Rela Korbankan Anak Istri, Ternyata Dita Otak Bom Bunuh Diri Bukan Orang Sembarangan.
Kejadian memilukan di 3 gereja Surabaya masih membawa duka mendalam bagi banyak orang.
Di antaranya, penangkapan sejumlah anggota JAD yang berencana menyerang pos polisi di Kertajaya Indah, Surabaya, dan pengeboman sejumlah objek vital di Surabaya pada 2017. Zainal Ansori ditangkap di Paciran setelah tertangkap basah menyusun plot serangan ke polsek setempat.
Penangkapan Zainal Ansori itu sempat memicu penyerangan polantas di Tuban yang berakhir dengan tewasnya empat anggota sel JAD Jawa Tengah pada April 2017 di hutan di perbatasan Tuban–Jawa Tengah.
Rumah Jadi Tempat Latihan Silat
Nyaris tak ada gelagat yang menunjukkan keluarga Dita berpaham radikal
Sang istri, yang dalam pengeboman menggunakan cadar, berpenampilan normal saja sehari-hari.
"Pakai kerudung, iya. Tapi tidak pakai cadar," tutur Adi.
Pernah dua tahun lalu rumah Dita dipakai untuk latihan silat orang-orang dari luar.
Adi mengetahuinya dari laporan satpam.
Ia pun tak pernah mengganggap hal itu sebagai hal yang mencurigakan.

Sebagai warga kampung itu, Dita bekerja tak tetap.
Dia pernah bekerja sebagai pembuat jamu. Kemudian, ia menjadi pembuat minyak kemiri.
"Dulu pernah limbahnya dibuang di got. Tetangga-tetangga marah," tambahnya.
Empat anak Dita pun masih bersekolah. Satu masih di jenjang SMA, satu jenjang SMP, dan dua jenjang SD.
Ternyata, Sang Istri Sudah Terdoktrin Hal Ini
Ketika banyak yang penasaran bagaimana cara Dita mengajak anak dan istrinya menjadi pelaku.