Gaji Sebulan 52 Juta Rupiah, Pria Ini Segera Daftar, Tapi Begitu Sampai Disana, Ternyata

Gaji Sebulan 52 Juta Rupiah?!" Pria Ini pun Segera Daftar, Tapi Begitu Sampai Disana, Ia Malah "Kaget Bukan Main"… Tidak Menyangka Hal Ini Bisa Terjad

ilustrasi 

Ketika aku dan Sinyo menikah, orang tua sinyo hanya memberikan 2 juta Rupiah saja.

Aku heran, mengapa kini mereka minta Sinyo untuk memberikan hadiah sebesar 40 juta Rupiah?

 Aku melarang Sinyo untuk memberikannya.

"Gak salah apa? Itu hadiah pernikahan atau mas kawin?

Toh Rudi juga selama ini bekerja dan punya tabungan sendiri…."

Namun tak kusangka, Sinyo akhirnya tetap memberikannya secara diam-diam.

Ketika tahu akan hal tersebut, aku marah besar!

Aku kecewa Sinyo tidak mendengarkan perkataanku, ia bahkan tidak jujur terhadapku!

Saking marah dan kecewa, sempat terpikir di benakku untuk bercerai.

Akan tetapi aku akhirnya membatalkan niat tersebut dan memutuskan untuk memberi Sinyo kesempatan kedua.

Kini gaji Sinyo mencapai 30 juta sebulan, aku pun minta pada Sinyo untuk membeli rumah.

Jika perhitunganku tidak meleset, kami sudah bisa membayar uang muka pembelian rumah dengan cicilan tak lebih dari 7 tahun!

Namun ketika aku menyatakan keinginanku tersebut, Sinyo tiba-tiba gelagapan.

Ia memberikan seribu satu alasan untuk tidak membeli rumah terlebih dahulu.

Aku merasa ada sesuatu yang Sinyo sembunyikan dariku.

Oleh sebab itu, ketika Sinyo sedang tidak ada di rumah, diam-diam aku mengambil buku tabungan Sinyo dan mengecek isinya.

Tak disangka, uang di buku tabungan Sinyo hanya ada 20 juta saja! Dengan gaji yang didapatkan Sinyo beberapa tahun belakangan, mana mungkin tabungannya hanya ada 20 juta…?

Ketika Sinyo pulang, aku langsung menyodorkan buku tabungan ke depan muka Sinyo.

Ia kemudian memberitahu bahwa beberapa waktu lalu Rudi ingin membeli rumah, namun uangnya tidak cukup.

Orang tua Sinyo menyuruhnya untuk memberi Rudi pinjaman sebesar 400 juta! Aku diam mematung mendengar perkataan Sinyo.

"Kita cerai saja…"ujarku dingin. "Kamu tahu sudah lama aku ingin punya rumah sendiri"

Sekarang ketika kamu sudah memiliki uang yang cukup, kamu malah memilih untuk membelikan adikmu rumah"

"Lebih parahnya lagi, kamu mengulang kesalahan yang sama: memberikannya diam-diam di belakangku!"

"Apa artinya pernikahan jika tidak ada kejujuran, keterbukaan, dan kepercayaan?"

"Apakah kamu masih menganggapku istrimu?"

"Kelihatannya keluargamu memang lebih penting daripada diriku."

"Jika demikian, silahkan kamu kembali kepada keluargamu tercinta"

"Anggap saja aku tak pernah ada dalam hidupmu!" kataku dengan nada tinggi"

"Sinyo berusaha untuk minta maaf, namun aku sudah terlalu terluka…"

"Aku memutuskan untuk keluar dari rumah dan tinggal di rumah orang tuaku untuk jangka waktu yang tidak ditentukan"

"Mungkin 1 minggu, 1 bulan, 1 tahun, atau bahkan selamanya"

"Aku rasa ini adalah waktu yang tepat untuk aku dan Sinyo menginstropeksi diri masing-masing"

"Meskipun jauh di dalam lubuk hati aku tak ingin bercerai, namun jika Sinyo tetap tak mengubah sikapnya mengenai perihal ini, maka aku memilih untuk bercerai..."

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved