Kaget Lihat Wanita Merangkak Keluar Dari Toilet, Kejadian Berikutnya Buat Kita Nangis dan Ingat Ibu
Jasa dan lelah ibu mengandung, melahirkan serta membesarkan sungguh tidak terhitung besarnya.
Penulis: Kharisma Tri Saputra | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNSUMSEL.COM - Jasa dan lelah ibu mengandung, melahirkan serta membesarkan sungguh tidak terhitung besarnya.
Oleh itu di usia mereka yang semakin singkat ini, anak-anak hendaklah mencurahkan kasih sayang sepenuhnya.
Dan berbakti sehingga ke akhir hayat mereka.
Seperti kisah yang mau kami bagikan ini.
Wanita ini melihat betapa besarnya kasih sayang seorang anak kepada ibunya.
Dalam keadaan ibu yang merangkak keluar dari toilet.
Si anak menunggu di depan pintu dengan wajah risau akan keadaan ibu.
Dilansir sembanggempak dari akun Facebook Mary Anni, begini ceritanya
Dukungan Ke Surga.
Ketika saya melangkah masuk ke toilet wanita di sebuah bandara.
Terlihat seorang lelaki botak, berbaju kerah bulat, bercelana di bawah lutut sedang berdiri tepat di pintu masuk toilet wanita tersebut.
Beliau kelihatan sedang mengawasi keadaan dalam toilet wanita.
Matanya liar seolah mencari sesuatu. Terlihat saya, dia senyum sedikit. Kemudian wajahnya serius kembali.
Walaupun berasa curiga, saya tetap segera meneruskan langkah masuk ke toilet. Ada urusan yang perlu diselesaikan secepat mungkin.
Sepatutnya saya rasa risau dan berhati-hati apabila melihat lelaki tadi.
Bukan sedikit kejadian di toilet umum yang tidak enak didengar sudah terjadi dan dilaporkan di media.
Tetapi entahlah… Saya tidak curiga, tidak rasa risau, tidak rasa terancam.
Selesai urusan, saya melangkah terus ke wastafel untuk membersihkan tangan.
Saya terdengar suara berdehem di tandas belakang saya ketika itu.
‘MAK, SUDAHKAH MAK?’
Oh! Ada pengguna toilet yang lain, pikir saya. Tidak terasa juga ketika masuk tadi.
Saat membersihkan tangan, pintu toilet di belakang saya itu tiba-tiba dibuka.
Tidak pula saya dengar kunci pintu dibuka sebelum itu. Dugaan saya, pintu itu ditutup begitu saja tanpa dikunci.
Terdengar seseorang sedang keluar dari toilet tersebut, tetapi saya tidak nampak sosok tubuhnya.
Tidak lama kemudian, melalui cermin di depan wastafel di mana saya berdiri, saya melihat seorang wanita berusia merangkak keluar dari toilet itu. Ya, merangkak.
Saya terkejut. Bukan karena takut. Terkejut karena apa yang saya sedang lihat adalah jauh daripada apa yang saya kira akan lihat.
Wanita tua itu merangkak perlahan dan sempat memberikan senyuman kepada saya dalam perjalanannya perlahan-lahan keluar.
“Mak, sudahkah mak?” Saya terdengar suara lelaki dari pintu masuk utama toilet. Ya, lelaki di pintu masuk itu tadi.
“Sudah.” Balas wanita tua itu perlahan, masih merangkak perlahan ke arah anaknya.
Saya mundur beberapa langkah dari wastafel, lalu terpandang lelaki tersebut menyambut ibunya.
Membersihkan tapak tangan ibunya lalu membetulkan posisi ibunya.
Dalam waktu sebentar itu, saya dapat lihat betapa lembutnya lelaki itu melayani ibunya.
Lelaki itu sempat membetulkan tudung ibunya dan memegang pipi yang sudah berkerut itu.
‘MINTA MAAF MAK, TIDAK DAPAT IKUT TADI’
“Minta maaf, mak. Tidak dapat ikut tadi.” Sekilas saya mendengar ucapan maaf lelaki itu. Ibunya senyum saja.
Oh… Indahnya pemandangan itu bagi saya.
Lelaki itu perlahan-lahan meletakkan tangan ibu ke bahunya. Membetulkan rangkulan ibunya agar kuat.
Kemudian perlahan-lahan juga dia berdiri, mendukung ibunya di belakang tubuhnya.
“Ok mak? Boleh saya gerak sekarang?” Lelaki itu bertanya lembut.
“Geraklah…” Balas ibunya perlahan.
Mereka pergi. Saya masih di wastafel. Menangis. #HatiTisu. Terharu. Pilu. Kagum. Banyak perasaan bercampur-baur.
Cukup beruntung lelaki itu diberikan kesempatan berbakti dan menyantuni ibunya.
Semoga Allah berikan kesempatan begitu juga buat kita dan anak-anak kita.
Namun jika ibunda sudah tiada, doa kita amat berharga. Jangan putus berdoa.
Semoga kasih sayang kita bertemu di surga.
