12 Tahun Suami Menghilang,Istri Baru Tersadar Saat Menemukan Surat di Peti Mati,Ternyata Selama Ini
Penyakitnya yang makin parah membuat Liu Ping-ling tinggal menikmati hari-hari tuanya.
Surat yang ditingglkan sang suami untuk Liu Ping-ling, istrinya.Matanya pun berkaca-kaca ketika melihat/membaca isi surat ayahnya :
Untuk Ping Ling istriku dan anakku
Ketika kalian melihat surat ini, mungkin ayah sudah tidak ada lagi di dunia.
Dua tahun lalu, ayah didiagnosis menderita kanker, dan hanya dapat hidup selama dua tahun, tapi ayah bersyukur masih bisa bertahan selama itu.
Liang erl dan Mei erl anakku, jangan salahkan ayah yang tidak memberitahu kalian tentang sakit ini.
Penyakit ayah ini tidak tersembuhkan lagi, jadi tidak perlu menghambur-hamburkan uang untuk rumah sakit.
Ayah tahu kalian anak yang sangat berbakti, ayah percaya kalian bisa menjaga dan merawat ibu kalian dengan baik, jadi ayah pergi dengan nyaman dan tenang, semoga ibu kalian selalu sehat dan panjang umur.
Ayah ingin sekali melihat kelahiran cucu ayah, tapi penyakit ini semakin parah dari hari ke hari.
Ayah merasa waktu ayah sudah tidak banyak lagi, jadi ayah tidak ingin kepergian ayah hanya akan mencairkan suasana bahagia di hari kelahiran anak kalian, ayah memilih pergi, semoga kalian hidup bahagia.
Ping Ling istriku, aku telah menyusahkanmu selama hidup bersamaku, membuat kamu menderita dan tersiksa sendirian di rumah, aku amat sangat menyesal tidak bisa membahagiakanmu.
Aku minta maaf, aku tak bisa membalas kebaikanmu dalam kehidupanku sekarang, semoga dalam kehidupan mendatang aku bisa menebusnya untukmu.
Peti mati ini, sebenarnya aku siapakan untuk diriku, kemudian aku pikir-pikir, lebih baik untukmu saja!
Aku pergi, jangan merindukan, aku yang mencintai kalian!
Setelah membaca surat itu, sepasang kaki Liang erl, anaknya itu tiba-tiba lemas dan berlutut di atas lantai, ia ingin menangis, tapi ditahannya, tidak membiarkan air matanya mengalir.
Setelah cukup lama diam membisu, ia membawa surat itu dan berjalan ke samping ibunya yang buta huruf, lalu berkata pada ibunya sambil tersenyum, ini surat dari ayah bu, katanya ayah sudah keluar negeri, nanti baru pulang setelah mengumpulkan banyak uang.
Wajah sang ibu seketika tersenyum, dan samar-samar mengatakan :“Syukurlah kalau masih hidup” tak lama kemudian, dan secara perlahan ia pun memejamkan matanya dalam keheningan