Jauh-jauh dari Kanada ke Singapura Bukannya Liburan tapi Ini yang Dilakukannya, Bikin Heboh
Dia melarikan uang senilai 30.000 dolar Singapura atau sekitar Rp 300 juta dari bank yang berada di kawasan Holland Village.
Aksi ini sudah dilakukan selama satu tahun oleh para pelaku. Kini polisi tengah menyelidiki apakah ada keterlibatan pemilik SPBU atau tidak.
Polisi menyelidiki ini setelah banyak warga disitu mengeluh soal bensin yang selalu kurang, makanya diturunkan tim.
Sementara itu, sejumlah pembeli mengaku sudah tahu kekacauan takaran di SPBU itu. Tapi terpaksa membeli disitu karena tak ada SPBU lain di daerah itu.
Salah seorang warga bernama Wagino (32) mengatakan, alasan dia tetap mengisi bahan bakar disana karena lokasinya yang strategis. Sebab, pompa bensin itu hanya ada di wilayah Rempoa.
"Sedangkan pompa bensin lain adanya di Ciputat dan Bintaro. Ya jauh kalau mau kesana," kata Wagino.
Pria asal Wonogiri itu juga mengatakan, dirinya memang mencurigai pompa bensin itu sudah cukup lama. Selama ia mengisi bensin, jumlah bensinnya tak pernah sesuai dengan permintaan. Namun, karena alasan tak ada SPBU lain, dia tak peduli.
"Hukum berat saja mereka tuh," kata Wagino.
Atas perbuatannya, para pelaku dijerat Pasal 62 ayat (1) Jo Pasal 8 ayat (1) huruf a,b,c Pasal 9 ayat (1) huruf d dan Pasal 10 huruf a UU RI No 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen dan Pasal 32 ayat (2) Jo Pasal 30 dan Pasal 31 UU RI No 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal, dengan ancaman hukuman penjara paling lama lima tahun atau denda Rp 2 miliar.
20 Liter Jadi 18,6 Liter
Otak-atik yang dilakukan pelaku di dispenser BBM dengan memakai alat tertentu dan pengendali jarak jauh ternyata bisa mengurangi takaran bahan bakar cukup banyak.
Dari 20 liter bahan bakar jenis Pertamax, dengan ulah dari pelaku bisa jadi hanya 18,6 liter yang terisi di tangki konsumen.
Polisi memastikan kecurangan itu setelah membeli Pertamax sebanyak 20 liter yang ternyata tidak sesuai takaran.
"Paling parah ini Pertamax tadi. Dari 20 liter yang dibeli, 1,4 liter yang dicurangi," ujar AKBP Adi Vivid.
Adi menunjukkan alat-alat yang digunakan untuk mengurangi takaran dan menghadirkan tersangka berbaju tahanan warna oranye.
Menurut Adi, pengurangan dilakukan ke semua jenis BBM yang dijual di SPBU itu.
"Teman-teman bisa bayangkan berapa keuntungannya," kata dia.