsep kekinian menjadi daya tarik.
Hal itu menyuguhkan keindahan agar tidak terkesan angker atau seram, sebagaimana nasib sungai Sekanak selama ini.
Baca: Tahi Lalat di Kelopak Mata Bahaya atau Tidak, Begini Penjelasan Dokter
"Sekanak, mulai dari bangunan-bangunan tuanya hingga sungai selama ini sedikit terlupakan. Dengan mengambar mural itu artinya pemerintah sudah mulai mengindahkan dan ini sangat positif," katanya.
Namun katanya, alangkah indah dan bagusnya apabila penyajian yang berkonsep kekinian tersebut dibarengi pembelajaran sejarah, tidak melupakan akar sejarah dari tempat itu sendiri.
Sebagaimana sungai Sekanak sarat dengan sejarah kota Palembang.
"Jangan melupakan sejarahnya. Tujuan dari keindahan itu kan ke wisata, harusnya dibarengi edukasi sejarahnya. Lukis perahu untuk berjualan sebagaimana disana dulu banyak demikian," kata Marta lagi.
Tempat bersejarah di Palembang banyak. Upaya demikian dinilai sangat positif. Hanya saja jangan melupakan akar sejarahnya. Sebab tujuannya bukan sekedar wisata zaman now tapi tua-tua keladi, semakin tua semakin jadi, katanya. (Tribunsumsel.com/ disadur dari rubrik Urban Culture Tribun Sumsel)