Rumah Pintar Untuk Masa Depan Melalui Dana CSR Pertamina
Bantuan yang diberikan beberapa waktu itu kata Kusnadi setelah dikelolah kelompok tani hasilnya mulai terlihat.
TRIBUNSUMSEL.COM, BATURAJA - Sentuhan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) JOB Pertamina Jadestone, manfaatnya mulai dirasakan masyarakat atau Kelompok tani di wilayah Ring 1 perusahaan minyak itu.
Misalnya, di Desa Makarti Tama, Kecamatan Peninjauan, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU).
Seketaris Desa (Sekdes) Desa Makarti Tama, Sugiarto didampingi Anggota Kelompok Tani
Tani Bukit Makmur di Desa Sempat, Kusnadi mengucapkan terima kasih atas perhatian dari pihak perusahaan ke desa mereka.
Banyak bantuan yang telah diberikan. Satu diantaranya berupa 20.000 ribu biji bibit tanaman karet.
Bantuan yang diberikan beberapa waktu itu kata Kusnadi setelah dikelolah kelompok tani hasilnya mulai terlihat.
Sedikitnya sudah belasan ribu yang tubuh dan siap diproduksi untuk di tanam.
"Ada tiga jenis bibit karet yang diberikan. Antara lain jenis PB260, PR 300 dan BP24. Sementara ini hasil pembibitan baru untuk kelompok tani. Untuk hasil getah karet tiga jenis kita belum tahu, sebab belum diuji atau belum di sadap," ceritanya.
Seketaris Desa (Sekdes) Desa Makarti Tama, Sugiarto menambahkan, bukan hanya itu bantuan melalui CSR yang mereka dapat dari perusahaan minyak yang ada di wilayah desa mereka tersebut.
Melainkan mereka juga dapat Kolam Ikan. Ukuran ada sekitar 4x6 meter. Dalam kolam itu dikembang biakan tiga jenis ikan. Antara lain Ikan Lele, Mujair Nila dan Patin.
"Dengan adanya bantuan yang sudah diterima ini kami ucapkab terima kasih. Kedepan harapan kami bantuan bisa lebih banyak lagi," harapnya.
Kepala Desa (Kades), Makarti Tama, Kecamatan Peninjauan, Wagiso mengucapkan terima kasih kepada Pertamina Jadestone telah menyalurkan CSR yang tepat sasaran untuk masyarakat sekitar.
“Saya sangat berterima kasih kepada perusahaan telah memberikan bantuan CSR diantara rumah pintar, budi daya sayuran, budi daya karet, dan budidaya ikan.
"Rumah pintar ini untuk masa depan anak sehat dan cerdas siap membangun negeri, rumah pintar memiliki lima Group dengan jumlah muridnya puluhan orang," katanya.
Field Manajer JOB Pertamina-Jadestone (OK) Ltd, Djodi Kusuma kepada wartawan usai kegiatan Media Field Trip Forum Jurnalis Migas (FJM) Sumsel 2017 bersama SKK Migas-KKKS Sumbagsel di JOB Pertamina-Jadestone (OK) Ltd mengatakan, sebelum berganti nama menjadi Jadestone nama yang dikenal di kalangan masyarakat terutama warga sekitar yakni Talisman.
Ia mengungkapkan, Desa binaan JOB Pertamina Jadestone antara lain, Desa Makarti dan Penilikan sebagai salah satu wujud dan komitmen perusahaan dalam membantu pemerintah serta rasa peduli dan tanggungjawab yang tinggi terhadap lingkungan hidup.
Sebelumnya ia jelaskan, Jadestone (OK) Ltd sukses capai target produksi. Kini perhari mampu memproduksi rata-rata 2300barel oil/D.
Jumlah tersebut over dari target yang ditentukan 2100 barel oil/D. "Kami saat ini sudah tembus target produksi. Kami terus berusaha meningkatkan produksi,” katanya
Ia menambahkan, saat ini pihaknya memiliki 100 sumur lebih. Namun, yang masih aktif sekitar 57 sumur.
“Kami ada sumur minyak, gas dan injeksi. Alhamdulillah meski sudah mencapai 29 tahun, produksinya masih cukup baik,” katanya.
Pihaknya berharap, kedepan JOB Pertamina-Jadestone (OK) Ltd bisa diberikan kesempatan lagi untuk melanjutkan kontrak kerja 20 tahun ke depan.
“Saat ini, sedang mengurus siapa yang akan melanjutkan. InsyaAllah Jadestone diberikan kesempatan lagi. Tapi tergantung apakah Pertamina mau dan mampu. Dan Jadestone mau dan mampu,” ungkapnya.
Sehingga, pihaknya melakukan eksplorasi lagi. Untuk melihat apakah ada tempat-tempat yang bisa dibor lagi. Dan akan dieksploitasi lagi.
“InsyaAllah produksinya meningkat lagi. Baik minyak maupun gas,” tambahnya.
Sementara itu, perwakilan dari SKK Migas Sumbagsel, Dian Sulistiawan mengatakan kebutuhan energi di Indonesia saat ini mencapai 1,6 jutabarel perhari. Sementara, produksi sekitar 830 ribu barel perhari.
“Itu artinya sudah cukup jauh. Kami butuh cadangan. Kalau gak kita importir terus. Ini disebabkan cadangan kita kurang. Kebutuhan konsumsi migas bertambah terus. Baik industri dan kendaraan. Kemudian konsumsi rumah tangga terus meningkat. Makanya, harus dicari terus cadangan,” pungkas Dian Sulistiawan. (rws)