Rela Korbankan Anak Istri, Ternyata Dita Otak Bom Bunuh Diri Bukan Orang Sembarangan.

Kejadian memilukan di 3 gereja Surabaya masih membawa duka mendalam bagi banyak orang.

IST
Viral 

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyatakan Keluarga Dita merupakan satu dari 500 pihak yang pulang dari Suriah Ke Indonesia.

Dalam data yang didapat, Tito menjelaskan sekitar 1000 orang pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Sementara 500 orang lainnya masih di Suriah, dan 103 diantaranya sudah meninggal di Suriah.

Mereka bergabung dengan ISIS dan kembali ke Indonesia. Tito menjelaskan Dita merupakan sel dari Jemaah Ansorut Daulah (JAD).

"Yang kembali dari Suriah 500,termasuk di antaranya keluarga ini," ujar Tito saat konfrensi pers di RS Bhayangkara Surabaya, Minggu (13/5).

Artinya, Dita memiliki keahlian khusus untuk melancarkan aksinya. Mulai dari merakit bom, hingga beladiri praktis agar dapat dengan efisien melakukan rangkaian teror. 

Ketua JAD Jawa Timur

Kepastian soal identitas pelaku disampaikan Kapolri Jenderal Tito Karnavian di RS Bhayangkara kemarin.

”Satu keluarga.Bapaknya bernama Dita Oeprianto,” katanya. Menurut Tito, Dita adalah ketua Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Surabaya. ”Dita ini otaknya, yang mengorbankan istri dan empat anaknya sekaligus,” imbuh orang nomor satu di jajaran kepolisian tersebut.

Hasil rekonstruksi kejadian menunjukkan cerita yang cukup sulit dipercaya.

Dari rumahnya di Jl Wisma Indah Blok J/22, Wonorejo, Rungkut, keluarga itu berpisah dengan dua kendaraan. Awalnya, mobil Avanza yang dinaiki Dita bersama sang istri Puji Kuswati dan dua anaknya yang paling kecil, berusia 8 dan 12 tahun.

Baca:

Merinding! Ternyata Ini Cara Puji Kuswati Rayu 4 Anaknya Jadi Pelaku Bom Bunuh Diri, Pantes Tergiur

Terkuak! Cerita Anak Kecil Bangkit Usai Bom Di Polrestabes Surabaya, Ada Tulisan Ini Di Celana Dalam

Sementara itu, kendaraan satu lagi adalah sepeda motor yang dikendarai anak pertamanya, Ysf (18); dan Frm (16).

”Yang sepeda motor langsung mengarah ke Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) di Ngagel,” lanjut Tito.

Jaringan Aman Abdurahman

Tito mengatakan bahwa Dita Oeprianto merupakan anggota JAD yang berafiliasi dengan Aman Abdurrahman, napi kasus terorisme yang kini mendekam di Nusakambangan. Dita juga serangkai dengan gelombang penangkapan plot serangan Jawa Timur yang digagalkan pada 2016 dan 2017.

Kemudian, Tito bercerita bahwa pada 2016, Aman Abdurrahman menyerahkan tampuk kepemimpinan kepada Zainal Ansori, yang bermukim di Paciran. Itu terjadi pada Desember 2016 di Malang. Ketika itu, Zainal bahkan mengundang semua sel JAD ke Kota Apel tersebut.

Dalam kesempatan tersebut, Zainal menyampaikan pesan dari ISIS pusat yang memerintah semua anggotanya untuk melakukan amaliah. Atau melakukan aksi teror di kota tempat mereka berada. Nah, plot di Jawa Timur bisa digagalkan.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved