Gen Milenial

Teater Benang SMK Muhammadiyah 3 Palembang Sukses Pentaskan Lakon Seorang Wanita Pemalu

Itulah sepenggal dialog seorang wanita pemalu (Kenang) dalam pementasan kenang-kenangan seorang wanita pemalu

Editor: M. Syah Beni
Ist
Teater Benang tutup tahun melalui Kenang-kenangan Seorang Wanita Pemalu karya WS. Rendra, Minggu (31/12) di Graha Budaya Jakabaring Palembang. Produksi kedua Teater Benang SMK Muhammadiyah 3 Palembang 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-sekarang aku akan menulis sebuah pengakuan, pengakuan ini mungkin pengakuan yang pertama dan terakhir kalinya. Begitu sangat berat menulis pengakuan semacam ini. Aku tak akan bisa dengan jelas menerangkan mengapa.

Saat ini kenang-kenangan itu sudah menjadi satu dengan darahku dan meracuni segenap daging tubuhku. Aku jadi lemas karenanya. Perasaan itulah yang mendorongku untuk menulis semacam pengakuan ini”.  

Itulah sepenggal dialog seorang wanita pemalu (Kenang) dalam pementasan kenang-kenangan seorang wanita pemalu (yang diinterpretasi dari sebuah kumpulan cerpen karya WS Rendra yang disutradarai Nurul Aicha).

 Teater Benang tutup tahun melalui Kenang-kenangan Seorang Wanita Pemalu karya WS. Rendra, Minggu (31/12) di Graha Budaya Jakabaring Palembang.

Baca: Cuma Karena Pesanan Bedak Seharga Ini, ABG Ini Tega Tusukkan Pisau ke Temannya Sampai Begini

Produksi kedua Teater Benang SMK Muhammadiyah 3 Palembang yang disutradarai Nurul Aicha itu juga digelar dalam rangka penunaian program kerja tahunan Teater Benang yang dibalut dalam tajuk RENDEZVOUS (pertemuan) Pentas Akhir Tahun. Pertunjukan teater bergenre realis ini mengangkat era 60-an dan berhasil memukau penonton kurang lebih 1,5 jam.

"Banyak wacana himbauan (larangan) dalam menyambut pergantian tahun. Jika berbagai kalangan menyuarakannya melalui berbagai media atau bahkan sampai turun ke jalan. Kami (Teater Benang) merefleksi pergantian tahun ini yaitu untuk belajar memaknai kehidupan manusia dan kemanusiaannya. Teater menyampaikan pesan damai, termasuk menyuarakan aspirasi masyarakat tanpa tindakan anarki," kata Icha, Sabtu (30/12).  

Baca: Masih Ingat Mantan Menantu Sultan Kelantan Malaysia? Intip Cantiknya Foto Manohara Odelia Pinot Kini

Sutradara sekaligus ketua Teater Benang, Nurul Aicha menegaskan bahwa pementasan ini merupakan salah satu wujud eksistensi Teater Benang dalam mengembangkan kesenian teater di Palembang terutama di kalangan komunitas teater pelajar.

“Selain itu, ia juga menegaskan bahwa pementasan ini juga membawa muatan berupa muhasabah diri melalui panggung teater dalam menyambut pergantian tahun”, Ujarnya.

Untuk menggarap lakon tersebut, Icha menambahkan bahwa para aktor-aktrisnya harus melakukan observasi dalam pendalaman karakter yang dibilang cukup memakan waktu dan menguras energi.

Baca: Ayu Ting-ting Penampilan Baru, Balajaer Juluki Ini, Akun Gosip: Berarti Babang Tamvan Justin Bieber

Untuk penampilan kali ini kami bekerjasama dengan rekan-rekan AGYPARK (Akrobatik Gym Parkour), melibatkan para aktris-aktor baru, antara lain: Karnaen (diperankan Fandri), Kenang muda (Nurul Aicha), Kenang yang berusia senja (Ida Ayu Safitri), Teman-teman Karnaen (diperankan Suwandi dan Suryadi), Tuti (diperankan Desi Anggraini), Endang (diperankan Nur Ismi Adawiyah) dan Pengantar Surat (diperankan Fadil).

Diketahui, kisah “kenang-kenangan seorang wanita pemalu” menghadirkan kisah percintaan yang tulus dan setia yang berakhir tragis, namun bukan berarti tak bahagia atau kehilangan makna. Malah kian merekah, menjadi sebuah drama cinta yang rohaniah dan sakral.

Baca: Israel Dilanda Kekeringan Panjang, Lakukan Segala Cara hingga Doa Bersama Dipimpin Menteri Pertanian

Wanita pemalu itu menumbuhkan bahwa kesetiaan tak bisa terhalang oleh apapun, meskipun kekasih pujaan hati telah tiada, namun ia yakin tentang hakekat cinta sesungguhnya. Pertama kali karya sastra ini muncul dalam bentuk sebuah kumpulan cerpen yang bernuasana era tahun 1954-1961-an.

Lakon Kenang-kenangan Seorang Wanita Pemalu diinterpretasikan oleh Teater Benang sebagai kehidupan masyarakat era lampau yang berlokasi di Palembang.

Setting realisme dengan latar rumah khas era 60-an ditengah panggung yang dihiasi berbagai ornamen dan properti penanda era dulu.

Lakon diwarnai gerak, koreo dan nyanyian ini menambah aroma era lampau yang kian menonjol menarik imajinasi para penonton larut dalam kemasalampauan.

Baca: Tanyai Soal Keperawanan Nafa Urbach, Hotma Paris Hutapea Alami Hal ini, Kapok Gak Ya ?

Meskipun diakhir cerita pengorbanan Karnaen gugur di medan perang sebagai laskar Heiho yang dalam keberangkatannya membawa luka hati.

Di akhir kisah tepat dipenghujung tahun “dilunasi” oleh Kenang (wanita pemalu) dengan cara yang begitu teguh “menghidupkan” Karnaen melalui caranya sendiri sebagai wanita yang tak henti mencintainya.

Icha melanjutkan, naskah Kenang-Kenangan Seorang Wanita Pemalu ini memang sengaja diusung sebagai bentuk ungkapan dari kemirisan fenomena yang dialami oleh Indonesia akhir-akhir ini, terkhusus anak-anak muda.

Tentu saja, hal ini diharapkan sebagai bentuk penyadaran batin, khususnya bagi generasi muda agar lebih jeli dalam melihat dan menyikapi setiap fenomena yang ada.

Musliadie selaku Waka bidang Kesiswaan, sangat mendukung kreativitas peserta didik yang menyuarakan aspirasinya melalui teater. ”Teater adalah media alternatif untuk menyampaikan pesan sosial. Teater bukan sekadar pentas, tapi mengandung muatan dan substansi kemanusiaan,” ujarnya.

Baca: Unggah Foto Ini Di Instagram, Jessica Iskandar Malah Dianggap Aneh Netizen: Kok Gak Ada Lehernya

 “Kita berharap melalui panggung ini (Kenang-Kenangan Seorang Wanita Pemalu, red) dapat menjadi teguran alternatif bagi para generasi muda, maupun masyarakat pada umumnya agar bersikap lebih dewasa dalam menghadapi peliknya persoalan yang dihadapi negeri ini.” Tandasnya.

 “Teater Benang merupakan teater yang baru tumbuh di Palembang, usianya masih muda. Kita sadar, masih perlu banyak belajar. Kesuksesan pementasan Maret lalu (monolog membunuh, Bahaya!), memacu kami untuk terus lebih banyak berbuat dalam meningkatkan dan mengembangkan seni budaya di Sumatera Selatan. Kita akan terus berproses dan tetap berproses,“ tutup Ida Ayu Safitri selaku Pimpinan Produksi.

Baca: Inilah Rekayasa Lalu Lintas yang Dilakuka Satlantas Polresta Saat Malam Tahun Baru

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved