Balita Dianiaya Hingga Tewas

Ngaku Cuma Colek Pantat Alvin, Rupanya Begini Sadisnya Anas Aniaya Bocah 2,5 Tahun Hingga Tewas

Menurut Kevin, pria yang dipanggilnya bapak itu tidak pernah marah ke dirinya karena tidak lagi kencing di kasur.

Penulis: Edison | Editor: Hartati
Tribunsumsel.com/ Edison
Anas Tasulismana Pelaku penganiayaan bocah hingga tewas 

Selain itu pelaku juga memukul tulang rusuk dan menendang balita malang itu.

Korban kemudian terus menangis dan mendekati pintu, kesal dengan Alvin masih terus nangis pelaku lalu menendang korban hingga terpental dari rumah panggung setinggi 1,5 meter.

Ibu korban yang sebelumnya telah mengetahui itu lalu meminta bantuan Rusli bersama Haironi.

Rusli lalu mendekati tersangka sedangkan Haironi mengambil korban lalu membawanya ke rumah Santi dan mendapati korban telah menghembuskan nafas terakhir.

Pelaku penganiayaan balita hingga tewas, Anasta Sulismana ketika diamankan petugas kepolisian Polsek Cambai kota Prabumulih, Kamis (3/8/2017). (Tribunsumsel.com/Edison)
Pelaku kemudian diamankan jajaran petugas Polsek Cambai untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Dihadapan petugas, pelaku Anasta Sulismana membantah dirinya menganiaya korban hingga tewas.

"Saya hanya pukul tidak kuat di muka, lalu di depan pintu itu saya hanya colek pantatnya dan dia jatuh," ungkap pria beristri beranak tiga itu.

Anasta mengatakan, dirinya kenal Mia dua tahun lalu karena sering mencari hiburan di cafe ketika libur dari bekerja di PT KAI.

"Tiap libur bekerja di PT KAI sebagai sarana gerbong PUK saya selalu mencari hiburan ke cafe, lalu kenal Mia dan akrab, saya bangunkan rumah di tanah bawah tower Sutet dan saya belikan perabot. Makanya saya kesal dia pacaran lagi dengan pria lain sementara rumah dan barang dari saya semua," bebernya.

Sementara anak pertama korban, Kelvin mengaku melihat Anasta menganiaya adiknya berkali-kali hingga jatuh dari rumah.

"Iya lihat, tapi saya takut, saya pura-pura tidur," ungkap anak yang masih polos itu.

Sementara saksi mata, Rusli (50) tetangga korban mengatakan, ketika ia dan Haironi hendak menyelamatkan korban melihat pelaku masih dalam kondisi marah dan mabuk.

"Saya tenangkan dia itu masih marah-marah, saya dihubungi Mia jika anaknya dianiaya oleh pelaku," bebernya dihadapan polisi.

Sedangkan Mia, ibu korban kepada wartawan mengharapkan agar petugas kepolisian memberikan hukuman seberat-beratnya kepada pelaku.

"Hukum seberat-beratnya, hukuman mati atau seumur hidup, saya tidak rela anak saya dibunuh," ungkapnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved