Waspadai Hutan dan Lahan Kembali Terbakar, Ini yang Dilakukan BPBD dan Tim Satgas
Mulai dari Satgas darat tetap maksimal, posko maksimal, kekurangan alat ditambah, satgas udara maksimal, dan patroli ditingkatkan.
Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Hartati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG,--Meski pancaroba atau masa peralihan antara dua musim, yaitu di antara musim kemarau dan musim penghujan, yang diprediksi BMKG akan terjadi pada awal Oktober mendatang.
Namun, Pemerintah Ptovinsi Sumatera Selatan (Sumsel) melalui tim pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), akan meningkatkan patroli udara mendeteksi titip hotspot kebakaran lahan dan hutan di Sumsel.
"Kondisi sekarang kita tetap mempertahankan agar hotspot tidak bertambah dan jadi asap. Sekarang kondusif, dimana BMKG memperkirakan pada Bulan Oktober ada perubahan dari panas ke hujan," kata Staf Ahli Gubernur Sumsel Bidang Penanggulangan Bencana, Yulizar Dinoto didampingi Plt Kepala BPBD Sumsel Iriansyah, disela-sela rapat koordinasi dan evaluasi pengendalian karhutla di posko BPBD Sumsel.
Menurut Yulizar, pihaknya tidak ingin "kecolongan" terjadi kebakaran lahan dan hutan di Sumsel yang cukup besar, diperubahan musim ini.
Sehingga, mulai dari Satgas darat tetap maksimal, posko maksimal, kekurangan alat ditambah, satgas udara maksimal, dan patroli ditingkatkan.
"Kewaspadaan juga harua maksimal, jangan hari- hari terakhir ada kebakaran. Untuk patroli udara akan kita tingkatkan tensinya hingga 2 kali lipat. Dimana selama ini pagi dan siang, nanti sore juga akan dilakukan, jika ada titik api maka akan dipadamkan melalui water boombing," jelasnya.
Sementara itu, kebakaran hutan dan lahan kembali berlangsung di Sumatera Selatan dipicu oleh puncak musim kemarau pada 11-18 September 2017 di Ogan Ilir dan Muaraenim.
Kali ini, kebakaran tidak hanya di lahan gambut tapi telah merembet ke tanah mineral di Muara Belida, Muaraenim, yang diperkirakan telah menhanguskan lahan seluas 150 hektare.
