Jokowi - Tak Ingin Peringatan Sumpah Pemuda Kaku dan Formal, Begini Penampakan Istana Bogor

Terdapat panggung kecil yang berdiri di depan halaman istana. Beberapa musisi ikut mengisi acara di antaranya Barasuara dan Rizky Febian.

Editor: Hartati
(KOMPAS.com/Nabilla Tashandra)
Suasana perayaan Hari Sumpah Pemuda di Istana Bogor, Sabtu (28/10/2017). 

Tanpa itu, maka yang dilakukan dengan penjelasan sejarah masa kini adalah menciptakan kebohongan kepada generasi penerus bangsa ini,” [ Erond Damanik, hariansumutpos.com, 27/10/2010 ]

Senada dengan Erond Damanik, Sejarawan JJ Rizal mengungkapkan bahwa Sumpah Pemuda merupakan produk tahun1950-an.

Isi teks sumpah pemuda pasca 1950 berbeda dengan aslinya (1928). Menurut Rizal, sesuai dengan bukti yang ia dapat melalui surat kabar harian Tionghoa, Sinpo, naskah asli hasil Putusan Kongres Pemuda-pemuda Indonesia berbunyi sebagai berikut:

1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertanah air Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa, bahasa Indonesia.

Sedangkan isi Putusan Kongres yang kemudian berubah judul menjadi ”Sumpah Pemuda” hasil dari perubahan yang dilakukan oleh Muhammad Yamin berbeda dengan teks sebelumnya.

Pada secarik kertas yang ia sodorkan kepada Soegondo ketika Mr. Sunario sedang berpidato pada sesi terakhir kongres.

Yamin berbisik kepada Soegondo, ”Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie” (Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan Kongres ini).

yang kemudian Soegondo membubuhi paraf ”setuju” pada secarik kertas tersebut, kemudian diteruskan kepada yang lain untuk ”paraf setuju” juga.

Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.

Isi naskah Putusan Kongres Pemuda - pemuda Indonesia hasil rekayasa Muhammad Yamin adalah sebagai berikut:
1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Sejarawan JJ Rizal turut menjelaskan bahwa kata ”sumpah” merupakan korupsi teks sejarah yang dilakukan untuk kepentingan ideologis yaitu mengaitkan dengan sebuah peristiwa besar jaman Majapahit yaitu Sumpah Palapa.

Maka dibawalah sumpah Patih Gajah Mada itu ke ranah kepentingan politik kontemporer.

Penyematan kata sumpah sekaligus untuk memberikan nuansa sakral.

SOSOK MUHAMMAD YAMIN

Moehammad Yamin adalah seorang sarjana hukum kelahiran Sawah Lunto (Sumatera Barat) tahun 1903.

Halaman
1234
Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved