Gara-gara Panas Bocah Ini 19 Tahun Terkapar di Tempat Tidur Tidak Berdaya, Kisahnya Bikin Nangis
Mendengar pernyataan dokter tersebut, Erma hanya bisa membesarkan hati untuk tetap merawat anaknya.
Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Hartati
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Andri Hamdillah
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Erma Warga Jalan Enim 7 RT 9 RW 4 Kecamatan Sako tidak pernah membayangkan sebelumnya kalau putri pertamanya harus tertimpa penyakit yang menakutkan, Sabtu (7/10/2017).
Terlahir ke dunia 19 tahun yang lalu, Aftaria Ramadana anak pertama Erma harus bergelut dengan penyakit ganas yang menyerangnya sejak ia berusia 2 tahun.
Bermula saat Aftaria Ramadana (Dana) sapaan akrabnya menginjak usia 2 tahun, ia selalu sakit panas yang berlebihan dan sering dibawa ke Puskesmas.
"Dana sering panas tinggi, sering saya bawa untuk berobat", kata ibunya Erma saat di jumpai Tribun dikediamannya.
Tak lama setelah panas tinggi yang sering menyerang anaknya, sampailah kepada puncak ketika suhu tubuh anaknya kembali naik dalam waktu yang lama ketika sore hari.
Selain panas yang tinggi, tubuh Dana juga kejang - kejang lalu Erma bersama suaminya Fajar segera langsung membawa ke rumah sakit Muhammad Housin (RSMH) untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Dana sempat tidak sadarkan diri selama berada di rumah sakit.
"Anak saya 9 hari tidak sadarkan diri, kala itu saya sangat ketakutan atas kondisi anak saya", jelasnya.
Setelah mendapatkan perawatan selama 17 hari Dana akhirnya bisa kembali dibawa pulang ke rumah.
Akan tetapi Erma belum bisa mendapatkan kabar baik, pasalnya sebelum Dana diperbolehkan pulang ke rumah Dokter menyampaikan pesan kepada Erma kalau anaknya terkena penyakit Infeksi dibagian Otak dan sulit untuk disembuhkan.
Mendengar pernyataan dokter tersebut, Erma hanya bisa membesarkan hati untuk tetap merawat anaknya.
"Meski dokter mengatakan anak saya sulit disembuhkan, tetapi saya tidak berputus asa untuk merawat Dana", terangnya.
Kondisi Dana saat ini sangat memprihatinkan, selain tubuhnya yang hanya tinggal dilapisi kulit saja, ia juga tidak bisa berjalan dan berbicara.
"Dana kesehariannya hanya ya seperti ini di rumah, tidak bisa apa - apa", ungkap sang ibu.