Berita Palembang
Hujan Deras dan Angin Kencang Buat Pohon Bertumbangan dan Atap Rumah Terbang di Palembang
Hujan deras disertai angin kencang dan petir membuat sejumlah pohon di Jalan Jendral Bambang Utoyo Lemabang tumbang, Senin siang (2/4).
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Hujan deras disertai angin kencang dan petir membuat sejumlah pohon di Jalan Jendral Bambang Utoyo Lemabang tumbang, Senin siang (2/4).
Dua pohon Mahoni yang tumbuh di halaman belakang SMP Negeri 4 Palembang persisnya di depan Masjid Ukhuwah patah dan menutupi jalan.
Arus listrik di kawasan tersebut juga padam.
Akibatnya kendaraan roda empat tidak bisa melintas dan hanya sepeda motor saja bisa melintas karena pohon hampir menutup seluruh jalan.
Pohon tumbang di kawasan Lemabang bukan hanya satu titik tapi di sejumlah titik di sepanjang Jalan Bambang Utoyo.
Pohon jarak dan Pulih besar di depan TPU Talang Kerikil tumbang dan menutup seluruh badan jalan.
Akibatnya kendaraan tidak bisa melintas.
Tak jauh dari TPU Talang Kerikil di simpang Jalan Sultan Syahrir juga ada pohon tumbang yang mengharuskan petugas memotong pohon dengan gergaji mesin dan bantuan mobil porklip.
Pohon tumbang juga terjadi di Kompleks Tentara Sekojo memaksa jalan ditutup dan arus lalu lintas dialihkan sehingga kendaraan tertumpuk pada satu ruas jalan saja dan macet.
Bukan cuma menumbangkan pohon saja, atap rumah warga juga diterbangkan angin bahkan sejumlah papan reklame kecil di jalan juga ikut diterbangkan angin.
Tak lama berselang sejumlah warga di sekitar lokasi bahu membahu membersihkan pohon agar arus lalu lintas bisa kembali normal.
Selagi dilakukan evakuasi, pengendara khususnyo roda empat diarahkan tidak melintas di jalan tersebut agar tidak menimbulkan kemacetan karena antre menunggu pohon dibersihkan.
Menurut warga sekitar pohon tumbang menjadi hal biasa.
Selain itu petir juga kerap menyambar handphone yang digunakan pemiliknya saat berteduh di Masjid Ukhuwah sehingga petugas masjid kerap memperingatkan pengunjung agar mematikan handphone jika hujan disertai petir datang.
"Tadi kami juga diingatkan untuk tidak main ponsel," kata warga itu ditemui di Masjid Ukhuwah.
Hujan deras disertai angin kencang dan petir ini juga membuat satu gerobak milik pedagang model nyaris terbalik jika tidak cepat diamankan ke tempat tertutup.
Hujan deras disertai angin kencang dan petir juga membuat sejumlah ruas jalan di Palembang banjir.
Jalan Redisen Abdul Rozak salah satunya yang menjadi langganan banjir.
Simpang empat Celentang ini selalu banjir jika hujan deras sebab air tidak bisa mengalir sehingga menggenang di badan jalan.
Akibatnya pengendara memperlambat memperlambat laju kendaraan sehingga membuat jalan macet.
Macet panjang pun tidak bisa dihindari. Untaian kendaraan mengular mulai dari arah Pusri hingga Celentang dan juga di lajur sebaliknya dari Jalan R Sukamto hinga simpang Cilentang.
Titik banjir juga terjadi di depan Halte Kusuma Bangsa di kedua sisi jalan sehingga membuat arus kendaraan berjalan merayap. (tnf)
Kecepatan Angin di Atas 15 Knots
ANGIN deras menerjang Kota Palembang, Senin (2/4) siang kemarin.
Beberapa pohon besar di pinggir jalan tumbang yang dampaknya menimbulkan kemacetan dimana-mana.
Tak hanya itu, beberapa atap rumah warga yang berada di kawasan Lemabang dan Plaju porak poranda diterjang angin kencang.
Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Sumsel, Nandang Pangaribowo menjelaskan, angin yang melintas di daratan Kota Palembang siang lalu masih dalam tahapan normal.
Menurutnya, kecepatan angin saat hujan siang kemarin terpantau diantara 19-20 knots dengan jumlah curah hujan tercatat 34.5 mm.
"Itu masih normal tidak ada badai," kata Nandang saat dibincangi Tribunsumsel, Senin (2/4).
Nandang menyebut, untuk beberapa pohon besar yang terpantau roboh tersebut, kemungkinan terjadi karena cuaca buruk yang menyebabkan angin kencang di atas 15 knots.
Namun, yang tak kalah berpengaruh ialah kondisi umur pohon tersebut yang kemungkinan sudah tua dan rapuh.
"Kemungkinan sudah tua kondisi pohonnya, kalau 15 knots masih aman sekali," jelasnya.
Nandang menjelaskan, untuk badai sangat jarang terjadi di daratan. Menurutnya, badai biasanya terjadi di lautan lepas dan bisa saja terjadi berimbas ke daratan.
"Tapi untuk itu bukan badai ya," tegasnya.
Nandang menjelaskan, musim penghujan masih akan melanda kota Palembang hingga bulan Mei mendatang.
"Pada awal bulan April hingga Mei wilayah Sumsel mulai dari bagaian timur akan memasuki masa musim peralihan dari musim hujan ke musim kemarau."
"Sebagian masih musim penghujan dan diprediksi hingga bulan Mei mendatang," terangnya.
Nandang menjelaskan, peralihan musim ini nantinya akan ditandai pola hujan yang singkat disertai guntur dan angin kencang.
Lalu pada tiga hari berikutnya, akan kembali mengalami panas terik.
"Untuk itulah kami minta masyarakat harus waspada. Tapi ketinggian diperairan juga masih aman antara 0,2 - 0,8 meter," tegasnya. (str)