Ayah Simpan Uang 20 Juta untuknya, Tak Disangka saat Dilihat Isi Tabungan Bikin Pria Ini Melongo
Jika ingin bepergian, harus melintasi jalan tikungan dan tanjakan pegunungan. Saat cuaca cerah dan terang
Ingin sekali bertemu denganmu, tapi juga tidak tahu kapan ayah akan pergi meninggalkan dunia ini.
Dalam 10 tahun belakangan ini, aku telah bekerja keras mencari uang yang harus kuberikan untuk siapa?
Anak: Zhangliang Ayah: Xu Dawei"
Ia juga menuliskan alamat tempatnya tinggal.
Benar saja, tidak berapa lama kemudian, anaknya datang beserta cucu dan istrinya dengan penuh semangat.
Ia melihat wajah menantunya, Cuicui, bersinar dan tersenyum padanya.
Tak lama setelah mengikuti mereka pulang, Xu Dawei sakit keras.
Sebenarnya, ia telah mengetahui bahwa tubuhnya memang sudah tidak mampu bertahan lagi.
Jadi, ia pun sengaja ingin menghabiskan waktu bersama anaknya.
Selama 10 tahun ini, Zhangliang dan Cuicui sudah dikaruniai dua orang anak, laki-laki dan perempuan.
Anak sulungnya telah berusia 8 tahun.
Xu Dawei sangat menyayanginya dan ingin hidup lebih lama untuk menemani mereka.
Namun, takdir berkata lain, setelah pulang ke rumah selama 6 bulan, Xu Dawei meninggal.
Setelah ia meninggal, anaknya Zhangliang dan istrinya Cuicui sibuk mencari kartu ATM Xu Dawei.
Akhirnya mereka menemukan sebuah kotak tua dan di dalamnya ditemukan kartu ATM, yang setelah di cek ternyata isi nominalnya membuat mereka tercengang!
Kemana 20 juta rupiah itu? Mengapa hanya ada 1 rupiah? Mereka pun menangis dan masih tidak menyerah.
Mereka bergegas pulang dan mengeluarkan semua barang Xu Dawei.
Dan mereka menemukan sepucuk surat di bawah bantal Xu Dawei.
Setelah dibaca, mereka berdua merasakan penyesalan yang tidak ada habisnya!
Ternyata Xu Dawei hanya ingin anak dan menantunya bisa berubah.
Awalnya, ia memang menyimpan 20 juta rupiah untuk diberikan pada anak dan menantunya.
Teringat pada suatu malam, anak dan menantunya mengira bahwa Xu Dawei telah tertidur.
Mereka pun berbisik. Xu Dawei mendengar kata anaknya:
"Istriku, kita tunggu saja kakek tua itu meninggal.
Setelah dia meninggal, kita segera ambil uangnya dan pergi dari rumah ini. Sekarang kita sedikit bersabar saja."
Istrinya berkata: "kalau bukan karena uang di tabungan itu, aku sudah tidak tahan menunggunya!"
Setelah mendengar percakapan anak dan menantunya, Xu Dawei menangis.
Pada keesokkan harinya, ia menyuruh cucunya untuk memanggil kepala desa.
Untungnya hari itu, anak dan menantunya sedang tidak di rumah.
Xu Dawei pun mempercayakan seluruh uangnya untuk di kirim ke kepala desa dan berkata bahwa uang ini harus digunakan untuk membangun sekolah.
Ia berharap cucu-cucunya dan seluruh anak di desa ini bisa mendapat pendidikan yang layak seperti anak-anak di kota.
3 tahun kemudian, desa itu membangun sebuah sekolah dasar sehingga anak-anak desa tidak perlu lagi jauh-jauh ke kota untuk bersekolah.
