Ramadan 1439 H
Datang Bulan di 10 Malam Terakhir Ramadan, Ini Cara Wanita PMS Tetap Peroleh Kemulian Lailatul Qadar
Malam Lailatul Qadr sangat dinantikan oleh semua orang, karena keistimewannya yang dimuliakan oleh Allah melebihi malam-
TRIBUNSUMSEL.COM -- Malam Lailatul Qadr sangat dinantikan oleh semua orang, karena keistimewannya yang dimuliakan oleh Allah melebihi malam-malam lainnya.
Lailatul Qadar itu terjadi pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadan.” (HR. Bukhari)
Untuk itu semua umat Islam pastinya akan melakukan yang namanya salat Tahajud, baca Al quran serta melakukan Iktikaf di masjid.
Menurut Ustaz Ammi Nur Baits dari Dewan Pembina Konsultasi Syariah, wanita haid yang ingin mendapatkan malam Lailatul Qadar bisa melakukan ibadah selain salat.
Juwaibir mengatakan bahwa dia pernah bertanya pada Adh-Dhahak, “Bagaimana pendapatmu tentang wanita nifas, haid, musafir, dan orang yang tidur; apakah mereka bisa mendapatkan bagian dari lailatul qadar?”
Adh-Dhahak pun menjawab, “Iya, mereka tetap bisa mendapatkan bagian. Setiap orang yang Allah terima amalannya akan mendapatkan bagian lailatul qadar.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 341)
Keterangan ini menunjukkan bahwa wanita haid, nifas dan musafir tetap bisa mendapatkan bagian Lailatul Qadar.
Hanya saja, wanita haid dan nifas tidak boleh melaksanakan salat.
Untuk bisa mendapatkan banyak pahala ketika Lailatul Qadar, wanita haid atau nifas masih memiliki banyak kesempatan ibadah. Di antara bentuk ibadah yang bisa dilakukan adalah:
1. Membaca Alquran tanpa menyentuh mushaf
2. Berzikir dengan memperbanyak bacaan tasbih (subhanallah), tahlil (la ilaha illallah), tahmid (alhamdulillah), dan zikir lainnya.
3. Memperbanyak istigfar
4. Memperbanyak doa
Membaca zikir ketika lailatul qadar, sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat dari Aisyah radhiallahu ‘anha, “Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, jika aku menjumpai satu malam yang itu merupakan lailatul qadar, apa yang aku ucapkan?’
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ucapkanlah, ‘اللَّـهُـمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُـحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي’ (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Dzat yang Maha Pemaaf dan Pemurah maka maafkanlah diriku.)'” (Hadis sahih; diriwayatkan At-Turmudzi dan Ibnu majah)
Dalam Fatwa Islam Tanya-Jawab dijelaskan, “Wanita haid boleh melakukan semua bentuk ibadah, kecuali shalat, puasa, tawaf di ka’bah, dan i’tikaf di masjid. Menghidupkan lailatul qadar tidak hanya dengan shalat, namun mencakup semua bentuk ibadah.
Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan, ‘Makna ‘menghidupkan malam lailatul qadar’ adalah begadang di malam tersebut dengan melakukan ketaatan.
An-Nawawi mengatakan, “Makna ‘menghidupkan lailatul qadar’ adalah menghabiskan waktu malam tersebut dengan bergadang untuk shalat dan amal ibadah lainnya.'”
Meskipun wanita berhalangan, mereka masih mampu untuk mendapatkan malam lailatul qadar. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Haid, Bukan Berarti Keistimewaan Lailatul Qadar Terlewati, Begini Lo Cara Mendapatkan Malam Mulia,