Fakta-fakta Tentang Hari Darmawan Pendiri Matahari yang Tewas di Dekat Rumah Masa Tuanya
Pendiri Matahari Department Store serta pemilik Taman Wisata Matahari (TWM) ditemukan tewas di aliran
TRIBUNSUMSEL.COM- Pendiri Matahari Department Store serta pemilik Taman Wisata Matahari (TWM) ditemukan tewas di aliran Sungai Ciliwung, Desa Leuwimalang, Kecamatan Cisarua, Bogor Utara, Minggu (10/3/2018).
Ia tewas tak jauh di vila miliknya Taman Wisata Matahari (TWM), tempat tinggalnya menghabiskan hari tua.
Bangunan yang berdiri di atas tanah seluas 150 meter persegi itu berada di area Taman Wisata Matahari (TWM) Bogor.
Saat mendirikan TWM, Hari tidak menggunakan jasa konsultan, arsitek, dan kontraktor besar.
Ia justru melibatkan para penduduk setempat.
Alasannya, ia bisa menekan biaya pembangunan sekaligus membangun ekonomi penduduk setempat.
Padahal, melihat harta kekayaannya yang begitu melimpah, Hari bisa saja tinggal di apartemen atau rumah mewah.
Hari diketahui mempunyai rumah besar di daerah Bogor, namun ia lebih memilih tinggal di rumah berukuran kecil.
Dalam sebuah wawancara, Hari menjelaskan alasan sederhananya tinggal di area TWM.
"Saya sudah tinggal di sini (TWM) puluhan tahun. Saya punya rumah besar di Bogor, saya bukan bangkrut dan tidak punya rumah ya?" ujar Hari dalam wawancaranya bersama Filantropi pada 2017 silam.
Hari menjelaskan, ia merasa area TWM adalah rumahnya.
Di tempat itu juga Hari bisa merasakan indahnya alam dan bisa memantau langsung para anak buahnya.
"Saya lama-kelamaan merasa di sini 'it is my home', udara begitu besar, saya juga bisa giat membantu anak buah saya," kata Hari.
Ia tidak muluk-muluk untuk urusan tempat tinggal.
"Saya pikir yang penting ada tempat tidur yang baik, ada udara yang baik, ada suasana yang bisa bikin senang, saya cukup," ujar Hari Darmawan.
Tak banyak yang tahu pula sosok Hari Darmawan yang merupakan pelopor perusahaan retail di Indonesia.
Hari Darmawan lahir pada tanggal 27 Mei 1940 di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Hari Darmawan tumbuh di tengah keluarga besar dimana ia memiliki saudara sebanyak 12 orang.
Ayahnya bernama Tan A Siong yang dikenal sebagai pengusaha keturunan Tionghoa di Makassar yang banyak berkecimpung dalam usaha produk pertanian.
Saat Hari Darmawan berusia lima tahun, ia sudah melihat usaha keluarganya bangkrut.
Orangtuanya kemudian membangun usahanya kembali dari nol, sehingga sejak kecil ia sudah diajarkan oleh orangtaunya tentang arti kerja keras, ketekunan dan pantang menyerah dalam berdagang.

Suzy Darmawan Hutomo
Setelah lulus dari SMA, Hari Darmawan memutuskan untuk merantau ke Ibu Kota untuk mengadu nasib.
Di sana ia berjodoh dengan seorang wanita bernama Anna Janti, seorang putri pemilik toko serba ada bernama "Mickey Mouse".
Hari dipercaya untuk mengelola toko tersebut hingga berkembang pesat.
Kemudian, pada 1968 ia membeli toko serba ada bernama "Toko De Zon" yang kini dikenal dengan nama "Matahari".
Hari Darmawan mengalami jatuh bangun dalam menjalankan usaha "Matahari".
Semua yang ia bangun harus menelan kepahitan pada krisis moneter 1997.
Usaha "Matahari" resmi dijual Hari kepada Lippo Group.
Alhasil, Hari Darmwan kemudian mendirikan perusahaan baru bernama "Pasar Swalayan Hari-hari".
Tak hanya bidang retil saja yang dijejalinya, tapi juga bidang pariwisata dengan membangun Taman Wisata Matahari yang berlokasi di Bogor.
Hari Darmawan meninggalkan seorang anak bernama Suzy Darmawan Hutomo dari istrinya Anna Janti.
Suzy pernah tercatat sebagai orang terkaya ke-147 di Indonesia dengan total kekayaan US$ 52 juta.
Saat ini keseluruhan bisnis Hari Darmawan dipikul oleh Suzy Darmawan, pasalnya dia merupakan anak tunggal dari pengusaha tersebut.
Kronologi tewasnya Hari Darmawan
1. Tiba di Vila Pukul 20.00 WIB
Diketahui Hari Darmawan sedang menuju ke vila miliknya yang berada di Desa Jogjogan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jumat (10/3/2018).
Sekretaris Desa (Sekdes) Jogjogan, H Jejen, saat itu dirinya memang melihat ada mobil Hari terparkir di depan gerbang villa yang dikelolanya.
Sekitar pukul 20.00 WIB, Jejen yang baru sampai villa yang bersebelahan dengan lokasi kejadian merasa biasa saja saat melihat ada mobil Hari parkir di sisi jalan.
"Karena biasanya juga suka ke villa untuk istirahat meskipun jarang, jadi sudah tidak aneh lagi," katanya kepada TribunnewsBogor.com, Sabtu (10/3/2018).
Vila milik Hari Darmawan di Desa Jogjogan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor/TribunnewsBogor.com/Mohamad Afkar Sarvika
Dia melanjutkan, dirinya sempat melihat sosok Hari berada di dalam villa yang berdekatan dengan bibir Sungai Ciliwilung.
Hal senada juga dikatakan manajemen TWM lewat siaran pers yang diterima TribunnewsBogor.com.
"seperti biasa beliau sedang beristirahat di salah satu vilanya yang berada di kawasan CIlember, di daerah Hankam sebelum rencana pulang ke rumahnya di TWM," kata perwakilan management TWM, Senior Marketing and Creative Manager Taman Wisata Matahari, Ilham Fadjriansyah.
2. Ingin Lihat Ciliwung Meluap
Saat itu, kondisi cuaca di Kawasan Puncak sedang hujan deras, sehingga kondisi Sungai Ciliwung meluap.
Kebetulan, vila milik Hari berada persis di pinggir Sungai Ciliwung.
Hari Darmawan saat itu ingin melihat kondisi derasnya Sungai Ciliwung dari dekat.
3. Permintaan Terakhir
Saat ingin melihat Sungai Ciliwung, Hari sempat menyebut permintaan terakhirnya.
Diketahui saat itu ia datang ke vila bersama sopirnya.
Menurut penututan warga, H Basri (53), insiden tersebut berawal saat Hari tiba-tiba hilang.
"Iya beliau awalnya ada di Villanya sama sopirnya, sekitar pukul 20.00 WIB," katanya kepada TribunnewsBogor.com.
Dikatakannya bahwa ketika itu sang sopir diminta untuk mengambilkan air minum di mobil milik Hari yang diparkirkan tak jauh dari lokasi kejadian.
"Iya disuruh ke luar ambil air di mobilnya, tapi pas balik lagi, beliau menghilang," jelasnya.
4. Diduga Terpeleset
Diduga, saat mendekat Hari Darmawan kehilangan keseimbangan sehingga diduga Hari terjatuh ke sungai.
"itu masih dugaan sementara, diduga beliau (Hari Darmawan) kehilangan keseimbangan sehingga terjatuh ke dungai Ciliwung yang saat itu arusnya sedang deras," ungkap Senior Marketing and Creative Manager Taman Wisata Matahari, Ilham Fadjriansyah.
5. Pencarian Hingga Dini Hari
Usia kejadian, pihaknya melakukan penyisiran ke area sungai Ciliwung dan melaporkan kepada Pihak Polsek Cisarua.
Pencarian dilakukan hingga pukul 02.00 WIB, Sabtu (10/3/2018) dengan melakukan penyisian di Bantaran Sungai Ciliwung.
Pencarian nihil hingga dilanjut pagi hari dengan meminta bantuan Tim SOAR TWM.
6. Ditemukan Tersangkut di Bebatuan
Tim gabungan dari Tagana dan Tim SOAR TWM melakukan penyisiran dari titik awal diduga tercebur.
Dan sekitar 15 menit melakukan penyisiran, tubuh Hari Darmawanditemukan tak bernyawa tersangkut di bebatuan pukul 06.30 WIB.
Jasad Hari ditemukan di Sungai Ciliwung, Jabar
Tubuh Hari ditemukan dalam posisi tengkurap dan hanya berjarak sekitar 1 km dari lokasi vilanya.
Jenazah pendiri Matahari Department Store, Hari Darmawan rencananya akan disemayamkan di Bali mulai malam nanti, Sabtu (10/3/2018).
7. Dikremasi di Nusa Dua
Menurut informasi terakhir yang didapatkan Tribun Bali, jenazah akan diberangkatkan ke Bali untuk kemudian disemayamkan di Rumah Duka Kertha Semadi Blok VIP di jalan Cargo Permai , Ubung Kaja – Denpasar, Bali.
Selanjutnya akan diberangkatkan ke krematorium Kerta Semadi di Mumbul, Nusa Dua.
Suasana Rumah Suka Duka Kertha Semadi terpantau masih sepi di Jalan Cargo Permai No 109, Ubung Kaja, Denpasar Utara, Bali/Tribun Bali/Fauzan Al Jundi
Menurut informasi yang dihimpun Tribun Bali, jenazah pendiri Matahari Departement Store ini akan diberangkatkan dari Jakarta nanti pada pukul 21.00 WIB langsung menuju ke Bali.
Dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, jenazah Hari Darmawan akan dibawa ke Rumah Duka Duka Kertha Semadi, Jalan Cargo Permai No 109, Ubung Kaja, Denpasar Utara.
"Nanti jam 9 WIB berangkat dari Jakarta, nyampai sini kira-kira jam 12 malam. Malam ini sementara disemayamkan di sini dulu jenazahnya," kata petugas di Suka Duka Kertha Semadi, Sabtu (10/3/2018).
(tribunjabar/tribunbogor/tribunbali)