Mereka Terus Berjuang

5 Kisah Pedagang Kecil yang Mengharukan, Rela Jalan Puluhan Kilo Hingga Bisa Berangkat Haji

Kerja keras, berusaha semaksimal mungkin menjadi modal yang sudah tidak bisa ditawar lagi. Dan itu saja belum cukup

Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: M. Syah Beni
Kolase Tribunsumsel.com

Berawal dari menyewa rumah, kini Sarkani berserta istri sudah mampu membeli rumah sendiri.

Bahkan tak sampai disitu saja, ia kini telah berhasil menjalankan rukun islam yang ke 5 yaitu menjalankan ibadah haji.

Pedagang sayur
Pedagang sayur (Tribunsumsel.com/ Andri Hamdillah)

Dan kebahagian Sarkani semakin bertambah setelah ia berhasil menyekolahkan ke empat anaknya sampai perguruan tinggi.

Ia mengatakan kalau kunci suksesnya tak muluk - muluk, sabar dan terus menjalankan perintah Allah SWT menjadi senjata pamungkas baginya.

Sarkani, bersama istri Rasnawati (59)
Sarkani, bersama istri Rasnawati (59) ()

4. Penjual keripik pisang dengan bahasa isyarat

Berbeda dengan pedagang pada umumnya yang menawarkan barang dagangan dengan menggunakan komunikasi.

Amok pedagang keripik pisang ini sama sekali tidak berkomunikasi dengan pengunjung yang datang untuk membeli keripiknya.

Ia hanya memegangi karton putih dengan tulisan "Jual Keripik Pisang Lampung Rp 17.500.

Hal tersebut terpaksa ia lakukan karena Amok terlahir tanpa bisa berbicara.

Meski tidak bisa berbicara, Amok sama sekali tidak menyerah untuk mencari uang.

Ia tetap sabar berjualan keripik pisang sambil berdiri disamping rumah warga, tepatnya disekitaran Jalan Seduduk Putih.

Kisah perjuangan Amok ini bahkan menarik perhatian Ketua HIPMI Sumsel M Akbar Alfaro yang langsung memberikan bantuan modal untuk Amok berjualan

Penjual Keripik Pisang di jalan keluar mal PTC
Penjual Keripik Pisang di jalan keluar mal PTC (TRIBUNSUMSEL.COM/ ANDRI HAMDILLAH)

5. Rela jalan puluhan kilometer

Pedagang yang satu ini terbilang tangguh, diusia yang sudah menginjak (74) tahun Imron warga Jalan Binjai kertapati ini masih bertenaga layaknya anak muda.

Bagaimana tidak, setiap harinya ia selalu menempuh perjalanan jauh bahkan sampai puluhan kilo.

Tinggal bersama seorang istri yang sudah tidak bisa lagi berjalan karena sakit yang cukup lama dideritanya.

Imron terpaksa harus berjuang agar bisa bertahan hidup dengan cara berjualan mainan anak - anak.

Pesawat mainan serta burung yang terbuat dari plastik ia jajakan kepada setiap orang yang ia temui diperjalanan.

Dari rumahnya Imron berjalan menuju Palembang Square dan sampai sekitaran Kampus Tridinanti.

Tanggungan jawab Imron semakin besar setelah ia juga harus menghidupi saru orang cucunya.

Akan tetapi dengan semngat yang gigih Imron terus menapatkan kakinya menelusuri setiap jalan.

Pria asli Desa Pedamaran Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) ini menawarkan satu mainan dengan harga belasan ribu.

Imron (76) Pedagang Mainan
Imron (76) Pedagang Mainan (TRIBUNSUMSEL.COM/ ANDRI HAMDILLAH)

Rata - rata dari hasil penjualan satu mainan, ia bisa mengantongi keuntungan delapan ribu saja.

Dalam kondisi yang sudah tidak muda lagi, ia juga pernah ditabrak oleh pengendara mobil.

Kejadian tersebut membuat dirinya sempat tidak sadarkan diri.

Karena menjadi tulang punggung keluarga, Imron terpaksa harus melawan rasa takutnya dan memulai aktivitas berjualan kembali setelah kondisinya telah pulih.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved