Kisah Ariel Sharon,Pengusa Bengis Isarel Yang Bantai Rakyat Palestina, 8 Tahun Koma Dirumah Sakit

Nama Ariel Sharon atau bernama lengkap Ariel Scheinermann ini merupakan tokoh yang kontroversional di negara kawasan

Bangka Pos

TRIBUNSUMSEL.COM -- Nama Ariel Sharon atau bernama lengkap Ariel Scheinermann ini merupakan tokoh yang kontroversional di negara kawasan Timur Tengah.

Bagaimana tidak? Sepanjang hidupnya sejak lahir pada 27 Februari 1928, ia sudah didoktrin untuk mendukung zionis Israel.

Palestina yang dulunya sebuah negara besar selalu dianggapnya sudah merebut wilayah tanah Yahudi.

Ariel ini padahal di Kfar Malta, Palestina.

Karir kebengisannya pun dimulai saat ia masih belia, bayangkan dari umur 17 tahun.

Melansir wikipedia, pada usia tersebut, Ariel bergabung dengan kelompok mafia Haganah yang aktivitasnya meneror rakyat Palestina.

Dalam melancarkan aksi teror, ia secara bergantian berada di bawah komando Perdana Menteri David Ben Gurion, Itzhak Shamir, dan Yitzhak Rabin.

Tak dapat dihitung lagi sudah berapa banyak korban yang Ariel tumbangkan dengan senjatanya.

Pada masa perang kemerdekaan Israel tahun 1948, di usianya yang ke-20, ia telah menjadi seorang komandan infantri Israel dalam Brigade Alexandroni.

Tapi, rupanya Ariel ini sempat hampir meregang nayawa ketika tentara Palestina membalasnya dengan serentetan peluru.

Peluru-peluru itu menembus dadanya. Tapi untungnya Tuhan masih menyelamatkan nyawanya melalui bantuan rekan Ariel.

Rupanya, kejadian yang hampir renggut nyawa itu tak buat Ariel gentar sedikitpun.

Malahan, karier militernya terus menanjak. Pada 1949 ia dipercaya memimpin unit intai tempur Brigade Golani.

Tak hanya berkarier di militer, tahun 1950 Ariel masuk Universitas Ibrani Yerusalem dan mengambil studi Sejarah dan Kultur Timur Tengah.

Pada 1953, ia membentuk sekaligus memimpin unit komando khusus " Unit 101" yang bertugas melakukan operasi-operasi khusus tingkat tinggi.

Unit pasukan khusus yang bertugas menyergap gerilyawan Palestina ini dikenal sangat kejam.

Ariel pun lantas diangkat menjadi komandan dari korps para-komando dan terlibat dalam berbagai perang, seperti memperebutkan Semenanjung Sinai (1956), Perang Enam Hari (1967) melawan bangsa Arab, dan Perang Yom Kippur (1973).

Dibawah komandonya, Israel semakin tak terkendali berhasil memperluas wilayah jajahannya di tanah Palestina.

Tak diragukan memang, pasalnya Ariel ini mengecap pendidikan militer dan hukum yang tak kalah luar biasa.

Pada tahun 1957, ia sekolah kemiliteran di Camberley Staff College, Inggris.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved