Kisah Ariel Sharon,Pengusa Bengis Isarel Yang Bantai Rakyat Palestina, 8 Tahun Koma Dirumah Sakit

Nama Ariel Sharon atau bernama lengkap Ariel Scheinermann ini merupakan tokoh yang kontroversional di negara kawasan

Bangka Pos

Selama tahun 1958-1962, Sharon pernah menjadi komandan Brigade Infantri, memimpin Pusat Pendidikan Infantri dan mengikuti sekolah hukum di Universitas Tel Aviv.

Foto Ariel yang bagian kepalanya terbalut perban saat bertempur di Terusan Suez saat perang Yom Kippur bahkan menjadi simbol kekuatan militer Israel.

Karena reputasinya inilah, rakyat Israel ini banyak yang memuja Ariel bahkan menjadikannya sebagai pahlawan.

Usai perang Ariel terpilih sebagai anggota Knesset, semacam kabinetnya Israel.

Akan tetapi pada 1974, Ariel mundur dari Knesset sekaligus pensiun dari dunia militer.

Ariel lalu bergabung dengan partai politik yang selanjutnya menjadi kendaraannya meraih kekuasaan, yaitu di Partai Likud.

Karir politiknya pun tak kalah cemerlang. Ariel pernah menjadi Penasehat Keamanan bagi Perdana Menteri Yitzhak Rabin.

Lalu pada tahun 1977 ia menjabat Menteri Pertanian.

Ariel Sharon juga secara tidak langsung karena ia menjabat sebagai menteri Pertahanan dalam penyerangan September 1982 atas kaum pengungsi Palestina di Sabra dan Shatila yang dilakukan oleh milisi Maronit Lebanon.

Korban dalam peristiwa tersebut mencapai lebih 3.000 orang terbunuh.

Selain, ia bertanggung jawab pada tragedi pembantaian Qibya 13 Oktober 1953 yang menewaskan 96 orang Palestina oleh Unit 101 yang dipimpinnya.

Atas dua peristiwa tersebut, sebagian orang menjulukinya sebagai "Penjagal dari Beirut".

Periode 1984-1990, Ariel menjabat sebagai Menteri Industri dan Perdagangan. Lalu, ia menjadi Menteri Perumahan dan Konstruksi.

Periode Juli 1996-Juli 1999, ia menjabat sebagai Menteri Infrastruktur Nasional dan sebagai Menteri Luar Negeri (Oktober 1998-Juli 1999).

Pada sidang Knesset bulan Mei 1999, karena mundurnya Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, otomatis Ariel terpilih sebagai Ketua Partai Likud.

Karier politiknya mencapai puncak ketika ia terpilih menjadi Perdana Menteri Israel pada Februari 2001.

Menjabat sebagai Perdana Menteri, Ariel tetap membuat peraturan kontroversial.

Ia malah mendorong perdamaian Israel-Palestina bahkan menarik mundur pasukan Israel dari jalur Gaza yang membuat partai Likud pecah belah.

Ariel pun mendirikan partai lain, pada November 2005, yakni Partai Kadima.

Masa Sekarat Ariel Sharon

Tak lama kemudian, pada 18 Desember 2005, Ariel mengalami stroke ringan dan segera dibawa ke rumah sakit.

Ia dirawat selama dua hari dan dijadwalkan akan menjalani operasi pada jantungnya pada 5 Januari 2006.

Namun pada 4 Januari 2006 ia kembali masuk ke rumah sakit dari peternakannya di daerah Negev, di Rumah Sakit Hadassah Ein Kerem di Yerusalem dan kemudian di Chaim Sheba Medical Center di Tel Hashomer.

Dilansir dari kabar.net, Ariel Sharon terbaring koma. Ia tersiksa dalam sekarat.

Menurut Komite Keuangan Knesset (parlemen Israel), ongkos pengobatan Sharon setiap tahun sekitar USD 440 juta atau setara Rp 4,25 triliun.

Para dokter pernah memasukkan Ariel Sharon ke ruang operasi untuk dilakukan pembedahan. Ia memiliki luka membusuk, lalu operasi dilakukan untuk menyambung bagian-bagian ususnya yang telah membusuk dan infeksinya telah menyebar ke bahagian tubuh lain.

Penyumbatan yang terjadi di otaknya menyebabkan kerusakan di sekujur tubuh hingga membusuk.

“Nyawa Sharon terancam,” kata juru bicara rumah sakit, Yael Bossem-Levy kepada kantor berita Associated Press, kala itu.

Saat itu usia Ariel memasuki 85 tahun, kedua matanya dalam keadaan terus terbuka.

Dokter-dokter yang merawat Sharon memberikan keterangan terkait kesehatan Sharon, saat ditanya sampai kapan keadaan Sharon akan terus menerus seperti ini.

“Kalau dikaji dari usia rata-rata di keluarga Ariel, ibu dan neneknya mati di atas usia 90 tahun," ujar Shlomo Segev, dokter senior yang merawatnya mengatakan kepada The Times Of Israel.

Sharon tergolek tak berdaya dengan bantuan berbagai alat medis yang tertancap ke tubuhnya, termasuk respirator, dalam ruangan khusus di Rumah sakit Tel Hashomer, sebelah timur Ibu Kota Tel Aviv.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved