Breaking News

Dokter Bilang Penyakit Saraf Anaknya Tidak Bisa Disembuhkan, Ini yang Dilakukan Ibu Pada Putrinya

Setiap hari, Erma dengan sabar dan setia merawat putrinya, mulai dari memberi makan, mengganti pakaian dan berbagai keperluan lainnya.

Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Hartati
Tribunsumsel.com/Andri Hamdillah
Aftaria Ramadana atau akrab disapa Dana anak pertama pasangan Erma dan Fajar harus bergelut dengan penyakit ganas yang menyerangnya sejak ia berusia 2 tahun, kini usianya 19 tahun dan hanya bisa terbaring di tempat tidur setiap hari tanpa bisa melakukan apapun. 

Laporan Wartawan TribunSumsel.com, Agung Dwipayana

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Aftaria Ramadana (19) hanya bisa terbaring lemah di atas kasur lantai tempat ia berbaring.

Di dalam rumah kontrakan sederhana berukuran 3 x 4 meter, sulung dari tiga bersaudara putri pasangan M. Fajar dan Erma ini menghabiskan waktunya dengan hanya berbaring.

Dana, nama panggilannya, merupakan warga Perumnas Sako Enim VII (tujuh) RT 9 RW 4, Kecamatan Sako, kota Palembang.

Dana mengalami lumpuh sejak usia 5 tahun. Ia tampak kurus kering dan bahkan (maaf) tubuhnya seperti tulang dibalut kulit.

Di samping Dana, ada Erma sang ibu yang setia menemani putri tercinta.

"Dia (Dana) mengidap penyakit ini sejak bayi. Awalnya ketika lahir, kondisinya normal. Ketika usia 3 bulan, kepalanya ini tidak bisa tegak, lemah begitu. Ketika itu kami tidak ada biaya untuk memeriksakan kondisinya ke dokter," tutur Erma kepada TribunSumsel yang menyambangi kediamannya, Sabtu (7/10/2017). 

Di usia satu tahun, lanjut Erma, putrinya kerap mengalami kejang dan demam panas.

Dengan kondisinya tersebut, Dana sempat diduga mengidap penyakit epilepsi atau ayan.

"Tapi kalau epilepsi, tidak panas pun badan bisa kejang-kejang, itu yang saya heran. Tapi setelah minum obat dari dokter, tidak kejang-kejang lagi," kata Erma.

Sedangkan untuk penyakit lumpuh, masih kata Erma, menurut dokter yang menangani penyakit putrinya saya, Dana tidak bisa disembuhkan lagi.

"Kata dokter ketika menunjukkan ct scan, saraf otak anak saya sudah rusak dan tidak bisa normal kembali. Beginilah keadaan anak saya, jadi tawakal saja saya," katanya lirih.

Karena tidak ada biaya, Dana terpaksa dirawat seadanya di rumah.

Setiap hari, Erma dengan sabar dan setia merawat putrinya, mulai dari memberi makan, mengganti pakaian dan berbagai keperluan lainnya.

Erma mengaku tidak bisa berbuat banyak.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved