Berita Muaraenim
Warga Lingga Kesal, Banyak Pelajar Rayakan Kelulusan Kotori Dinding pagar Tugu Gapura Sriwijaya
Warga Desa Lingga kecamatan Lawang Kidul mengecam aksi nakal pelajar yang melakukan corat-coret dinding pagar di Land mark Gapura Sriwijaya
Penulis: Ika Anggraeni | Editor: Kharisma Tri Saputra
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com,Ika Anggraeni
TRIBUNSUMSEL.COM, MUARAENIM - Warga Desa Lingga kecamatan Lawang Kidul mengecam aksi nakal pelajar yang melakukan corat-coret dinding pagar di Land mark Gapura Sriwijaya yang belum lama diresmikan oleh PTBA, Kamis (3/5).
Berdasarkan informasi yang berhasil Tribunsumsel.com himpun di lapangan, aksi coret menyoret tersebut terjadi sekitar pukul 14.00 WIB dimana ada sekelompok pelajar yang konvoi dari arah Muaraenim dengan mengenakan seragam sekolah.
Sesampainya di lokasi landmark Gapura Sriwijaya tersebut para pelajar inipun melampiaskan rasa suka cita karena akan lulus dari sekolah dengan menggunakan cat semprot saling semprot baju dan rambut sesama mereka.

Namun sayangnya tak hanya baju dan rambut mereka saja yang disemprot tapi juga menyempotkan cat tersebut kedinding pagar yang ada di lokasi tersebut.
Sehingga dinding pagarpun tampak kotor dengan tulisan-tulisan diantaranya SMK PGRI Muaraenim,SMK PGRI Pali,MAN Lahat,SMKN1 Lahat dan tulisan lainnya dengan cat semprot berwarna-warni.
Seperti yang dikatakan Tono,salah satu warga Desa Lingga menyayangkan adanya aksi yang tidak patut dicontoh yang dilakukan oleh para pelajar tersebut.
"Kami sangat mengecam keras aksi pelajar yang mengotori dinding kawasan yang kami harapkan bisa menjadi salah satu objek wisata di desa kami tersebut,kami berharap mereka dapat bertangging jawab terkait hal ini," katanya.
Dikatakan Tono, kelakuan para pelajar ini sama sekali tidak mencerminkan bahwa mereka adalah seorang pelajar yang berpendidikan.
"PTBA membangun ini untuk dijaga dan yang lebih kami sayangkan para pelaku yang mencoreti dinding ini bukan pelajar dari Tanjung Enim."
"Tapi pelajar yang sebagian besar di duga adalah oknum pelajar dari kabupaten lahat, kenapa mereka datang ketempat kami kalau cuma mau mengotori tempat kami," katanya.
Untuk itu lanjutnya pihaknya meminta agar nama-nama sekolah yang tertera didinding tersebut dapat menindak tegas para pelaku.
"Karena ini sama-sekali tidak mencerminkan perbuatan pelajar, mereka harus ditindak bila perlu tahan ijazahnya sebelum mereka membersihkan dinding-dinding pagar tersebut," tegasnya.