Mereka Terus Berjuang
Rela Cerai Hingga Diasingkan Keluarga Karena Jadi Mualaf, Mimpi Aneh ini yang Membuatnya Jadi Kuat
Sesekali ia juga menyapu halaman masjid. Menggunakan baju berwarna merah dipadu celana panjang dasar serta peci putih melekat di kepalanya.
Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: M. Syah Beni
"Saya tidak tahu siapa yang melempar saya, tetapi lemparan tersebut terasa sangat menyakitkan dan yang anehnya ketika saya melihat ke belakang tidak ada pelakunya", jelasnya.
Sejak itu ia merasa gelisah.
Kebimbangan hatinya membawa pada ajaran-ajaran Islam.

"Saya sebelumnya tidaklah mengenal apa itu agama islam, sampai akhirnya hati dan pikiran saya seperti mendorong untuk mempelajari islam", tegasnya.
Sambil mata berkaca - kaca ia bercerita keinginannya untuk mendalami islam sudah tidak bisa ditunda.
Akhirnya ia memutuskan untuk memeluk agama islam pada tahun 1983.
Setelah menjadi seorang mualaf ia juga pernah bermimpi.
Di dalam mimpinya ia bertemu dengan seseorang yang mengajaknya untuk melihat suatu tempat.
"Di dalam surga semua terasa indah tidak bisa saya ceritakan melalui perkataan akan keindahan tersebut, sedangkan saat memasuki neraka ia melihat api yang membara - bara membakar setiap orang yang seperti mempunyai kesalahan semasa hidupnya", tegasnya.
Telah banyak mendapatkan pengalaman spiritual, ia pun semakin belajar untuk mendekatkan diri kepada pencipta.
Meski ia harus merelakan istrinya untuk berpisah.
"Istri saya tidak mau ikut bersama saya masuk dan menjadi seorang mualaf," terangnya
Ia pun akhirnya bercerai dengan istrinya, mencoba menguatkan hatinya dengan ia terus berbuat baik dan menjalankan ibadah salat wajib lima wakktu.
Tak hanya itu saja, ia juga harus rela dijauhkan dari keluarganya, karena keputusannya tersebut.