Korban Begal di Cinde
Lagi Mencari Pendamping Hidup, Bahrudin Keburu Dipanggil Menghadap Ilahi dengan Cara Tidak Wajar
Karena ada bibinya yang pernah menimbah ilmu di Pondok Pesantren Gontor korban akhirnya meminta bantuan kepada bibinya tersebut.
Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Hartati
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Andri Hamdillah
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Sebelum meninggal Minggu Bahrudin (28) warga Jalan Tombak RT 07 RW 02 Kecamatan Kemuning ini ternyata sedang dalam proses mencari pasangan hidup, Selasa (29/8/2017).
Ditemui di kediamannya, kakak ipar perempuan korban Susanti (32) membenarkan kalau adiknya sedang dalam proses mencari pasangan hidup.
"Adik saya benar sedang mencari jodoh, sayangnya sebelum keinginanya tercapai ia sudah harus meninggal dengan cara tak wajar", ungkapnya.
Semasa hidupnya korban sangat tertarik kepada wanita penghafal Al - Quran Hafidzoh, sampai - sampai ia meminta bantuan kepada keluarganya agar ikut serta mencarikan wanita sesuai kriterianya.
Karena ada bibinya yang pernah menimbah ilmu di Pondok Pesantren Gontor korban akhirnya meminta bantuan kepada bibinya tersebut.
Sempat berkenalan dengan wanita tersebut hubungan mereka akhirnya pun kandas setelah wanita tersebut tidak mau ikut tinggal bersama korban di Palembang apabila telah menikah nanti.
"Ia tidak mau pacaran, katanya itu dosa jadi ia hanya taaruf saja, pernah hampir bertemu jodoh tetapi kandas karena wanita yang akan dinikahinya tidak mau tinggal di kota Palembang setelah menikah", katanya.
Naas bagi Minggu Bahrudin sebelum ia sempat menemukan jodohnya, nyawanya harus melayang dengan delapan tusukan akibat aksi yang diduga pembegalan terhadap dirinya.
"Kasihan adik saya sebelum ia sempat menikah, Allah SWT telah terlebih dahulu memanggilnya", terang Susanti.
Keluarga korban berharap agar pelaku pembunuhan terhadap bungsu dari 6 bersaudara tersebut segera rertangkap dan di hukum seberat - beratnya.
Sebelum meninggal korban Minggu Bahrudin (28) telah meninggalkan tanda - tanda kejanggalan di rumahnya, Selasa (29/8/2017).
Pagi sebelum ia dinyatakan tewas dimalam harinya, Kakak perempuan korban Susanti (32) telah merasakan ada perbedaan dengan Minggu Bahrudin.
Pukul 07.00 pagi sebelum berangkat kerja korban tampak sangat tergesa - gesa berangkat kerja.
"Ia biasanya tidak seperti itu, tetapi pagi itu adik saya tampak ingin cepat - cepat pergi", jelas Susanti.