Mereka Terus Berjuang

Rela Cerai Hingga Diasingkan Keluarga Karena Jadi Mualaf, Mimpi Aneh ini yang Membuatnya Jadi Kuat

Sesekali ia juga menyapu halaman masjid. Menggunakan baju berwarna merah dipadu celana panjang dasar serta peci putih melekat di kepalanya.

Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: M. Syah Beni
TRIBUNSUMSEL.COM/ ANDRI HAMDILLAH
Rudi Suryanto 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Andri Hamdillah

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Hidup penuh dengan misteri sepertinya cocok untuk melambangkan perjalanan hidup Rudi Suryanto (59), Rabu (9/8/2017).

Pria yang bekerja sebagai penjaga kebersihan masjid Cheng Ho, Jakabaring, Palembang ini, memiliki kepribadian yang teladan.

Siang itu jamaah masjid cukup ramai.

Satu persatu sepatu dan sandal jamaah disusunnya dengan rapi.

Sesekali ia juga menyapu halaman masjid.

Menggunakan baju berwarna merah dipadu celana panjang dasar serta peci putih melekat di kepalanya.

Rudi Suryanto
Rudi Suryanto (TRIBUNSUMSEL.COM/ ANDRI HAMDILLAH)

Ia tampak duduk sambil menjaga sepatu dan sandal jamaah.

Ayah satu anak tersebut telah bekerja di masjid Cheng Ho selama empat tahun.

Sebelumnya ia adalah pengusaha sukses yang memiliki banyak harta.

Kisahnya berawal dari pernikahannya dengan seorang wanita.

Selama bertahun - tahun menikah ia tak juga mendapatkan keturunan.

Sampai akhirnya ia mendapatkan pengalaman spiritual yang cukup mengagetkan.

Ia sering dilempar dengan benda keras dari arah belakang saat berada di rumahnya.

Anehnya tak ada tanda-tanda ada orang yang melempar tersebut.

"Saya tidak tahu siapa yang melempar saya, tetapi lemparan tersebut terasa sangat menyakitkan dan yang anehnya ketika saya melihat ke belakang tidak ada pelakunya", jelasnya.

Sejak itu ia merasa gelisah.

Kebimbangan hatinya membawa pada ajaran-ajaran Islam.

Masjid Cheng Ho
Masjid Cheng Ho (TRIBUNSUMSEL.COM/ ANDRI HAMDILLAH)

"Saya sebelumnya tidaklah mengenal apa itu agama islam, sampai akhirnya hati dan pikiran saya seperti mendorong untuk mempelajari islam", tegasnya.

Sambil mata berkaca - kaca ia bercerita keinginannya untuk mendalami islam sudah tidak bisa ditunda.

Akhirnya ia memutuskan untuk memeluk agama islam pada tahun 1983.

Setelah menjadi seorang mualaf ia juga pernah bermimpi.

Di dalam mimpinya ia bertemu dengan seseorang yang mengajaknya untuk melihat suatu tempat.

"Di dalam surga semua terasa indah tidak bisa saya ceritakan melalui perkataan akan keindahan tersebut, sedangkan saat memasuki neraka ia melihat api yang membara - bara membakar setiap orang yang seperti mempunyai kesalahan semasa hidupnya", tegasnya.

Telah banyak mendapatkan pengalaman spiritual, ia pun semakin belajar untuk mendekatkan diri kepada pencipta.

 Meski ia harus merelakan istrinya untuk berpisah.

"Istri saya tidak mau ikut bersama saya masuk dan menjadi seorang mualaf," terangnya

Ia pun akhirnya bercerai dengan istrinya, mencoba menguatkan hatinya dengan ia terus berbuat baik dan menjalankan ibadah salat wajib lima wakktu.

Tak hanya itu saja, ia juga harus rela dijauhkan dari keluarganya, karena keputusannya tersebut.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved