Anggota DPR Serukan Myanmar Tiru Indonesia Dalam Mengolah Keberagaman dan Demokrasi

India masih berusaha memberikan catatan keberatannya dalam pengajuan draf resolusi yang akan dihasilkan IPU.

Editor: Hartati
Tribunsumsel.com/ M Ardiansyah
Rohingya 

Berita ini sebelumnya sudah diterbitkan di Kompas.com dengan judul Anggota DPR Naik Pitam saat Parlemen India Sebut Rohingya Teroris

Protes dan Kecaman Terus Mengalir Terkait Rohingya, Aung San Suu Kyi Beladiri Enggan Disalahkan

TRIBUNSUMSEL.COM - Sekian lama tutup mulut, akhirnya Aung San Suu Kyi akhirnya tanggapi tekanan bertubi dunia internasional terkait tragedi Rohingya.

Ia malah balik menuding, tuduhan ke Myanmar berawal dari informasi palsu! 

Pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, menilai, sentimen anti-Myanmar yang berkembang di berbagai negara merupakan buah dari kampanye kabar bohong ( hoax) yang dibuat "untuk mempromosikan kepentingan teroris”.

"Gelombang simpati masyarakat internasional terhadap etnis Rohingnya dibidani oleh "gunung es raksasa berupa informasi palsu," kata Suu Kyi seperti dilaporkan Deutsche Welle, Rabu (6/9/2017).

Menurutnya, kampanye kabar bohong tersebut "sengaja dibuat untuk mempromosikan kepentingan teroris."

Pernyataan tersebut dipublikasikan menyusul desakan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang menyebut perlakuan militer Myanmar terhadap minoritas Muslim Rohingya sebagai "genosida."

Namun Suu Kyi mengatakan, militer justru "melindungi semua penduduk" di negara bagian Rakhine.

Tekanan internasional terhadap Suu Kyi belakangan kian menggunung menyusul gelombang pengungsi Rohingya yang mencapai lebih dari 140.000 orang sejak 25 Agustus lalu.

Sejumlah pengungsi mengklaim, tentara pemerintah membunuh warga sipil, memerkosa perempuan, dan membakar desa-desa untuk menghalau militan Arakan Rohingya Salvation Army.

Suu Kyi mengecam penyebaran kabar hoax seputar korban Rohingya seperti ulah Wakil Perdana Menteri Turki, Mehmet Simsek, yang memuat foto jenazah korban bencana dan perang di tempat lain, tapi mengklaimnya sebagai korban Rohingya.

Kabar hoax serupa juga sempat ramai menyemuti media-media sosial di berbagai negara Muslim sejak beberapa pekan terakhir.

Bahkan mantan Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Tifatul Sembiring sempat mengunggah foto korban pembantaian etnis muslim Rohingya di Rakhine State, Myanmar, di akun Twitter pribadinya.

Kemudian Tifatul mengaku keliru mengunggah foto tersebut, namun dia dikritik netizen karena tidak mengecek terlebih dahulu kebenaran foto sebelum mengunggahnya.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved