Berita Lubuklinggau
Pasokan Air di Sawah Tak Lancar, Warga di Lubuklinggau Lebih Pilih Tanam Jagung Ketimbang Padi
Masyarakat Desa C Nawang Sasi, Kecamatan Tugu Mulyo, Kabupaten Musi Rawas (Mura), yang memiliki lahan persawahan saat ini lebih memilih menaman
Penulis: Eko Hepronis | Editor: Melisa Wulandari
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Eko Hepronis
TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU - Masyarakat Desa C Nawang Sasi, Kecamatan Tugu Mulyo, Kabupaten Musi Rawas (Mura),
yang memiliki lahan persawahan saat ini lebih memilih menaman jagung ketimbang menanam padi.
Hal ini disebabkan harga jagung yang cenderung stabil bila dibandingkan harga padi.
Ditambah jarak tanamnya yang cukup pendek karena dalam waktu tiga bulan para petani sudah bisa dipanen.
Baca: Sering Dipakai Rapat, Warga Prabumulih Keluhkan Plafon Balai Karya Makin Rusak Parah
Yatno (35), salah seorang petani setempat mengatakan memilih menanam jagung ketimbang menanam padi dikarenakan tanaman jagung tidak membutuhkan air yang banyak.
"Sejak tiga tahun terakhir kami disini nanam jagung, tidak menanam padi lagi.
Asalnya pasokan air di sawah kami ini tidak lancar, kadang tak mengalir berbulan-bulan" katanya, Rabu (21/3/2018).
Baca: Malang Dialami Satpam di Muratara Ini, Sepulang Kerja Dirinya Dikejar & Dikeroyok Tanpa Ampun
Itulah sebabnya para petani setempat lebih melirik tanaman jagung sebagai pengganti tanaman padi yang selama ini jadi mata pencarian mereka beralih menanam jagung.
"Dari pada lahan kami nganggur, mau menanam padi tapi tidak ada air, lebih baik kita tanam jagung dan menanam tanaman lainnya.
Yang penting masih bisa dimanfaatkan" katanya.
Baca: Undang Pedagang Lorong Basah, Pemkot Palembang Kejar Sertifikasi Halal Untuk LBNC
Ia menerangkan selama ini pihak Dinas Pertanian melalui KUPT setempat hanya bisa prihatin dan menjanjikan kalau irigasi yang kering akan diperbaiki.
Namun sampai saat ini tak kunjung juga diperbaiki.
"Biasanya kalau ada keluhan mereka langsung terjun, tapi cuma ninjau-ninjau saja. Tidak ada solusi.
Buktinya tiga tahun terakhir air tidak sampai ke sawah kami," keluhnya.
Baca: BNN Lubuklinggau Amankan 1 Bandar dan 2 Kurir Narkoba
Sedangkan untuk masalah keuntungan menurut Yatno hampir sama saja dengan menanam padi.
Namun keuntungan lain menanam jagun tidak perlu perlakuan khusus seperti padi
"Tanaman jagung ini pasca ditanam tidak perlu perlakuan khusus seperti menanam padi.
Baca: Diduga Dipukuli Sipir, Warga Binaan Lapas Merah Mata Palembang Tewas Setelah Sempat Sekarat
Tidak ada hama wereng, hama tikus, lalu memanennya juga tidak terlalu susah," ungkapnya.
Hal yang sama disampaikan oleh Mulyono (40) petani setempat mengatakan bila lahan empat hektare sawah miliknya saat ini semuanya ditanam jagung.
Hal itu dilakukan karena padi tak lagi menjanjikan.
"Semenjak tidak ada air saya sudah tanam jagung. Daripada menunggu yang tidak jelas. Lebih baik cari tanaman lainnya," katanya.
Baca: Puluhan Tenant Fashion Ramaikan Palembang Fashion Week di Palembang Icon
Hanya saja, Mulyono sedikit mengeluh karena jagung dipasaran sedikit mengalami penurunan dari pada biasanya.
Harga jagung dipasaran saat ini masih Rp 5000 per kg.
"Tapi biasanya menurut menjelang panen harga akan turun,
Para tengkulak beralasan jagung dipasaran sangat banyak sehingga harga jagung turun drastis dikisaran Rp 4500 per kg," ungkapnya.
Baca: Ratusan Warga Banjarsari Minta Hentikan Penggusuran Lahan Ke Bupati dan DPRD Lahat