Driver Online Ditemukan Tewas
Pelarian Hengki yang Ikut Membunuh Driver Online Terlacak - Kapolda Sumsel: Akan Kami Sikat Habis
Hengki Sulaiman, tersangka pembunuh driver taksol Tri Widyantoro, tidak bisa tenang lagi dalam pelarian.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Hengki Sulaiman, tersangka pembunuh driver taksol Tri Widyantoro, tidak bisa tenang lagi dalam pelarian.
Penyidik Polda Sumsel berhasil melacak keberadaannya.
Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara mengatakan, pihaknya akan menyikat habis Hengki karena dinilai sudah berlaku sangat kejam terhadap korban.
"Meski pun begitu, jika Hengki ini menyerahkan diri tentunya sebagai pihak kepolisian akan menjunjung Hak Azasi Manusia dan akan melindunginya."
"Karena itu, lebih baik serahkan diri saja, jika tidak kami sikat betul," tegasnya, Senin (2/4).
Kapolda mengapresiasi orangtua Tyas Dryantama, salah satu tersangka pembunuh yang diserahkan ke Polda Sumsel.
Baca: Buron Akibat Membunuh Driver Taksi Online, Ini yang Terjadi Pada Akun Instagram Hengki
Karena itu, pihaknya memastikan hukum akan ditegakkan dan akan melindungi meski pun sebagai tersangka.
"Ayahnya menyerahkan anaknya setelah kami mengancam akan menghabisi para pelaku, sehingga ayahnya menyerahkan anaknya langsung," ujar Zulkarnain.
Keterlibatan Tyas dalam kasus itu yakni memegang tangan korban serta ikut dalam membuang mayat korban di semak-semak.
Tersangka Tyas Dryantama (19), mahasiswa Unsri, mengaku tidak mengetahui kemana keberadaan Hengki.
Selain itu dia juga mengaku kalau yang merencanakan pembunuhan ini yakni Bayu Irmansyah, Poniman, dan Hengki sedangkan dirinya hanya ikut-ikutan saja.
"Saya hanya ikut memegang tangannya saja dan ikut membuang korban," katanya saat ditemui di Polda Sumsel.
Baca: Tyas Dryantama Pelaku Pembunuh Driver Gocar Mahasiswa Unsri, Rektor Janji Langsung Pecat
Ia juga mengaku dari hasil perampokan tersebut dirinya pun tidak mengambil sepeser uang milik korban.
Meski dirinya ditawari hasilnya merampok.
"Saya tidak mau dan saya takut karena masih memikirkan kuliah," terangnya.
Kejadian ini berawal saat Senin (11/2), ketiga temannya tersebut datang sudah merencanakan pembunuhan ini.
Kemudian, pada Kamis (15/2) saat baru pulang kuliah ketiga temannya datang ke kosannya dan menanyakan tali tambang dan dirinya mengambilkan tali tambang tersebut.
Tyas mengaku tidak tahu tali tambang ini digunakan untuk menjerat korban.
Kemudian, Bayu disuruh memesan gocar dari belakang kantor Gubernur ke Kenten Laut.
Dirinya pun mengaku diajak ketiga temannya tersebut untuk ikut.
Sesampainya di Kenten Laut ketiga temannya pun melakukan aksi ini dan dirinya hanya memegang tangan kiri korban.
Setelah korban tewas, ia pun disuruh membantu membuang korban di semak-semak.
"Saya ingin melaporkan kejadian ini, tapi saya takut karena kata Hengki jika saya melapor maka saya juga akan ditangkap. Jadi saya takut," ujarnya.
Dalam kejahatan tersebut, empat tersangka mengatur rencana dengan memesan taksi online.
Aksi sadis itu mereka lakukan dengan berpura-pura memesan angkutan dari Jalan Kapten Anwar Arsyad, Pakjo, Palembang menuju Kenten Ujung Banyuasin Kamis 15 Februari lalu.
Saat berada di kebun sawit Tanjung Lago, Kecamatan Talang Kelapa, Banyuasin, para pelaku meminta berhenti dan ketika itulah salah satu Poniman menjerat leher Tri menggunakan tali tambang.
Sementara tersangka lain membekap mulut korban dan memegangi tangan.
Lalu, jasad Tri dibuang ke semak-semak dan baru ditemukan polisi sudah menjadi tulang, Jumat (30/3).
Dalam penelusuran, tersangka Poniman (21), ditembak mati karena berusaha melarikan diri saat berusaha diringkus polisi di kediamannya di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Lalan, Musi Banyuasin Sumsel, Kamis (29/3).
Lalu, petugas meringkus tersangka Bayu (20) di Jalan Letnan Simanjuntak, Kecamatan Kemuning, Palembang.
Dia terpaksa dilumpuhkan dengan sebelas tembakan di kakinya karena berusaha kabur.
Bayu saat ini tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.
Sementara Tyas diserahkan orangtuanya.
